“Kau mau apa—“ Sean berhenti bicara saat Becca berdiri begitu dekat, membawa alat pengecek suhu tubuh. Memeriksanya lagi, “suhu tubuhmu sudah mulai normal.” Ujarnya, sambil mundur. “Hm!” Sean berdehem kecil, seharian ini sampai malam lagi, Becca mengurusnya. "Sudah kubilang, hanya demam biasa. Kau tidak usah mengurusku, aku sembuh pun bukan karena kau. Jadi jangan harap aku akan berterima kasih padamu! Perbuatanmu tidak ada yang berkesan untukku!" Gaya arogannya memang tidak akan hilang, "tenang saja, walau terima kasih itu gratis. Aku tidak akan memaksanya, tidak semua orang bisa melakukannya. Hanya orang-orang tertentu," yang punya hati dan sikap positif. Lanjut Becca dalam hatinya. Belum apa-apa, ia tak mengungkit, tapi Sean sudah bilang begitu lebih dulu. Becca meletakkan ala