Gratifikasi Seks (21++)

1472 Kata
Warning trigger : Anda harus benar-benar dewasa bila ingin membuka bab ini, bila belum dewasa, harap segera ditutup dan carilah bacaan yang sesuai umur, terimakasih. *Setahun di Jakarta * Aku memasuki ruangan mewah Hotel Westin dengan penuh gaya. Memakai blazer dan rok pendek rancangan Karl Lagerfeld berwarna monochrome , membuatku tampil elegant. Untuk menjadi wanita penghibur kelas atas yang biasanya melakukan pekerjaan di hotel-hotel mewah bintang 5 ,memang aku tidak boleh berpenampilan ibarat pelacuur lokalisasi dengan rok kulit dipadukan dengan stocking jaring-jaring, kalau berpakaian seperti itu, pasti langsung akan diusir oleh satpam di depan gerbang hotel tanpa bisa mencapai lobby seperti yang aku lakukan saat ini. Dengan penuh percaya diri aku menghampiri meja reception dan berkata pada seorang lelaki memakai jas yang duduk di belakang meja berkayu mahoni. “ Selamat malam Pak. Saya Bee, tamu yang sudah buat janji dengan penghuni kamar 1780.” “ Maaf nama anda Bee?” Tanyanya dengan senyum simpul di wajahnya “ Iya.” Kataku mengeluarkan kartu nama dan memberikan kepadanya Dia membaca kartu nama hitam dengan gambar lebah emas di sudut kartu kecil berbentuk persegi itu. Di tengah tengah kartu dengan tinta warna emas tertulis Bee, SH dan di bawah nama Bee tertulis Private Consultant. “ Oh anda private consultant? Baiklah sebentar saya telepon Pak Harvi, mengabarkan anda sudah datang.” Katanya ramah. Aku tersenyum dan mengangguk. Teringat kata-kata kak Di, saat aku memintanya memesan kartu nama ini, untuk memudahkanku saat memasuki hotel-hotel mewah “ Pintar kamu Bee, menulis profesimu private consultant, lengkap dengan gelarmu. Terkesan mentereng jadi orang pikir kamu itu memberikan konsultasi pribadi kepada tamu tanpa tahu kamu itu sebenarnya adalah wanita penghibur.” “ Tapi aku kan memang memberikan konsultasi pribadi kepada client ku.” Kataku menyeringai “ Konsultasi apa?” Tanya Kak Di “ Konsultasi sparepart pribadi agar sparepart pribadinya kembali strong dan bersemangat. Tapi Kak Di, selama aku bekerja menjalankan profesiku ini, kadang-kadang para client itu banyak yang curhat dan kami jadi ngobrol panjang setelah aku memuaskannya. Ada hal-hal yang tidak bisa mereka ceritakan kepada orang lain, mereka malah nyaman bercerita padaku. Itu sama saja aku memberikan mereka konsultaasi pribadi. Ada juga satu klient yang sudah dua kali memesan jasaku, dengan kode Black Car, dia malah sama sekali tidak pernah menyentuhku. Jadi saat datang, makanan sudah tersedia lengkap di kamar suitenya dan kami hanya akan berbincang sambil makan malam. “ “ Black car yang lelaki tua berumur itu?” Tanya Kak Di Aku mengangguk dan suara sang reception membuyarkan seluruh lamunanku tentang kartu namaku yang kuberi jabatan Private Consultant. Kartu nama warna hitam yang kini ada di tangan lelaki memakai jas ini dia simpan di kantongnya , lalu bersamaku dia mempersilahkanku naik menuju kamar 1780 karena Pak Harvi sudah menungguku. Aku memencet lift dan pintu terbuka lebar, seorang pria paruh baya,berkumis tipis yang tampak gagah membukakan pintu untukku sambil menatapku dari atas sampai bawah. Dia lalu mempersilahkanku masuk ke kamar mewahnya sambil berkata “ Anda apakah benar hadiah dari PT. Permata agar saya membebaskan direkturnya yang saya jerat dengan pasal penggelapan?” Tanyanya sinis. “ Oh.. saya tidak tahu Pak. Saya hanya diberi perintah oleh atasan saya untuk datang ke kamar ini untuk melayani dan memenuhi semua permintaan anda.” Kataku dengan percaya diri sambil menatap matanya tanpa rasa takut, dari kata-katanya tadi, dia pasti seorang Jaksa dan yang sekarang memberikannya hadiah adalah Pemilik PT.Permata yang tidak mau direkturnya di penjara. “ Bagaimana kamu bisa melayaniku?” Tanya Pak Harvi mulai setuju dan melepas kemunafikannya sebagai seorang jaksa berdedikasi. Orang dia sudah hadir dan menerima hadiah menginap di hotel mewah bertarif 5 juta permalam ini dengan suka rela, nggak mungkin dia tidak tahu ada hadiah lanjutan yang akan di kirim untuknya dan aku juga yakin, koper hitam yang tergeletak di atas meja itu pasti berisi uang ratusan ribu dollar yang juga merupakan hadiah penting dan paling utama untuk dirinya. Aku tersenyum manis sebelum menjawab “ Apapun yang Pak Harvi inginkan, aku bersedia melakukannya.” “ Kamu tidak pasang penyadap? Atau merekam apa yang akan kita lakukan? Lalu melaporku pada ketua Kejaksaan atau KPK?” Tanyanya memastikan. Ini pasti kasus besarnya yang pertama. Ini pasti pertama kalinya dia mendapat gratifikasi seperti ini. Ini adalah klient pertamaku, yang bukan klientnya langsung yang memesanku, tapi aku ini diberikan sebagai hadiah gratifikasi seksual, istilah kerennya. Jadi bisa sangat dimengerti. Si Jaksa Harvi ini pasti takut kena jebak dan karirnya kandas. Dengan senyum ku yang paling manis agar Pak Harvi tenang. Aku perlahan membuka resleting rokku. Dan rokku melorot jatuh ke lantai. Dia terpana tapi tidak berkata apa-apa. Satu persatu aku buka kancing blazerku sambil menjilat bibirku dengan gerakan menggoda. Kini aku berdiri hanya dengan G string dan BH half cup di depan Pak Harvi yang terus menerus menelan ludahnya. Tidak ada buaya yang sanggup menolak bangkai. Aku menundukkan kepalaku dan tersenyum, sebelum melepaskan kait braku sambil mendesah seksi. “ Bapak lihat, tidak ada alat perekam ataupun kamera di seluruh tubuhku.” Kataku sambil menutupi payudaraku dengan gaya malu-malu. Pak Harvi menelan ludahnya lagi. Aku hanya berdiri memandangnya , menunggu perintahnya. Satu detik, dua detik berlalu, detik ketiga, Pak Harvi sudah menurunkan celananya dan menghelaku menuju tempat tidur. Dengan tidak sabaran, dia membuka kancing kemejanya tapi kancing kemeja itu sangat sulit terbuka. Aku perlahan membantunya melepaskan bulatan kecil itu satu persatu sambil berkata “ Pak, No kissing ya" Dia mengangguk " Itu memang syaratku untuk setiap klien ku agar mereka tidak boleh mencium bibirku. Lalu aku berkata pada Pak Harvi dengan suara dimanja-manjakan. " Bapak mau saya yang goyang atau Bapak yang bergerak. Tapi kalau boleh, bapak nikmati dulu goyangan saya, biarkan saya melayani Bapak. kalau Bapak tidak suka, Bapak boleh minta saya berhenti lalu ganti Bapak yang bergoyang sampai Bapak Puas.” Pak Harvi mengangguk setuju. Tubuhnya yang polos telentang di tempat tidur empuk . Aku berjalan mengambil kondom rasa strawberry dan memasanganya pada sparepart Pak Harvi yang sudah sedikit menegang untuk usianya yang mungkin uda di atas 50 tahun, miliknya masih berfungsi baik, tidak perlu diberikan stimulasi blowjob sudah bisa menegang seperti ini sungguh luar biasa. Lalu aku perlahan memasukkan miliknya itu ke dalam milikku. Aku duduk di perutnya dan mulai bergerak memuaskan dirinya. Dengan gerakan andalan , ajaran dari Kak Diana. Memutar bagai mesin bor. Aku terus berputar, terus memompa, terus menggenjot naik turun, atas bawah samapi Pak Harvi berteriak “ AHHHHHH… Kamu sungguh nikmat. Kamu sungguh hebat.Aku belum pernah menikmati seks sedahsyat ini.” Kini perlahan aku bergerak maju mundur untuk menuntaskan seluruh isi sparepart milik Pak Harvi, dia memejamkan matanya menikmati setiap gerakanku. Aku berbisik seksi padanya “ Pak, boleh saya lepaskan miliki ku sekarang?” Dia mengangguk. Setelah milik Pak Harvi mengecil , aku lalu membantunya melepaskan kondomnya. Itu adalah bagian dari servisku, aku memasangnya dan membantunya melepaskan. Dia cukup tidur memejamkan matanya,menikmati seluruh kenikmatan yang telah aku berikan padanya. “ Gimana Pak Harvi. suka dengan pelayananku ?” Tanyaku mengelap batang milik Pak Harvi. Ini juga bagian dari servisku. “ Suka! Aku belum pernah melakukannya dengan wanita seperti kamu yang sanggup bergoyang dan memutar bagaikan baling-baling helicopter dan bisa memompa sampai aku tuntas .Kamu benar-benar Pro. ” Kata Pak Harvi. “ Terimakasih Pak. Bolehkah sekarang saya memakai bajuku?” “Kenapa? Kamu sudah mau pulang?” Tanyanya. “ Aku tidak dibayar untuk menginap, Pak. Tarifnya beda antara menginap dan tidak.” Kataku duduk di pinggir tempat tidur. “Berapa tarifmu kalau tidak menginap?” Tanyanya “ Dua puluh juta.” Jawabku dengan suara manja. “ Kalau menginap?”Tanyanya lagi. “ Lima puluh juta.” Jawabku berbohong padanya. Padahal dua puluh juta itu adalah tarifku dari malam sampai pagi. Pak Harvi adalah proyek percobaan untukku. Agar aku bisa menaikkan tarifku sehingga kedepannya hargaku bisa naik menjadi 50 juta. Bisnis prostitusi ini adalah bisnis dari mulut ke mulut. Sekali aku gol dengan harga itu maka selanjutnya nilaiku akan berada di level 50 juta. “ Okay, aku bersedia membayarmu 30 juta lagi, kamu menginaplah di sini bersamaku malam ini.” Katanya berjalan ke arah meja dan membuka kopernya yang berisi uang seperti perkiraanku. Tapi ternyata bukan dollar, koper itu berisi bergepok-gepok uang seratus ribuan dan dia mengeluarkan tiga gepok uang itu dan menyodorkannya padaku. Aku menerima uang itu dengan senyuman paling manis diwajahku , sambil berkata “ Terimakasih banyak Pak. Sekarang aku minta izin membersihkan diri sebentar ke kamar mandi, nanti kita lanjut lagi ronde ke dua, kalau Bapak tidak capek.” “ Bersamamu nggak mungkin capek. Aku seperti kembali ke umur 20 tahun. Kamu benar-benar luar biasa. Cepatan ke kamar mandi, aku sudah tidak sabar ingin naik helicoptermu lagi.” Katanya meremas payudaraku. “ Ah Bapak.”Kataku dengan suara manja dan perlahan aku berjalan menuju kamar mandi, menyambar jubah kamar dan memakainya ke tubuhku sambil menarik nafas dan berkata menghibur diriku sendiri Bee. Inilah profesimu yang harus kamu kerjakan dengan sebaik-baiknnya, agar ibu dan Kak Di tetap bisa hidup.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN