Melewatkan dua malam terkurung di dalam kamar membuat tubuh Chrysant semakin melemah lantaran ia selalu menolak untuk makan. Wanita muda itu seperti ingin membunuh dirinya sendiri dengan kelaparan. Ia tidak lagi berharap Ares akan membebaskannya setelah dua kali dua puluh empat jam pria itu tidak lagi menemuinya. Chrysant berjalan dengan langkah limbung menuju jendela berteralis besi yang cukup rapat. Air matanya sudah mengering dan yang ia bisa lakukan hanya menatap keluar jendela sambil kedua tangannya memegangi teralis seperti seorang tahanan yang berada di balik penjara. “Kau seharusnya menghabiskan makananmu, Chrysant.” Suara pria yang tiba-tiba terdengar secara otomatis mendorong Chrysant menoleh ke belakang. “Apa yang kau lakukan di sini?” Pandangan sendu Chrysant menemukan Di