BEAUTIFUL JOURNEY [The Perfect Guardians]

Takdir. Adalah sesuatu yang telah digariskan pada hidup setiap manusia. Kebahagian dan kepedihan kadang kala datang berdampingan. Suka dan duka berjalan beriringan. Setiap manusia punya caranya sendiri untuk menjalani hidup yang telah digariskan kepadanya. Beberapa orang dituntut untuk bisa berpikiran kritis untuk bisa memecahkan masalahnya. Satu lagi. Kisah kehidupan keluarga Van Der Lyn. Masih dengan luka yang sama. Masih dengan misteri yang sama yang belum terpecahkan. Tragedi 23 Desember 2016, di mana ada tiga korban yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya. Mereka adalah : Elena Cardenaz istri dari Fredrick Van Der Lyn, si kepala mafia yang kini menjalani hukuman di penjara khusus milik CIA. Sebuah tempat yang jauh. Tak dapat dijangkau oleh siapapun. Korban selanjutnya adalah Lenox Van Der Lyn, anak bungsu Fredrick. Dan yang terakhir, Lucas Van Der Lyn, adik dari Fredrick Van Der Lyn sekaligus ayah dari Canadia Van Der Lyn. Gadis yang juga mewarisi seratus persen darah Van Der Lyn yang terkenal pemberani, tak takut pada apa pun dan pada siapapun. Mereka klan yang dianggap menjadikan bahaya sebagai permainan terbaik yang menuntut untuk ditaklukan. Namun, bahaya yang dihadapi Canadia bukan untuk menghancurkan sindikat rahasia milik keluarganya seperti yang pernah diperjuangkan oleh Letty Van Der Lyn yang kini masih bersedia menjalani hukumannya di penjara Drak Hall, Inggris. Bukan juga bahaya seperti yang dihadapi Leonard Van Der Lyn yang ternyata memiliki sindikat rahasia di Rusia. Pria yang memposisikan dirinya sebagai bahaya itu sendiri. Satu-satunya manusia yang ditakuti di seantero dunia gelap mafia. Mereka tentu akan bergidik saat mendengar nama ‘el Diablo’, akan tetapi, apa yang didapatkan oleh sang iblis saat ini? Dia menderita. Kehidupannya tak pernah tenang. Pria itu mendapatkan hukuman lebih menyeramkan daripada dilemparkan ke neraka. Pria Van Der Lyn dengan julukan el Diablo itu dihukum dengan cara yang paling tragis. Ia yang terlalu sering menggorok leher orang lain, menyaksikan sendiri bagaimana pisau yang sering digunakannya untuk membunuh, akhirnya membunuh kekasihnya sendiri. Adakah yang lebih menderita dari semua itu? Bahkan, semua penderitaannya belum cukup sebab ia sendiri masih harus berjuang untuk menemukan ibu dan saudaranya. Di sisi lain ada seorang gadis bernama Canadia Van Der Lyn yang juga siap menghadapi bahaya seperti yang dilakukan para sepupunya. Namun, berbeda dari dua orang petarung Van Der Lyn sebelumnya, Canadia Van Der Lyn tidak memiliki kekuatan super seperti Letty yang bisa mengendalikan pikiran orang lain atau seperti Leonard yang memiliki insting, intuisi dan juga tubuh yang peka mematahkan bahaya. Canadia tidak dianugerahi kemampuan khusus atau bahkan dilatih untuk itu. Ia hanya punya seorang penjaga yang sejak kecil terus berada di depanya. Menghalau semua bahaya yang hendak mendatangi sang gadis. Walaupun Canadia bisa bela diri, menggunakan pistol juga mahir, hanya saja ia tak pernah benar-benar diterjunkan ke dalam dunia gelap. Tak pernah berurusan dengan kartel atau bahkan berkelahi sekalipun. Tidak. Seseorang yang sejak kecil berdiri di depannya. Menjadi tameng yang kokoh bagi sang Van Der Lyn. Ia telah bersumpah atas nama hidupnya jika ia akan melindungi satu-satunya putri dari Lucas Van Der Lyn. Kehebatan dan kekuatan si pria berdarah Diaz itu tak bisa diragukan lagi. Bahkan ia bisa menembak dari jarak tak terkira. Pelurunya selalu mendarat akurat. Keahliannya terbentuk sejak kecil. Ia telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk keluarga Dune. Angelie Dune adalah majikannya. Ia telah bersama wanita itu sejak masih muda dan sekarang majikannya telah menjadi istri dari seorang pria kaya raya. *** Manhattan New York – America. 21 Maret 2003 ________________   “Matheo,” panggil Angelie. Seorang pria berumur dua puluh tahun melangkah dengan kepala tertunduk mendekati sang majikan yang sedang duduk di balkon luar sambil menggendong bayi perempuannya. “Ya, Nyonya.” Angelie Dune tersenyum. Lewat gerakan matanya, ia menunjuk kursi dari rotan berbentuk cembung di depannya. Matheo pun duduk di sana. Angelie menghela napas lantas memutar pandangannya. Memandang bangunan-bangunan pencakar langit yang mengelilingi kondominum tempat mereka tinggal. “Setiap kali aku melihatmu, aku hampir tidak percaya jika kau masih sangat muda ketika menjadi pengawal pribadiku,” kata Angelie. Ia kembali memandang si pria muda di depannya. Pria itu hanya mengulum bibir membentuk senyum simpul. “Umurmu sepuluh tahun saat itu, tapi kau sudah sangat mahir menggunakan senjata. Kau bahkan pernah berkelahi dengan teman sekolahku dulu, iya kan?” Matheo terkekeh. Ia memalingkan wajah. “Aku tidak menyangka jika Nyona masih mengingat kejadian itu,” kata Matheo. Angelie tersenyum. “Bagaimana aku bisa lupa, Matheo? Enam belas jahitan di pelipismu membuatku akan mengingat kejadian itu seumur hidup.” Angelie kembali menghela napas. Ia berdiri. Berjalan menghampiri Matheo, lantas wanita itu menyerahkan bayi dalam pangkuannya kepada Matheo. Awalnya Matheo sedikit ragu. Pria itu mengangkat pandangan pada Angelie, akan tetapi sang Nyonya hanya tersenyum sambil mengedikkan kepala menunjuk bayinya. Matheo kembali menjatuhkan tatapan. Memandang bayi Van Der Lyn yang tampak begitu damai. Ia tertidur sambil menghisap ibu jarinya. Entah mengapa Matheo jadi ingin tersenyum. “Mulai sekarang kau akan menjaga putriku.” Matheo kembali mengangkat pandangannya. Menatap wajah sang nyonya yang kini memberikan senyum sumringah padanya. “Matheo, maukah kau menjaga Canadia dengan segenap hidupmu? Seperti yang telah kau lakukan padaku selama sepuluh tahun. Maukah kau berdiri di depan putriku dan menghalau semua bahaya yang mungkin akan mendatanginya?” Matheo tak langsung merespon. Pandangannya berubah kosong. Pria itu tak mengerti apa yang harus ia katakan. Matheo mulai menurunkan tatapannya lambat-lambat. Kembali menatap sang bayi yang masih tertidur lelap. “Tak ada yang tahu bagaimana hari esok akan datang. Mungkin Lucas tak akan membiarkan siapapun menyentuh putrinya, akan tetapi bagiku, tak ada yang bisa menjaga putriku sebaik dirimu. Untuk itu … Matheo, would you be a guard for my daughter?” Dengan kelopak mata yang melebar, Matheo mengangkat pandangannya. Jantung pria itu bagai di ketuk dengan kuat. Mendapatkan sebuah amanah yang pernah ia dengar sepuluh tahun yang lalu dari seorang pria Dune. Matheo kembali menatap sang bayi lalu akhirnya dia memandang Angelie. Dengan sangat yakin Matheo mengangukkan kepalanya. Angelie Dune tersenyum. “Terima kasih Matheo. Aku sepenuhnya menaruh keselamatan putriku kepadamu.” “Aku bersumpah akan melindungi gadis ini seumur hidupku, dengan segenap jiwaku,” kata Matheo. “Does that mean you won’t get married?” DEG Jantung Matheo seperti berhenti berdetak kali ini. Menikah? Angelie Dune terkekeh melihat perubahan mimik Matheo. Wanita itu menggelengkan kepalanya. “Kurasa aku seribu kali lebih rela jika putriku menikah dengan orang yang telah kukenal sejak lama.” DEG DEG DEG Lagi-lagi ucapan Angelie bagai melempar batu ke jantung Matheo. Apa juga artinya. Mengapa Angelie terus memaksa Matheo berpikir keras. Lihat saja, wajah wanita Dune itu. Dia terus saja tertawa seolah-olah ucapannya barusan hanyalah sebuah lelucon. Namun, sejurus kemudian wajah Angelie berubah serius. “Please, be her guardians.” Angelie menutup kalimatnya dengan senyum kotak. Senyum yang seolah menjadi sebuah permintaan. Bagai sebuah janji yang harus ditandatangani di atas meterai. Matheo pun bersumpah tak akan mengingkari janjinya.