Arya menimang kembali uang di tangannya, itu adalah uang yang berhasil disisihkan olehnya. Tak seberapa, kalau dipikir-pikir, ia kalah jumlah dengan tabungan ibunya. Terlihat sekali bahwa ia tak bisa membantu orangtuanya. Gajian yang selama ini diterima seolah hanya lewat untuk kebutuhan Seno awal masuk kampus, untuk dirinya yang sering kedatangan paket namun setelah beli cuma diunboxing, alias mangkrak di lemari, tidak pernah disentuh apalagi dipakai. Terdengar ketukan di pintu kamarnya tak lama kepala Ibu muncul dari sana, Arya segera meletakkan kembali uangnya di bawah bantal. Badriah tersenyum lebar. "Kamu sudah bilang sama Tari, kan kalo Sabtu nanti kita ke sana?" Arya mengangguk. "Udaaah tenang aja, Tari juga bilang untuk nggak dadakan langsung dilamar," ujar Arya tak sadar memb