Perpisahan

1741 Kata

“Bunda ...” Panggilku lirih pada malaikatku yang kini masih terlelap dalam tidurnya. Ditangannya terpasang infus. Wajahnya tirus, lingkaran hitam di matanya terlihat sangat jelas dan bibir yang selalu menyunggingkan senyum manis kering dan pecah-pecah. Bunda memang tidak pernah mendapatkan perlakuan kasar dari Ayah. Itu dikarenakan si paling kaya takut jika semua aset yang dibanggakannya diambil alih oleh Bunda. Selama menikah dengan pria yang dianggapnya baik dan sangat sederhana Bunda sering mendapatkan siksaan mental dan psikologisnya. Dan, Bunda berhasil menyembunyikan masalah rumah tangganya dengan baik. Hingga semua orang mengira Ayah adalah seorang kepala rumah tangga yang penyayang dan bertanggung jawab. Justru aku lah yang sering kena pukul ketika tidak menuruti perintah Ayah.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN