Pertemuan yang masih dianggap tidak terduga oleh Ririn itu harus berakhir juga jam sembilan malam waktu Korea. Iksan harus pamit pulang ke hotel walau enggan sekali rasanya. Tapi besok pagi dia harus bertugas lagi untuk membawa penumpang pulang ke Indonesia. "Udah nih nggak ada lagi yang mau dititip?" tanya Iksan, dia masih duduk di sofa ruang tamu merangkap ruang serbaguna di apartemen Ririn, dia baru berancang - ancang akan pulang. "Nggak, cuma titipan Teh Jani aja." "Oke, nanti kalo aku mu terbang ke sini lagi, aku kabarin kamu deh beberapa hari sebelumnya, mungkin aja kamu mau nitip apa gitu dari Jakarta." Iksan ngomongnya santai tanpa ada tekanan apa - apa, tapi tidak tahu kenapa Ririn merasa kurang sreg dengan ucapan itu, jadi maksudnya mereka tidak akan kontak selama tidak ada