“Mom, aku sudah sampai.” Letty terkekeh, tetapi matanya tampak berkaca-kaca lantas dua bulir cairan bening jatuh ke pipinya. Ya Tuhan, rasanya baru sebentar Letty bersama putrinya dan sekarang dia harus merelakan sebuah perpisahan yang Letty sendiri tak tahu apakah dia bisa bertemu dengan putrinya lagi atau tidak. Namun, kenyataan seolah selalu ingin menyudutkan Letty dan mendorongnya ke tepi jurang terdalam. Membuat Letty tak memiliki banyak pilihan selain merelakan putrinya dibawa pergi oleh ayahnya. “Mommy?” Panggilan itu membuat Letty bergeming. Sebisa mungkin ia meredam suara tangisan yang sesungguhnya bagai ingin meledak di dalam tenggorokannya. Wanita muda itu berusaha untuk tegar. Sekalipun masih sesenggukan, tetapi Letty berusaha keras untuk tegar. Semua ini demi keluarganya.