"Halo, kamu benar Rania?" Hita tanpa ragu bertanya saat orang di seberang sana tak kunjung menyahutnya, membuat wanita itu semakin penasaran. Kalau memang benar itu adalah Rania, tentu saja Hita begitu bersemangat untuk mengajaknya bertemu. Lalu berbicara dari hati ke hati sebagai sesama wanita. "Apa kita bisa bertemu?" tanya wanita di seberang sana, yang tak lain memang Rania. Walau tak menjawab pertanyaannya, Hita sudah yakin kalau memang yang meneleponnya adalah Rania. Beruntungnya malah wanita itu mengajaknya bertemu terlebih dahulu. Ia tak perlu repot-repot mencari kalimat yang tepat untuk mengajak wanita itu bertemu. Karena, bagaimana pun keduanya sempat terlibat hubungan yang sama sekali tak ada satu pun orang di dunia ini yang mau mengalaminya. Sebuah hubungan yang hanya saling