Pesona Giandra
Singapura menjadi negaranya hari ini melayani seorang p****************g dari kalangan VIP. Pria itu bahkan memberangkatkan Giandra dari Jakarta ke Singapura menggunakan jet pribadi-nya sendiri. Takjub? Tentu saja.
Hanya untuk s*x dengan wanita panggilan, pria itu sampai memesan kamar hotel di Singapura dan menaikkan Giandra ke jet pribadinya. Pria itu dikenal dengan panggilan Rio, atau Pak Rio. Beliau sangat dihormati karena seorang pengusaha emas di Indonesia, pemilik sebuah aplikasi chat yang digunakan di Indonesia, dan pengusaha yang bergerak di bidang perkapalan.
Tidak hanya kaya raya, namun Pak Rio adalah pelanggan VIP-nya yang tampan. Giandra adalah wanita panggilan pilihan Rio, karena Giandra bukanlah seorang wanita panggilan biasa. Giandra memasang tarif supermahal karena ia cantik, tubuhnya begitu indah dan memukau pria, service yang diberikan tidak main-main, dan Giandra adalah wanita muda yang membuat pria-pria sedikit berumur sangat bersemangat dalam bercinta.
Terlebih lagi Giandra sangat bisa menjaga rahasia kliennya yang kebanyakan dari kalangan VIP dan bukan orang sembarangan. Dan Giandra juga memilih siapa yang berhak mendapatkan kenikmatan tubuhnya ini. Giandra selalu memilih lelaki tampan nan kaya, juga tidak terlalu tua. Bagaimanapun, Giandra juga ingin memiliki pengalaman s*x dengan orang terpandang yang banyak dikagumi orang.
Begitu Giandra sampai di depan pintu kamar hotel Rio, dia hanya menekan bel di depan pintu kamar dan kemudian pintu itu terbuka. Tidak ada penjagaan apapun, hanya dirinya yang melangkah masuk menyusuri koridor presidential suite yang dipesan Rio ini. Begitu memasuki ruang tamu, ia melihat Pak Rio langsung berdiri menyambutnya—lelaki itu bahkan hanya mengenakan kimono hitam satin sambil memegang gelas wine.
“Akhirnya kamu datang, Giandra.” Sambut Pak Rio sambil melangkah mendekati Giandra.
Giandra tersenyum manis, mengulurkan tangannya kearah Rio. “Senang bertemu Anda, Pak.”
“Kamu lebih cantik daripada di foto.” Kata Rio sambil merengkuh Giandra dan langsung melumat bibirnya.
Giandra merangkulkan lengannya pada leher Rio, sehingga Rio agak sedikit makin menunduk saat melumat bibir manis Giandra. Dalam ciumannya, Giandra tersenyum. Ketika Giandra sudah memasuki kamar dan bersama dengan lelaki VIP-nya, maka seluruh tubuhnya adalah milik lelaki itu.
Giandra kemudian melepaskan ciuman itu, ia mengendurkan rangkulannya. Sedikit menjauhkan wajahnya agar bisa menatap wajah tampan dan ramah Rio. Giandra lalu mengusap pipi Rio dan rahang tegasnya.
“Bapak juga lebih tampan daripada yang saya lihat di televisi.” Puji Giandra dengan tulus.
Rio tertawa kecil, lalu menyurukkan hidungnya ke tengkuk Giandra. Menghirup aroma manis dan menggoda dari parfum yang Giandra gunakan. Bibir Rio mengecupi leher Giandra, menjilatnya, mengigit kecil dan menghisapnya.
“Panggil saja Rio ketika sedang bersama saya, cantik.” Rio kemudian berdiri tegak sambil mengulum bibirnya setelah mengecup leher Giandra sampai memerah. “Dan saya panggil kamu siapa? Gia? Giandra? Atau… my sexy girl?”
“Terserah kamu, Rio.”
Rio tersenyum, lalu mengedikkan dagunya kearah kamar. “Kamu bisa melepas pakaianmu dan aku tunggu di kasur.”
Rio hendak melangkah terlebih dahulu ke kamar, namun Giandra menahan tangannya dan mengusap tangan Rio dengan sensual. “Kenapa bukan kamu saja yang melepas pakaianku dan tebak ada apa di balik dress-ku ini.”
“Sepertinya aku sudah tahu apa yang ada di balik dress yang terlihat manis saat kamu kenakan ini.” Rio mendekati Giandra lagi, menunduk mengecup bahu terbuka Giandra sambil menurunkan tali dress-nya.
Ketika tali dress Giandra ia turunkan, Rio dapat melihat p******a Giandra yang memukau, membuatnya ingin meremasnya langsung dengan gemas dan mengulum putingnya dengan keras. Giandra tersenyum manis. Lelaki seumuran Rio yang beranak empat dan selalu memikirkan pekerjaan, dihadapkan oleh wanita muda dengan paras cantik dan tubuh molek seperti Giandra nyatanya dapat membuat jantung Rio berdetak lebih kencang, bahkan perasaan ini tidak pernah ia rasakan ketika sedang bersama istrinya.
Rio makin menurunkan dress Giandra hingga nampak G-string putih yang dikenakannya. Wanita cantik dengan tubuh menggoda dihadapannya jelas langsung membuat napsu lelaki manapun naik, termasuk Rio.
Rio bahkan langsung bersimpuh dihadapan Giandra, meremas p****t Giandra dan mengecup kewanitaannya.
“Ah!” Giandra tersentak, ia memegang kepala Rio, membiarkan Rio menyingkirkan tali G-string yang menutupi kewanitaannya dan lidahnya langsung masuk membelai k******s Giandra.
Giandra membuka kakinya sedikit lebar dan Rio memiringkan kepalanya. Bibirnya sudah mengulum k******s Giandra dan lidahnya menjilati naik dan turun, kemudian menghisapnya dan mengulumnya lagi.
“Eumh… Rio.” Giandra meremas rambut Rio seraya menggerakan kewanitaannya dihadapan muka Rio.
Giandra mengulum senyumnya. Lihatlah, bahkan seorang pengusaha yang banyak dihormati orang bersimpuh dihadapannya dan menjilati kewanitaannya dengan begitu lapar. Setidaknya hal ini yang bisa Giandra banggakan dari dirinya yang seorang wanita panggilan.
***
Mulut Giandra terbuka mengeluarkan desahannya saat ia memompa tubuhnya diatas Rio yang berbaring sembari menatap tubuhnya dengan mendamba. Giandra kemudian menarik tangan Rio, menyentuhkannya ke payudaranya yang bergerak menggemaskan saat Giandra bergerak naik-turun membiarkan kejantanan Rio menusuk-nusuk kewanitaannya dari bawah.
Rio meremas kedua p******a penuh Giandra, kemudian Giandra memajukkan tubuhnya ketika Rio menarik payudaranya dan memasukkan putingnya kedalam mulut Rio. Desahan Giandra makin keras, Rio menghujamnya semakin cepat dari bawah dan kuluman Rio di payudaranya membuat kepala Giandra pening karena begitu nikmat.
“Ah, Rio! Ah… ahh!” Giandra membiarkan desahannya terdengar keras dan menggoda, membuat Rio makin cepat dan keras menghujam kewanitaan Giandra.
Kewanitaannya makin menjepit erat kejantanan Rio yang semakin besar dan mengeras di dalam sana. Desahan Giandra makin tak tertahankan saat akhirnya kejantanan Rio serasa meledak dan menyemburkan cairan kenikmatannya yang kental nan hangat di dalam kewanitaan Giandra.
“Hahh, Arghh!” Rio memeluk Giandra erat sambil membalikkan tubuh Giandra menjadi dibawah tubuhnya dan menghujam lagi dengan cepat, membiarkan kejantanannya terus berkedut menyemburkan cairan kenikmatannya. “Oohh, Tuhan! Giandra kamu… argh, begitu nikmat, sayangg!”
“Ahh!” Giandra juga mendesah keras, menggoyangkan pinggulnya untuk mengejar pelepasannya.
Tapi ketika pelepasan Giandra semakin dekat, kejantanan Rio malah melemas karena Rio sudah mendapatkan pelepasannya dan Rio mencabut kejananannya dari kewanitaan Giandra yang sempit karena menjepitnya.
Rio kemudian turun dari tubuh Giandra dan berbaring terlentang sambil terengah menatap keatas langit-langit kamar yang berupa cermin. Rio jadi bisa melihat tubuh telanjangnya dengan Giandra disampingnya. Tubuh molek itu yang sudah Rio cicipi.
Sedangkan Giandra kini larut dalam pikirannya. Lagi-lagi ia tak terpuaskan dalam seks dan lelaki yang membayarnya pasti selalu dibuat Giandra mendapat pelepasannya terlebih dahulu.
Rio tiba-tiba tertawa, membuat Giandra menoleh heran. “Gila, sudah lama aku tidak mendapatkan pelayanan s*x sehebat ini!”
Giandra tersenyum, lalu memiringkan badan sambil memeluk Rio. “Kamu mau lagi.”
“Tentu saja, sayang.” Jawab Rio sambil menyelipkan helaian rambut Giandra kebelakang telinganya. “Memang pelayanan wanita muda dan cantik seperti kamu memang tidak ada tandingannya.”
Giandra hanya tersenyum, membiarkan tangan nakal Rio menyusup ke pahanya dan dua jarinya masuk ke bibir kewanitaannya, lalu memijat klitorisnya.
“Eumh…” Giandra memejamkan matanya dan Rio menarik dagunya untuk kembali melumat bibir penuh Giandra.
Giandra makin mendekatkan diri kearah Rio. Membuat dua jari Rio makin menusuk masuk ke klitorisnya dan mengaduk-aduknya di dalam sana. Desahan Giandra tak tertahankan lagi. Ia menggerakan pinggulnya, bagaimanapun juga berusaha mengejar pelepasannya.
“Ouh… please, Rio. Eumhhh.” Giandra makin menggila ketika pijatan Rio di dalam kewanitaannya semakin nikmat dan jari-nya bergerak keluar masuk dengan cepat. Hingga kemudian kulit tubuh Giandra meremang dan wajahnya memerah ketika pelepasannya datang. “Ahhh!”
Mulut Rio terbuka, ikut mendesah karena Giandra. Dalam diam ia takjub akan kecantikan Giandra, bahkan wajahnya cantik dan membuat jantung Rio berdebar-debar saat melihat Giandra mendapatkan pelepasannya.
Begitu Giandra membuka matanya, Rio kembali mencium bibir Giandra, melumatnya lebih keras dan mendamba dari sebelumnya. Giandra tetap menanggapi, walaupun kaget karena kini Rio menyetubuhinya lebih keras dan bersemangat dari sebelumnya.
Tetap saja, Giandra dapat menyeimbangi. Bahkan memberi service lebih. Karena sebagai wanita panggilan, jam terbangnya juga sudah tinggi.
Entah berapa ronde Rio mengajaknya bercinta. Namun yang terakhir kalinya membuat Rio kewalahan sampai kejantanannya benar-benar lemas karena terlalu sering menumpahkan spermanya. Mereka berdua berakhir sambil setengah berbaring diatas kasur, menonton infotaiment walaupun Rio masih terus mengulum bibir seksi Giandra.
“Kairav Zachary.” Gumam Rio ketika melihat tayangan infotaiment Singapura soal film terbaru Kairav yang juga tayang di Singapura. “Karir lelaki itu bagus.”
Giandra menatap televisi tanpa minat. “Kamu mengenalnya?”
“Tidak secara pribadi. Tapi anakku teman satu tongkrongan dengan artis itu. Anakku diam-diam sangat suka kalau diajak hangout dengan Kairav.” Rio tertawa dan kembali mencium Giandra yang hanya tersenyum. “Anakku itu, sangat berharap Kairav bisa menjadi pacarnya.”
“Yasudah, jodohkan saja.”
“Kata anakku, Kairav sepertinya tidak suka dengan wanita. Dia juga beberapa kali hangout dengan Raul—entahlah, seorang beauty blogger dengan merk-merk make up ternama katanya. Kabarnya Kairav menjadi gay karena sering bergaul dengan Raul.”
Giandra menatap Rio geli. “Kamu sepertinya pendengar baik untuk anakmu.”
“Aku sangat menyayangi anakku. Aku memang mempunyai banyak uang. Tapi banyak uang belum tentu bisa memberikan kebahagiaan untuk keluarga.” Kata Raul. “Kesibukanku membuat kami jarang bertemu. Tapi Giandra, aku sepertinya dapat selalu menyempatkan waktu untuk bertemu denganmu.”
Mendengar itu membuat Giandra terkekeh. “Apa maksudmu?”
“Jadilah wanitaku, Giandra.” Pinta Rio dan Giandra sudah tahu maksudnya.
Bukan satu atau dua kali Giandra diminta untuk menjadi wanita simpanan para pelanggan VIP-nya. Tapi jelas Giandra tidak berani, terlalu banyak resiko untuk kehidupannya.
“Tapi kamu sudah punya istri, Rio.”
“Istriku sudah tua. Aku butuh wanita muda seperti kamu untuk benar-benar memberikanku s*x yang hebat.”
Giandra tersenyum lagi dan kini benar-benar terduduk untuk menatap Rio. “Kamu sudah menandatangani kontrak. Hanya satu pertemuan untuk s*x denganku. Setelah itu, tidak ada lagi.”
“Persetan dengan kontrak. Aku bisa memberimu banyak uang dan apapun yang kamu inginkan, lebih dari kontrak itu, Giandra.”
Giandra tetap tersenyum. Dalam hati benar-benar menganggap Rio adalah lelaki yang malang karena haus dengan napsu. Bahkan, tidak hanya Rio yang menawarkan hal serupa. Semua lelaki yang hendak menjadikan Giandra wanita simpanan, pasti mengatakan hal yang sama.
Akhirnya Giandra kemudian turun dari kasur sambil menguncir rambutnya.
“Mau kemana, sayang?” tanya Rio.
“Mandi dan kemudian pergi. Waktu yang kita habiskan sudah selesai.” Giandra lalu masuk ke kamar mandi. “Jangan lupa uang tambahan untukku, Rio!”
Di dalam kamar mandi, Giandra menghela napasnya dan mencuci muka. Tubuhnya benar-benar bau s****a, bahkan rambutnya juga. Setiap kali menatap cermin seperti ini, Giandra selalu menatap cermin dengan mata memerah karena menahan air mata.
Giandra mengepalkan tangannya. Ia selalu merasa hancur setelah bekerja. Tapi rasanya tidak ada yang perlu di sesali kemudian, toh pekerjaan ini juga bagian dari pilihannya.
Sebelum masuk ke bilik shower, ponsel Giandra berdenting. Ia membuka ponselnya dan menatap wajah calon kliennya yang baru.
Dua hari lagi ia harus melayani seorang pria baru. Giandra membuka profilnya dan nyaris tertawa ketika melihat wajahnya. Wajah yang begitu imut untuk ukuran pria dewasa. Namun begitu tampan. Lelaki yang manis, Giandra jadi penasaran sehebat apa s*x ala wajah soft boy.
Dan lelaki manis itu berani memasang tarif mahal sampai hari yang ke… tidak di tentukan.
Giandra mengernyit ketika melihat pilihan lelaki berwajah manis itu. Belum lagi notes yang dituliskan: tarif akan bertambah, nona. Aku jamin. Sampai bertemu dua hari lagi, cantik.
Name: Abian Hadinata
Place Meet: At Detik Coffe, Jakarta.
Butuh beberapa menit waktu untuk Giandra berpikir hendak menerima tawarannya atau tidak. Karena terdapat waktu yang tidak ditentukan, namun tarifnya juga akan bertambah.
“Terima atau tidak?” Gumam Giandra.
Namun, wajah manis Abian membuat Giandra makin penasaran dan tertarik. Hingga akhirnya Giandra menekan tombol berwarna hijau.
Accepted.
“Sampai bertemu, Abian.” Bisik Giandra sambil menatap foto Abian.