“Apa yang terjadi?” tanya Aser sesaat setelah sampai di rumah Santi. “Penyakit mama kambuh lagi, Om.” Ara memutuskan untuk bolos sekolah. Ia mengusap kepala Santi dengan lembut. “Santi, kamu kenapa?” Aser mendekati. “Aaaiiiiittt ....” Hanya kata itu yang keluar dari bibir Santi. Tubuhnya terbaring lemah di atas ranjang tanpa bisa digerakkan. “Bawa ke rumah sakit ya?” tawar Aser. Santi langsung menggeleng. “Herman, sudah coba ke rumah akang?” tanya Aser ke suami Santi. “Akang tidak ada di rumah. Rencana aku mau bawa ke tempat pak Kori, tapi Santi tidak mau.” “Nanti siang coba lihat ke rumah akang lagi. Atau nanti siang, biar aku coba ke rumah akang.” “Iya, Ser. Aku juga bingung mau bawa Santi berobat kemana lagi.” “Cici dan mama sudah diberi tahu?” “Aaaann ... Aaaannn ....” Santi