“Mas Agung dimana?” Aku sudah panik sejak tadi karena tidak menemukan keberadaan Bos menyebalkan. Pagi ini aku memaksa untuk berangkat sendiri ke bandara. Namun, saat aku sampai bandara dia tidak menungguku di depan pintu masuk. Sudah aku telpon berulang kali dan kirim puluhan pesan, Mas Agung tidak bisa dihubungi terpaksa aku menunggu di restoran ayam, karena tempat ini paling dekat dengan pintu masuk. “Aku baru selesai meeting dengan klien. Kamu tunggu di sana aku akan menjemputmu.” Akhirnya aku berhasil menghubungi Mas Agung. Padahal aku sudah berencana pulang ke rumah jika dia tak kunjung menghubungiku balik. Aku belum pernah naik pesawat. Lagipula, aku tidak memiliki tiket pesawat. Semua hal tentang liburan Mas Agung yang menyiapkan. Mango float yang aku beli sudah tidak dingin