Lo cinta gak sih sama calon bini lo?
Kalimat itu yang terus terngiang di benak Richard. Kalimat dari Bagas yang berhasil membuatnya mabuk berat hingga ia memutuskan memanggil sopir online untuk mengantarnya pulang ke rumah. Sebenarnya Richard tidak mengerti sama sekali ada apa dengan dirinya. Kenapa ia masih cemburu saat melihat Yura bersama dengan Dimas sedangkan ia sendiri akan menikah dengan Mia?
Richard tak mengerti sama sekali. Ia bingung dengan situasinya. Yang ia tahu ia memang menyukai Mia yang energik dan selalu ceria. Mereka bertemu beberapa kali dengan Richard. Mia yang menjadi model pemotretan dan shooting produk kecantikan perusahaannya. Mula-mula pertemuan mereka hanya sekedar bisnis semata, tapi berlanjut ke hal-hal yang lebih serius ketika agen Mia mengadakan makan malam dengan sekretaris Richard untuk membicarakan perpanjangan kontrak kerjasama antara Mia dan perusahaan Richard. Tetapi sang agen mendadak berhalangan hadir hingga Mia sendiri menawarkan diri menghadiri acara makan malam tersebut. Sedangkan sekretaris Richard juga mendadak pingsan karena kelelahan mengikuti jam kerja Richard yang padat, hingga Richard juga memutuskan untuk datang sendiri ke pertemuan makan malam tersebut.
Richard dan Mia saling pandang heran ketika mereka sudah berada dalam satu meja di restaurant bintang lima dengan wine di hadapan mereka masing-masing. Richard mulai memberikan kontrak kerja sama antara perusahaannya dan Mia. Mia tak banyak bicara atau pertanyaan-pertanyaan yang sudah ia siapkan sebelumnya mendadak hilang dari otaknya ketika ia melihat pesona Richard. Ia menandatangani semua berkas yang dibawa Richard dan setelah selesai menandatanganinya, ia memandang ke arah Richard baik-baik.
"Apa anda punya kekasih?" pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir Mia kepada Richard. Richard terhenyak kaget mendengar pertanyaan Mia yang langsung mengingatkannya pada Yura. Yura yang juga langsung bertanya saat mereka makan bersama di warung bakso.
Eh? Lo dah punya pacar belum sih? Gak enak gue jalan sama cowok orang.
Kalimat itu yang Yura lontarkan saat mereka bertemu secara resmi untuk pertama kalinya dulu dan kini kalimat yang hampir sama maknanya itu juga terlontar dari bibir Mia yang memandang berani ke arahnya tanpa segan atau takut sama sekali.
"Kenapa anda ingin tahu?" balas Richard bertanya.
"Karena aku single dan aki tertarik padamu." kata Mia blak-blakan tanpa rasa malu sama sekali sedangkan Richard merasa sangat kaget mendengar penuturan langsung dari model terkenal seperti Mia tersebut. Richard tersenyum remeh kemudian. "Kenapa tersenyum? Aku serius."
"Di profil anda yang saya baca, anda menuliskan ingin menjadi model asia yang sukses dan itu butuh waktu yang cukup lama sedangkan saya berniat segera menikah.".
"Saya bisa menundanya demi menikah dengan anda. Saya rasa anda sedang tidak bersama siapapun saat ini." kata Mia yang membuat Richard tertegun di tempatnya. Ia sungguh-sungguh tak menyangka kalau Mia akan berbicara seperti itu kepadanya. Semua keberanian yang dimilili oleh Mia mengingatkannya kepada Yura.
"Tapi saya belum tentu bisa mencintai anda."
"Oh. Tak masalah. Anda akan mencintai saya suatu saat nanti." kata Mia.
"Baiklah. Mari kita coba hubungan ini." kata Richard akhirnya.
Mia yang sangat sabar terhadap sikap dingin Richard. Mia yang sering datang ke rumah dan tak peduli dengan sikap dingin serta tak suka dari Mama Richard dan Mia yang tak mengeluh sama sekali kepada Richard dengan semuanya.
Perjuangan Mia yang mencoba meluluhkan hati Richard itu menyentuh hati Papa Richard hingga beliau akhirnya memutuskan untuk mendesak Richard menikahi Yura.
"Hubunganku dengan Mia masih dalam tahap pengenalan dan pendekatan, Pa."
"Ini bahkan sudah empat bulan, Richard!" kata sang Papa. "Lagi pula Papa sudah tua, tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk kamu menikah. Mia perempuan yang baik."
"Tunggu setahun lagi, Pa."
"Lalu kamu akan menikah di atas makam Papa?"
"Ya Tuhan, Papa!"
"Laksanakan apa yang Papa katakan, Richard. Perempuan itu cukup baik. Dan kamu berhenti bersikap dingin." kata sang Papa. Richard hendak membantah lagi tapi setelah mendengar sang Papa batuk-batuk, niatnya urung, ia memilih mengiyakan semua ucapan sang Papa dan mulai bersikap lebih perhatian kepada Mia. Tak berselang lama setelah pembicaraan itu, Papa Richard jatuh pingsan karena serangan jantung. Ia harus dilarikan ke rumah sakit segera untuk mendapatkan perawatan serius atas masalah jantungnya dan Richard memutuskan melamar Mia saat mereka makan malam meski ia tak yakin dengan perasaannya sendiri.
Kali ini ketika ia pulang dalam keadaan mabuk, kebetulan sekali Mia sedang berada di dalam rumahnya menunggunya. Mia baru saja mendapatkan hinaan dari calon Mama mertuanya yang diam-diam menyelidiki profil dirinya secara menyeluruh yang telah berusaha ia tutupi rapat-rapat.
"Jadi kamu anak pembunuh?" kata Melati kepada Mia secara langsung. Mia mendongak terkejut mendengar pertanyaan Melati tersebut kepada dirinya. Ia benar-benar tak menyangka sama sekali akan mendengarkan hal tersebut dari Melati. Bahkan Richard sendiri yang ia yakini juga mencari tahu tentang dirinya tak menyinggung sama sekali soal profil masa lalunya. Melati sungguh sangat berupaya untuk menggagalkan pernikahannya dengan Richard.
"Itu tuduhan." kata Mia.
"Lima belas tahun penjara dan itu tuduhan?" tanya Melati mengejek dengan ekspresi yang ketara sekali. "Aku yakin suamiku tak tahu soal ini, karena kalau ia tahu bahwa calom menantunya ini adalah anak seorang pembunuh, aku tak yakin ia akan tetap kukuh menikahkan Richard denganmu." kata Melati mengejek. d**a Mia terasa diremas-remas oleh ucapan Melati tersebut, ia benar-benar tak menyangka sama sekali kalau ia akan mendapatkan perilaku tak menyenangkan sama sekali dari Melati seperti sekarang ini. "Aku bisa membiayai semua kelas modelling kamu di luar negeri kalau saja kamu mau meninggalkan Richard untuk saat ini." kata Melati. "Hanya sampai Papa Richard sadar saja. Setelah itu kalau beliau masih mau menikahkan putra sulungnya denganmu, kau boleh menikah dengan Richard. Sudah jadi tugasku sebagai istri Alvero untuk memastikan kalau anak Alvero menikah dengan perempuan dengan asal usul yang baik." kata Melati. "Dan aku tak mau kehilangan suamiku yang kaget lalu meninggal jika kelak ia tahu siapa menantunya sebenarnya. Jadi, Mia, tinggalkan Richard. Aku mohon padamu. Beri aku kesempatan untuk bicara pelan-pelan nanti kepada suamiku ketika ia sadar soal hubungan kalian."
"Tapi saya dan Richard saling mencintai." kata Mia menyanggah.
"Kamu pikir Richard mencintaimu? Kamu yakin?" tanya Melati. "Aku sudah hidup dengan Richard beberapa tahun belakangan, jadi aku tahu siapa Richard meski aku bukan ibu kandungnya." kata Melati dengan sangat yakin.
Dan kini saat Mia sedang berusaha memapah tubuh Richard yang mabuk, ia mendengar sesuatu dari mulut Richard yang membuatnya terperanjat.
Maafkan aku, maaf, karena aku memutuskanmu dulu. Aku menyesal.