Hita tak lagi memiliki siapa-siapa, sang ibu pun sudah berpulang 2 tahun yang lalu. Wanita itu masih ingat betul apa yang ibunya katakan, berpesan dengan suara lemah lembut dan merdu, kalau penulis n****+ online itu harus menjadi istri yang baik. "Ibu, aku udah jadi istri baik, seperti yang Ibu ingin. Aku selalu mempersiapkan kebutuhan Mas Yassa, apa pun itu, selain urusan ranjang. Tapi kenapa, semuanya terasa begitu berat? Apa yang harus aku lakukan, Bu?“ Hita duduk dengan menekuk lututnya di pinggir ranjang, menatap bingkai foto kecil yang berisi foto sang ibu. Wanita itu memeluk lututnya dan membiarkan dagunya menyentuh lutut kanannya. Ia masih bersedih, hatinya masih terasa terguncang, tetapi ia sudah tak lagi meneteskan air matanya. Mimi pun sudah keluar dari kamarnya, mulai menger