29

512 Kata

“Tapi aku takut Qis,” ucap Yenni yang menggenggam kuat lengan Qisti agar Qisti mengurungkan niatnya. “Apa yang kamu takutkan? Sudahlah, dia itu bukan malaikat yang bisa mencabut nyawa kita, kita harus bisa membuatnya makin panas.” “Aku tidak ikutan ya,” sahut Yenni dengan cemberut. “Tidak perlu, biar aku saja sendiri yang akan menantang dia!” “Tapi aku takut kamu di bully sama Hani dan teman-temannya.” “Sudah Yen, aku bilang tidak takut, berarti aku benar-benar tidak takut!” jawab Qisti mengakhiri perdebatannya bersama Yenni dan pergi menuju lapangan. Qisti telah sampai di lapangan bersama Yenni, Hani dan kelompoknya juga telah berdiri di samping Qisti, Hani dengan sengaja menatap Qisti dengan tatapan terhunus seperti ingin menikamnya, sepertinya perempuan itu tidak main-main dengan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN