Pemberontakan Giandra pada tindakan tidak senonoh dari Keenan seolah tidak ada artinya. Kekuatannya kalah besar dari Keenan. Jika Giandra bergerak dengan kasar dan memukul Keenan dengan keras, lelaki itu semakin membenturkannya ke tembok dan mencengkeram tangannya dengan kasar. “Diamlah, Giandra!” Bentak Keenan dengan kasar sampai Giandra terkesiap ketakutan. Tubuh Giandra bergetar ketakutan, kepalanya menunduk menghindari tatapan Keenan sampai lelaki muda itu menyentuh dagunya dan membuat kepala Giandra mendongak untuk menatap bola mata hazel-nya. Untuk sejenak, Keenan balas menatapnya dengan mata menyipit heran. “Kamu seperti lupa siapa dirimu sebenarnya, Gia. Kamu bukanlah wanita baik-baik, kamu adalah wanita panggilan—seorang p*****r yang terbiasa mendesah nikmat untuk memuaskan