Ares masih menatap tubuh Chrysant yang tak bergerak, tertidur pulas, di atas ranjang dari birai jendela ketika suara bel menggema di telinganya. Menahan Chrysant tetap tinggal di sana bukan ide yang bagus untuk mengobati keraguannya, tetapi efektif untuk memberi perlindungan pada wanita itu. Untuk sementara ia bisa mengabaikan perasaan sangsinya pada Chrysant. Terlebih lagi setelah ciuman itu terjadi begitu saja, ia nyaris melupakan Crystal untuk sesaat. Namun, ia berusaha untuk tetap waras. Ia melakukan semua ini lantaran makhluk-makhluk yang mengincarnya mulai memanfaat Chrysant sebagai kelemahannya. Ares membuka pintu dan melihat Dimas tersenyum. Mata gelapnya memancarkan kuriositas yang tinggi. Meskipun Dimas tidak mengatakan apa-apa di hati dan mulutnya, tetapi Ares dapat menangkap s