Bahagia dan Sedih

1517 Kata

Mobil yang Damar kendarai telah terparkir di salah satu area parkiran rumah sakit terbesar kota kembang Bandung. Sengaja pria bule itu membawa langsung Khanza ke sana, agar wanita cantik tersebut bisa cepat mengetahui keadaan kedua orangtuanya. "Aku bantu turun, ya. Sepertinya kau masih lemas, Mentari. apa kau membutuhkan kursi roda? Biar aku pinjam ke dalam dulu." Khanza menggeleng. "Aku kuat kok, untuk sekedar berjalan." Baru kali ini Khanza bersuara kembali, karena dalam perjalanan dia hanya diam tak mau diajak ngobrol. "Ya, sudah aku bantu. Pegangan saja di lenganku." Wanita itu menurut dia turun dari mobil dengan menerima uluran tangan Damar sebagai pegangan. "Tunggu sebentar, aku kunci dulu mobilnya." Tak butuh banyak waktu karena memang tinggal menggunakan remote saja, pin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN