Sahabat Dunia Akhirat

1211 Kata
"Aku akan mulai berubah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah, selama ini aku terlalu mencintai ciptaannya sampai lupa bahwa Allah lah yang memberikan semua nikmatnya." Ranabella Khanza Syaqilla ***     Bella sadar selama ini dia melupakan Allah, padahal Allah lah yang membantunya dalam keadaan susah, tetapi karena cintanya kepada makhluk yang berlebihan membuatnya lupa dengan nikmat yang Allah berikan selama ini. Bukannya bersyukur, dia malah menyalahkan Allah karena cintanya yang tidak terbalaskan. Betapa sombongnya ia lebih mencintai Azka yang tidak lain adalah Kakak kelasnya dan melupakan Allah yang menciptakannya dan memberikan nikmatnya.   Jika Aliya tidak hadir waktu itu, mungkin sampai saat ini Bella akan terus menyalahkan Allah atas kejadian itu. Tetapi sekarang tidak, Bella akan berubah dan mulai istiqomah mendekatkan dirinya kepada Allah. "Bel, lo ngapain si bengong aja dari tadi?" tanya Talia yang sedari tadi memperhatikan Bella yang melamun. "Bella, ihhhhh...." Talia mencoba untuk mengguncang tubuh Bella, karena Bella yang tidak juga meresponnya. "Eh, apa?" tanya Bella sadar dari lamunannya, sambil menengok ke arah melihat Talia. "Lo kenapa sih? ngelamun aja," tanya Talia heran dengan tingkah sahabatnya itu. "Tal, mulai sekarang kita hijrah yuk?" ajak Bella tiba-tiba yang membuat Talia terkejut. "Hah?! Gue nggak salah denger kan, barusan? Lo kenapa sih bel! Tiba-tiba aneh banget, nggak biasanya lo kayak gitu?" tanya Talia heran. "Gue mikir selama ini kok gue bodoh banget gitu, menjatuhkan harga diri gue sebagai perempuan cuma buat seorang laki-laki. Seharusnya perempuan itu menjaga dirinya bukan malah ngejar-ngejar cowo duluan kayak gitu. Gue nyesel, Tal  udah cinta Kak Azka melebihi cinta gue ke Allah, padahal selama ini gue dikasih nikmat sama Allah terus gue malah ngasih hati gue ke Kak Azka yang notabennya belum tentu jadi jodoh gue kedepannya. Betapa bodohnya gue jadi manusia, Tal. Gue menduakan Allah hanya karena, Kak Azka" ucap Bella panjang lebar membuat Talia sedikit tersentuh dengan ucapan sahabatnya itu. "Syukur deh lo, kalau udah sadar, lagian cowo tuh nggak cuma satu Bel, di luar sana banyak cowo yang lebih dari dia, banyak yang lebih bisa menghargai perempuan untuk apa sih lo ngejar dia,"  kata Talia memutar bola matanya malas. "Oiya, lo kenapa bisa berubah secepat ini? Apa lo kerasukan setan baik belakang sekolah?" tanya Talia menyelidik membuat Bella menatapnya datar. "Mana ada si setan! Lo gila aja. Nanti aja pas pulang sekolah gue ceritain, percuma gue cerita sekarang kalau nanti Ada guru malah ceritanya sepotong-potong dan otak lo yang lemot bakal susah mencernanya,"  ucap Bella bercanda sambil tertawa membuat Talia mengerucutkan bibirnya kesal. Namun tak urung dia pun tersenyum mendengar sahabatnya yang telah berubah. Mereka pun kembali tenang karena guru pergantian pelajaran telah masuk kelas. . . "Bel, lo tadi kenapa sih? Dan anak baru tadi kelas berapa?" tanya Rey penasaran yang tadi belum sempat bertanya. "Gue nggak tahu," jawab Bella santai sambil memakan somaynya. "Ada anak baru? Cowo atau Cewe? Ganteng nggak kalau cowo?" tanya talia beruntun dan antusias mendengar ada murid baru di sekolah mereka. "Nanya itu satu-satu dong, Tal. Lagian itu mulut lo telen dulu napa sih! Baru nanya," saut Rey kesal melihat mulut Talia yang masih mengembung berisi bakso namun sudah banyak bertanya. "Ish sewot aja lo!" dengus Talia dan mengunyah bakso yang berada di mulutnya.   Bella hanya tersenyum melihat kedua sahabatnya itu berdebat. Di sisi lain, dia melihat Azka keluar dari kelasnya, hatinya masih berontak untuk mendekati tapi logikanya menahan itu semua. Ia langsung beristigfar untuk menahan dirinya untuk tidak berambisi mendekati Azka. 'Ibaratnya Azka itu setan, jika dibacakan istigfar membuat hati kita tenang darinya,' batin Bella. "Bel, lo nggak papa?" tanya Rey yang melihat Bella hanya memperhatikan Azka tanpa berniat untuk mendekatinya, satu sisi dia senang Bella tidak mengejar Azka lagi, tetapi di sisi lain dia penasaran ada apa dengan Bella?   Bella tersenyum dan menganggukan kepala sebagai jawabannya. Dan melanjutkan memakan somaynya itu.    Bella tidak bisa membohongi perasaannya, masih ada pengharapan dihatinya. Namun, lambat laun dia pasti bisa melupakan itu semua hanya butuh waktu saja untuk mengembalikan keadaann seperti semula, sebelum ia mengenal Azka. Dan tanpa adanya perasaan, ke Kak Azka dihatinya. Melupakan memang tidaklah mudah, tetapi mengikhlaskan akan membuat hati kita lebih tenang, dan tidak ada dendam ataupun benci yang membekas dihati yang hanya dapat mengikis pahala kita. .    Akhirnya mereka pun kerumah Bella dahulu untuk menceritakan perihal tadi yang membuat mereka bingung akan sifat Bella yang mendadak berubah. "Lo pada mau minum apa?" tanya Bella kepada teman-temannya yang sudah duduk. "Terserah lo aja," jawab Talia meregangkan otot-otot tangannya yang pegal.    Bella pun mengangguk dan ke dapur untuk mengambil minum dan beberapa cemilan. Setelah beberapa lama dia pun kembali dengan tangan penuh berisi makanan. "Btw bokap nyokap lo kemana?" tanya Rey yang melihat rumah Bella sepi. "Nyokap gue lagi ada rapat di sekolah adek gue dan bokap gue ya kerja, kalau nggak kerja anak-anaknya mau dikasih makan apa," jawab Bella sambil melettakan makanannya di meja. Lalu ikut duduk bersama mereka di samping Talia.    "Ya makan nasi, emang kayak Talia kalau marah makan orang," ledek Rey kepada Talia.    "s****n lo!" pekik Talia melempar bantal yang berada di soda tersebut dan dengan cepat Rey menangkap bantal tersebut lalu tertawa. "Jadi kapan mau jelasinnya bel?" tanya Talia ke Bella karena kesal dengan Rey. "Lagian lo berdua dari tadi berantem aja sih, gimana gue mau cerita," ucap Bella.   "Dia duluan," ucap Talia menunjuk Rey.   "Dih kalau nggak merasa nggak usah marah lah, Mbak," ledek Rey lagi membuat Talia sangat geram. Saat hendak melempar bantal lagi Bella menengahi keduanya.    "Ck ... Udah-udah, kapan gue ceritanya ini," kata Bella kesal.        "Hehe ... Iya-iya sok atuh cerita," kata Talia dengan cengiran khasnya.    Bella pun mulai menceritakan perihal bertemunya dengan Aliya dan menceritakan semua yang Aliya katakan kepadanya. "Jadi si Aliya itu anak baru? Kok gue nggak tau ya," tanya Talia. "Namanya juga anak baru," saut Rey memancing Talia. "Ish! Yaudah si," jawab Talia sewot. "Intinya besok lu berdua bakal gue kenalin dah ke dia. Dan kita akan mulai berubah dan berhijrah ke jalan Allah. Bukan memikirkan percintaan lagi yah, walaupun gue nggak bisa melupakan, Kak Azka secepat itu si. Tapi gue yakin rencana Allah selalu indah pada waktunya nanti," jelas Bella berusaha menyemangati dirinya sendiri. "Ah ... Bella gue, akhirnya bangkit. Gue bakal terus bantu lo dan support lo terus Bel, karena lo sahabat nyebelin, yang paling gue sayang," jawab Talia sambil meluk Bellanya. "Makasih ya Tal, maafin gue selalu nyusahin lo," balas Bella sambil memeluk Talia. "Sama-sama Bel kita akan berhijrah bersama dan mendapatkan ridho Allah, semoga pertemanan kita bukan hanya di dunia aja, tetapi kita akan bersahabat sampai di akhirat kelak," jawab Talia bijak. "Iya gue juga bakal bantu lo kok Bel, btw nggak ada pelukan untuk gue nih," kata Rey lesu. "Nggak ada Rey, lo bukan mahrom nggak boleh meluk-meluk," jawab Bella mengingatkan. "Huu ... Yaudah deh, btw udah sore balik yuk Tal," ajak Rey melihat waktu kian petang. "Iya udah sore, kita balik dulu ya, Bel," kata Talia pamit. "Iya, makasih ya udah mau dengerin cerita gue," ucap Bella. "Yaudah kita balik dulu. Assalamualaikum" pamit Talia dan Rey. "Walaikumsalam ... Hati-hati gengs," jawab Bella. Bella pun mengantarkan mereka sampai depan rumah dan memperhatikan mereka sampai tidak terlihat dan segera masuk ke rumah untuk mandi dan solat ashar. . . . Tbc.... Jangan lupa vote and commen nya ya..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN