Bab. 31

1406 Kata

“Dokter Haidar, mengenal Aisyah?” tanya Wahid dengan wajah cemas. Haidar memasang wajah sungkan dan bingung. Haruskah ia pergi dari sana agar tak menjadi pengganggu. Namun, dokter tampan itu bukanlah orang yang suka menghindar dari masalah. “Kebetulan, saya—“ “Haidar adalah teman sekolahnya Aisyah dulu! Karena batuan Nak Haidar lah Aisyah mendapatkan penanganan tepat.” Akbar memotong jawaban Haidar. “Ah, benar. Kebetulan saat sekolah kami satu kelas selama dua tahun berturut-turut,” imbuh Haidar mencoba mengurangi tatapan cemasnya Wahid. Sayangnya, ucapan Haidar tak membuat wajah cemas Wahid berkurang. Lelaki berjambang tipis itu menunduk sebentar. Dadanya tampak naik turun, menahan rasa kesal dan emosi. Tiba-tiba lelaki itu menatap Haidar dengan tatapan penuh selidik. Tentu saja dok

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN