Melviano masih mematung di tempat saat Stela melepaskan ciumannya dan mengusap bibir pria itu yang sedikit basah karena ulahnya. “Itu baru namanya bersenang-senang,” kata Stela, tak terlihat merasa malu sedikit pun, padahal dia yang menyerang Melviano lebih dulu dan secara terang-terangan. “Apa kamu memang biasa seagresif itu, Stela?” Stela mengendikan kedua bahu, “Begitulah aku. Kenapa memangnya? Kamu tidak suka aku cium?” Melviano menggelengkan kepala, “Bukan begitu. Aku hanya terkejut kamu tiba-tiba menyerangku.” “Itu karena aku ingin menunjukan padamu arti bersenang-senang yang sebenarnya karena yang kamu katakana tadi … seperti melihat pemandangan indah di puncak gunung itu namanya bukan bersenang-senang menurutku.” “Oh, ya? Lantas apa namanya?” “Menenangkan diri,” jawab Ste