Kurasakan wajahku menghangat, pasti warnanya sudah seperti kepiting rebus. Mas Zaidan hanya terdiam, belum menjawab pertanyaanku. Perasaanku deg-degan menunggu jawabannya. Kalau ia tidak mau, mau disimpan dimana wajahku. Aku buru-buru menyela sebelum ia menjawab.“Hmm…itu juga kalau Mas gak sibuk di kantor. Kalau sibuk gak usah, gak apa-apa kok.” Mas Zaidan menghela napas sebelum menjawabku. “Hmm…iya, maaf ya, La. Kita belum punya waktu berdua.” “Seharusnya dulu waktu kita di Bali, kita bisa memanfaatkan moment disana untuk quality time. Tapi, maaf ya dulu tingkah aku ke kamu belum baik. Aku malah mengabaikanmu di sana.” “Gak apa-apa, Mas. Masa lalu yang buruk gak usah di ingat lagi, aku maklum kok," ucapku sambil memilin jilbab bergo rumahan yang masih aku pakai. “Hmm…sebelumnya maaf