Aser berjalan perlahan menuju kamar Yeni. Tanpa mengucap salam, ia masuk begitu saja ke dalam kamar Yeni dan melihat ibunya tengah mengaji di atas ranjang. “Mama ....” Aser mendekati ibunya. “Shadaqallahul adzim ....” Yeni pun menyudahi kegiatan mengajinya. Yeni melipat kitab sucinya dengan baik dan meletakkan kitab suci itu di ata nakas. Ia melabuhkan tatapannya ke arah Aser. “Aser ...,” lirih Yeni. “Mama ... apa yang sudah terjadi pada mama?” “Bukankah Cici sudah menceritakannya?” “Aku mau dengar dari bibir mama sendiri, sebab yang diceritakan Herman dan Santi berbeda dengan apa yang sudah disampaikan oleh Cici.” “Berarti percuma juga mama menberitahukannya padamu. Kamu tidak akan memercayainya juga.” Yeni mulai mengemasi mukena yang masih ia kenakan. “Ma, tolong jawab pertanyaa