12. Raisya

916 Kata
*Lagi-lagi Di Tinggal Pergi." "Bik! Aku lelah. Aku boleh pulang gak?" "Saya mah terserah non Raisya. Kan non bukan pekerja. Cuma ngejalanin hukuman." "Kalau gitu aku pulang ya bik. Aku capek. Aku lelah. Malam ini ada hapalan hadist. Aku harus istrirahat." Aku tidak menunggu respon bibik Darmi yang merupakan pembantu rumah Raihan. Untuk apa? Aku sudah lelah dan tidak peduli jika urusan belum selesai. Aku mau pulang. Aku mau tidur. Aku paling malas mengurus pekerjaan rumah apalagi didapur. Ya ampun, kukuku jadi rusak kan apalagi dua hari yang lalu aku sama Lala dan Lili habis meni pedi di salon supaya kukuku tetap kuat terawat dan tidak rapuh. Aku melangkahkan kedua kakiku menuju pintu luar. Aku berjalan gontai dengan pakaian seragam yang masih melekat di tubuhku. Lalu- "Eh mau kemana?" Aku menoleh kebelakang dan mendapati Raihan memakai pakaian olahraga sambil menenteng sepatu futsal. "Ya mau pulang lah!" "Antar aku ke tempat futsal. Aku mau main." "Apa?! Rai aku-" "Ini perintah dari bos." Dan Raihan melenggang pergi. Mengabaikan ku yang sudah kusut, lelah, tak berdaya dan bermuram durja. "Aku tidak mau! Aku lelah!" "Terserah." Aku tersenyum senang. Okelah kalau gitu. Dia bilang terserah. Berarti gak maksa dong? Hahahaha. Bodo amat! Yang penting aku mau istirahat. Mau hapalan hadist setelah itu bermanja diatas tempat tidur yang empuk. ❣️❣️❣️❣️ "Raisya! Raisya!" Pintu diketuk dengan keras. Aku menoleh kearah pintu dan sangat enggan untuk membukanya. "Rai! Raisya! Buka pintunya." Dan aku mendengus kesal. Tentu saja. Lah lagi belajar sambil hapalan hadist malah di ganggu. Aku membuka pintu dan mendapati Mama menatapku kesal. "Kenapa ma?" "Kamu sudah ke rumah Raihan belum hari ini?" "Sudah mah sudah." "Bersih-bersih dan jalanin hukuman?" "Sudah semuanya." "Belajar masak sama Bik Darmi?" "Gak." "Lah, Kamu ini gimana sih?" Mama menatapku kesal sambil berkacak pinggang. "Kamu ini anak perempuan loh sya. Jangan sampai bikin malu mama sama papa kalau kamu gak bisa masak suatu saat!" "Mah.. plissssss.." aku mendongakkan wajahku keatas sambil memejamkan kedua mataku. "Aku lelah mah lelah. Lelah hati, lelah perasaan dan lelah atas semuanya." "Tapi gak lelah hidupkan?" "Mah! Ish, mamah nih, ya gak lah. Lah dapetin kak Bejo aja-" Pletak! Aku meringis. Mama menyentil dahiku. "Kamu masih kecil. KTP aja belum selesai di buat sama pak RT. Masa iya mikir cowok! Gak boleh. Kalau kamu bersikeras mama jodohin mau?!" Aku menatap mama dengan horor. Tentu saja aku gak sudi. Iyuhhhhh.. ya kalau di jodohin sama kak Bejo aku mah iya aja. "Mah sudah selesai kan nasehatnya? Aku mau belajar nih. Ada hapalan hadist dari ustadzah besok di kelas." "Yasudah kalau gitu. Setelah itu langsung tidur ya." "Iya mama cantik iya iya." Mama meraih diriku dan mendaratkan kecupan singkat di pipiku. Sengomel-ngomelnya mama, tentu saja mama itu ibu yang penyayang. ❣️❣️❣️❣️ "Bagi Nabi Muhammad SAW, Al-Qur'an berfungsi sebagai mu'jizat yang terbesar yang berlaku kekal abadi. Sebagai kitab mu'jizat, Al Qur'an tidak mungkin dapat di tiru dari aspek manapun dan oleh siapapun karena Al Qur'an adalah benar-benar Wahyu dari Allah SWT." Aku memperhatikan guruku yang bernama ibu Maimunah dan kini sedang menerangkan tentang renungan Al Qur'an didalam kelas. "Kita sebagai seorang muslim seharusnya mengenal Al Qur'an sebagai pedoman hidup." Aku merasa punggungku di colek, lalu aku menoleh kebelakang dan mendapati Lala menatapku dengan serius. "Apa sih?!" bisik ku pelan. "Kak Bejo katanya hari ini ikut pertandingan basket. Aku tau dari berita di mading. Sekolah kita tanding dengan SMA negeri 5. "APA?!!!!!" "RAISYA!" Aku kembali menghadap ke depan. Ibu Maimunah menatapku dengan tajam. "Sekarang kita lagi belajar. Apakah kamu bisa jaga ucapanmu untuk tidak berisik?!" "Ma-maaf bu. Maafkan saya." aku berucap lirih sambil menundukkan wajah. "Jangan di ulangi lagi!" "Iya Bu." Ibu Maimunah kembali menerangkan pelajarannya. Aku menghela napas. Gara-gara Lala memberi tahu tentang kak Bejo yang akan ikut pertandingan basket aku malah kena teguran! Eh tunggu, Kak Bejo ikut pertandingan basket? Wah wah ini adalah hal kewajiban yang harus aku tonton. Sebagai calon masa depan yang baik dan berguna aku harus mendukung penuh My Calon Imam Kak Bejo itu. Suara bel jam berakhirnya sekolah pun berbunyi. Dengan cepat aku membereskan semua buku-bukuku setelah kami berdoa sebelum pulang. "Sya, ntar malam jadikan? Malam ini ada acara syukuran di rumah-" "Maaf aku sibuk. Aku duluan ya Li, ada urusan penting nih." "Tapi sya-" "Aduhhh maaf ya Li. Maaf. Aku cabut duluan ya, Byeeeeeeeee." Dengan cepat aku keluar kelas dan meninggalkan Lili yang saat ini sedang bingung dan menatapku terheran-heran. Aku mempercepat langkahku menuju parkiran mobil lalu segera mengemudikannya untuk menuju sebuah tempat dimana kak Bejo sebentar lagi akan melakukan pertandingan basket. Ya ampun, aku harus segera tiba disana. Memberi semangat supaya aku menjadi moodboster kak Bejo saat melakukan pertandingan basket di lapangan. Adanya aku tentu saja dia akan semakin bersemangat. Wkwkw ❣️❣️❣️❣️ * Raihan menatap datar kepergian sebuah mobil merah yang baru saja berjalan meninggalkan parkiran halaman sekolah sekaligus meninggalkan dirinya yang membuatnya harus pulang sendirian tanpa di antar. "Ck, bodoh sekali dia." sinis Raihan dengan dingin sambil memasukkan salah satu tangannya pada saku celananya.  ❣️❣️❣️❣️ Tu kan, lupa nya kebangetan si Raisya nih . Masa iyaa Raihan di tinggal pergi gitu aja. Sudah semalam main futsal gak di anterin, pulang sekolah malah gak dianterin juga Bejo benar-benar mempengaruhi Raisya Mungkin kalau Bejo tenggelam di Empang, Raisya rela terjun buat nyelamatin dia. Terima kasih sudah baca Raihan dan Raisya. Sehat selalu buat kalian. With Love LiaRezaVahlefi Instagram ; lia_rezaa_vahlefii
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN