Hijrah Bersama Sahabat

1034 Kata
"Bahagia itu sederhana, kamu yang menciptakan sendiri dan dengan selalu bersama sahabat yang menunjukan kebaikan dan menegur jika kita menyimpang itu sudah cukup bagiku." Rannabella Khanza Syaqilla ***       Bella dan Talia jalan beriringan menyusuri koridor kantin pada jam istirahat. Kondisi kantin sangatlah ramai seperti biasanya ketika jam istirahat, semua murid keluar kelas untuk mengisi perut mereka, setelah pusing dihadapkan dengan deretan angka-angka di papan tulis. Sama halnya dengan Bella dan Talia.    "Bel duduk dimana?" tanya Talia sambil mengamati tempat duduk yang kosong di kantin. Hampir semua tempat terisi oleh anak-anak yang ingin mengisi perut mereka.    "Tuh yang belakang, di pojok aja, gue nggak suka di tengah keramaian, toh yang ada pasti mereka ngomongin gue dan ngeliatin gue sinis, kayak biasanya," jawab Bella menunjuk bangku dipojok belakang yang masih kosong.   "Yaudah, sabar aja ya, Bel. Nanti juga mereka capek sendiri ngomongin lonya," ucap Talia pun berjalan menuju meja paling belakang yang paling pojok diikuti Bella.   Mereka menduduki bangku itu lebih dulu supaya tidak ada yang menempati, Lalu, Talia menanyakan Bella mau memesan apa, biar dia yang akan memesankan makanan untuk mereka berdua makan.      "Bel, mau pesen apa?"  tanya Talia yang sudah duduk lebih dulu.         " Ehm ... Gue nggak mood makan jadi, pesen es jeruk aja deh," jawab Bella.     "Yaudah tunggu sebentar" jawab Talia dan langsung meninggalkan Bella sendiri.     Bella membuka HPnya bosan menunggu Talia, yang masih memesan makanan dan mengantri panjang bersama murid lainnya. Saat Bella sedang memainkan poselnya tiba-tiba Aliya datang menghampiri mejanya.     " Hay, Bel," sapa Aliya kepada Bella yang mengalihkan pandangannyan dari ponselnya.      "Eh kamu, Al. Duduk sini," kata Bella mempersilahkan Aliya duduk di sampingnya.     " Iya, btw kamu sendiri?" tanya Aliya yang melihat Bella duduk sendirian.      "Engga, aku sama Talia, tapi dia lagi mesen makan jadi aku nunggu sendiri deh,"   kata Bella.     "Oh gitu," ucap Aliya sambil menganggukan kepalanya. Di saat mereka sedang mengobrol, Talia datang membawa makanan di tangannya. Dengan kekesalan di wajahnya.     "Nih Bel," ucapnya menyerahkan es jeruk pesanan Bella. Bella pun mengambil es jeruknya dari tangan Talia.   "Kesel tau nggak antriannya panjang banget, mana nggak ada yang mau sabar lagi!" kata Talia kesal duduk di samping Bella.    "Sabar dek, saat kamu bersabar Allah selalu bersamamu, apa kamu nggak mau Allah selalu bersama kamu?" ucap Aliya yang melihat Talia datang langsung merengut dan marah-marah begitu saja.    "Eh, ada orang lagi. Kirain tadi cuma Bella. Maaf, Kak nggak lihat saya," ucap Talia salah tingkah sendiri karena melihat orang lain selain Bella disitu. Tadi dia belum menyadari jika ada seseorang di duduk bersama Bella. Dan Bella hanya cengengesan melihat Talia yang salah tingkah.    "Berasa bayangan aku dari tadi," sahut Aliya saat Talia mengatakan tidak Ada orang di samping Bella.    "Maaf, Kak. Tadi nggak sadar," ucap Talia tidak enak.    Aliya tertawa melihat muka Talia yang cemberut seperti itu, "nggak papa kok santai aja. Aku tadi cuma bercanda." Sedangkan Talia menyengir setelah Aliya mengucapakan itu.    "Nah, Tal, kenalin ini Aliya yang aku ceritain waktu itu. Dan Al ini Talia sahabat aku, ada lagi sebenernya Rey tapi dia lagi nggak masuk karena lagi ada acara di Bogor," ucap b Bella memperkenalkan Mereka berdua. Mereka berdua pun bersalaman sebagai perkenalan.     "Hay, Talia, aku  Aliya anak baru kelas 11, salam Ukhuwah" kata Aliya memperkenalkan lebih dulu mengajak Talia bersalaman.    Talia mengamit tangan Aliya juga, "Hay juga kak, aku kelas 10 sama kayak Bella, satu kelas juga, btw Salam Ukhuwah itu apa?" tanya Talia bingung.     "Salam ukhuwah ( سلام اخوة ) artinya Salam persaudaraan, biasanya digunakan saat kita sedang memperkenalkan diri agar semakin akrab," jawab Aliya.    "Oh gitu, keren ya bisa bahasa Arab," kata Talia kagum.    "Nggak kok dikit-dikit doang," jawab Aliya merendah.    "Mau dong diajarin juga," ucap Talia.    "Boleh, kapan-kapan aku ajarin ya," jawab Aliya senang.    "Oke siap," jawab Talia.    "Oh iya, Bel, Tal hari minggu besok ada kajian tentang "hijrah cinta" kalian mau ikut nggak? Lumayan bakal banyak pelajaran yang kita ambil dari kajian itu," usul Aliya saat mengingat ada kajian mingguan yang sering ia jalani.     "Ehmm ... Inshaallah deh, Al. Nanti kalo aku bisa, aku hubungin kamu, oh iya minta nomor kamu dong," ucap Bella.     "Iya aku juga kak, siapa tau kalo aku bisa aku mau ikut," jawab Talia mengeluarkan ponselnya. Mereka pun saling bertukar ponsel untuk menyimpan nomor masing-masing. "Udah mau bel nih aku masuk duluan ya," pamit Aliya saat sudah memasukkan nomornya di hp mereka.    "Okey, kita masuk juga deh," ucap Talia. Aliya pun mengangguk dan pamit menuju kelasnya dan Bella serta Talia pun berjalan menuju kelasnya.    "Subhanallah, Bel kayak nya Aliya alim banget ya, semoga dengan kehadiran dia lo bisa memperbaiki diri dan nggak berharap sama manusia es lagi, gue bakal terus bantu lo juga Bel, itu kan gunannya sahabat. Mulai sekarang kita bakal hijrah bareng-bareng," kata Talia sambil mereka berjalan menuju kelas.     "Iya gue juga bersyukur banget Tal, walaupun mungkin ini ada hikmahnya, Kak Azka nggak respon gue, coba kalo dia ramah terus respon gue padahal dia nggak cinta gue itukan namanya maksa dan kalo pun nggak maksa terus nanti pacaran ujung ujungnya zina, astagfirullah ... Allah itu bijak ya tau yang terbaik untuk setiap umatnya, hanya saja kadang kita yang terlalu menyalahkannya atas kesusahan yang kita alami, padahal selalu ada hikmah dari cobaan yang dia berikan," jelas Bella membuat Talia mengangguk.   "Iya lo bener gue salut sama lo udah yuk masuk, kita mulai belajar nuntut ilmu yang bener," ucap Talia dengan cengiran di bibirnya.    "Iya, dipuji karena cantik memang menyenagkan tapi dipuji Karena prestasi jauh lebih membanggakan iyakan?" kata Bella lagi.   "Iyaps." Mereka pun lanjut mengikuti pelajaran dengan serius saat terlihat guru sudah masuk kelas. . . .             " Hal yang paling sulit adalah melupakan dan mengikhlaskan seseorang. Dan hal yang paling kejam dari perasaan adalah mencintai diam-diam, namun mengharap saling dipertemukan." "Love  is a curious thing,when we catch tight it would die, but if we catch it not so tight it would run away."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN