Prolog
Bagaimana rasanya kalau kalian pernah suka sama orang, pernah saling suka tapi harus berpisah karena terpaksa. Dipisah oleh keadaan, diperkuat dengan waktu, dan kini dipertemukan kembali oleh cerita masa lalu.
Tari tak percaya dengan adanya satu pesan masuk yang kini terdapat dalam inbox f*******: nya. Dari Arya.
Ingatannya terlempar pada insiden saat satu kelas menghujatnya. Tulisan dan gambar 'Dont judge a book by cover' yang memenuhi bangkunya kala itu. Teriakan dan lemparan sinis yang diberikan orang satu kelas kepadanya.
Dan satu kalimat yang diingatnya. "Kita harus berpisah dulu, aku berdoa kita bertemu di lain waktu."
Tuhan, Tari benar-benar tidak menyangka dengan adanya takdir yang kini membawa Arya-nya kembali. Setelah hubungan mereka yang dinyatakan putus 3 tahun yang lalu sebab banyaknya orang iri melihat betapa serasinya mereka, berpisah tanpa kabar dan tidak mengetahui keberadaan masing-masing.
Malam itu, Tari ternganga dengan satu pesan masuk dari Arya.
Tar, apa kabar? Tolong bales pesanku ya, Arya.
Arya. Dunia yang pernah ada untuknya, yang pernah lenyap, rindu yang tak pernah bertuan karena ia takut pria itu sudah mempunyai yang lain. Kini Tari nyaris tersungkur dengan tangis yang miris.
Pria yang pernah membuat harinya menjadi terbolak-balik telah kembali.
Rindunya kini dapat terobati. Akan ada yang menjawab rindunya, akan ada yang membalas cintanya. Masa lalu yang pernah memberikan jarak kini tak dibiarkan lagi dibiarkaan Tari untuk memisahkan mereka.
Secepatnya, dibalasnya sebuah kalimat dengan tergesa-gesa, seolah-olah takut jika sedetik saja ia lalai menjawab, pesan itu akan lenyap dari pandang matanya, takut jika ia tak segera membalas, nama itu akan pergi seperti dahulu kala.
Tari takut. Ia tak ingin semuanya terulang.
Baik, Ar. Jangan pergi lagi, tolong.
Namun, siapa yang bisa menghentikan kehendak alam dan takdir. Hanya ada satu buah keyakinan, sebuah kesabaran, dan satu hasil yang akan dinikmati oleh dua pecinta yang menggenapkan tugas mereka.