Herman dan Rosi merasa heran. Adegan yang biasanya bisa sampai berjam-jam itu, selesai hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit saja. Herman menyelesaikan tujuannya dalam waktu sangat singkat dari biasanya. Pastinya Rosi tidak terpuaskan kali ini. “Abang, ada apa denganmu? Bahkan sekali pun aku belum sampai.” Rosi mengernyit. Ia menatap Herman dengan tatapan nanar. Tak biasanya sepupunya itu terlihat lemah di ranjang. “Rosi, maaf ... abang juga tidak tahu mengapa jadi seperti ini.” Herman sendiri juga tak kalah bingung. Ia bahkan terus memerhatikan rudalnya yang seakan kembali ke bentuk semula. “Sudahlah, sekarang cepat kenakan pakaianmu dan segera tinggalkan rumah ini. Aku tidak ingin bang Ceki ataupun warga memergoki kita. Aku juga mohon dengan sangat, tolong lupakan hubungan kita.