*Pisang Ijo Dari Kak Bejo*
"Itu muka kenapa di muram kayak orang banyak hutang di kantin?"
Aku menoleh kearah Lala yang kini menatapku. Aku melepas tas ranselku lalu meletakkannya di atas meja. Aku memilih membenamkan wajahku dengan malas di atas meja berbantalan tasku.
"Sya. Kamu baik-baik aja kan?" tanya Lala dengan khawatir. "Kalau capek kamu bisa menyerah sya."
Aku menatap Lala dengan malas. Aku tau dia mengkhawatirkanku. Tapi tetap aja ini hukuman. Yang dia maksud sejak tadi adalah Raihan yang sering meminta tolong antar jemput denganku.
"Aku tidak apa-apa. Aku yang salah karena sudah menghilangkan motornya."
Suara langkah kaki terdengar dan Lili baru saja tiba. Ia hanya tersenyum tipis lalu duduk di sebelahku. Lili memang teman sebangkuku yang tidak banyak bicara.
"Tumben Li jam gini baru turun?" Lala memperhatikan jam di pergelangan tangannya. "Biasanya juga turun jam 6 pagi."
"Aku ada perlu satu jam yang lalu dengan seseorang."
"Dan membuatmu datang jam segini?" tanya Lili. "Untung saja kamu gak telat."
"Iya."
Aku menoleh kearah Lili yang tetap tenang. "Hidupmu enak banget Li."
"Kenapa?"
"Ya enak aja. Jauh dari kata kerumitan dan kesialan."
"Tidak juga."
"Sudahlah sya, terima aja. Lagian sih suka sama si Bejo. Emangnya gak ada yang lebih keren gitu?" kekeh Lala dengan santai. "Raihan boleh juga."
Aku menatap Lala dengan tajam. "Suka sama Raihan? Ck, tentu saja tidak akan! Mana mungkin kami bisa bersama sementara ada cowok baik dan soleh yang bener-bener nyata didepan mataku."
"Gitu ya?" Lala mengusap dagunya. "Berarti suatu saat kalau aku suka sama Raihan ya tidak apa-apa dong ya?" goda Lala padaku.
"Silahkan noh Silahkannnn! Aku mah ogah! Apa menariknya Raihan?"
"Ya menariklah. Siapa yang gak kenal sama Raihan meskipun baru kelas 10 di madrasah Aliyah Darrul Ilmi sini? Kakak kelas aja banyak yang suka sama dia. Noh kak Jannah suka sama dia."
"Bodo amat! Sudahlah, aku lagi bad mood jangan kamu tambah-tambahin dengan obrolan tentang di k*****t itu!"
Lala tertawa sementara Lili masih bersikap tidak acuh. Aku beralih menatapnya yang terlihat sibuk dengan ponselnya.
"Kamu ngapain sih Li dari tadi? Sibuk banget kayanya sama ponselmu."
Lili menoleh sejenak kearahku, lalu mematikan ponselnya. "Tidak apa-apa. Em maaf aku harus belajar. Sebentar lagi ada ulangan harian dari Bu Syifa."
"Ya Allah.." aku menepuk jidatku. "Hampir aja aku lupa."
"Untung aku sudah belajar. Alhamdulillah." ucap Lala yang kini memilih duduk di bangkunya yang ada di belakangku.
Baru saja aku hendak belajar lagi-lagi bayangan kak Bejo berputar di benakku. Ya ampun, sudah beberapa hari aku tidak bertemu dia setelah pertandingan basket itu gara-gara selalu pulang cepat demi mengantar si k*****t Raihan ke warnet!
Ck, pokoknya hari ini aku harus datangin dia saat jam istrirahat. Aku harus mastikan dia baik-baik saja dan sehat.
❣️❣️❣️❣️
Suasana kantin begitu ramai ketika sekarang adalah jam istirahat. Aku memperhatikan sekitaran kantin. Mencari sosok My Calon Imam Kak Bejo.
"Raihan!"
Aku menoleh ke samping dan melihat Lala berlari ke arah Raihan. Ada apa dengannya? Cih, jangan-jangan dia memang beneran mau deketin Raihan? Hahaha biarkan saja dia. Aku doakan semoga jodoh!
"Asalamualaikum Raisya?"
Aku menoleh kebelakang dan mendapati Kak Bejo tersenyum kearahku. Akhirnya, tanpa di cari pun calon jodoh hadir didepan mata.
"Wa'alaikumussalam kak." ucapku sambil tersenyum malu-malu.
"Kamu apa kabar?"
"Alhamdulillah baik kak. Kakak sendiri gimana?"
"Alhamdulillah baik juga. Ah ini.. "
Kak Bejo mengulurkan tas plastik padaku yang berisikan sesuatu. Aku menerimanya dengan senang hati.
"Ini ada makanan buat kamu. Dari umi."
"Makanan?"
"Iya." Bejo mengangguk. "Makanan kesukaan umi. Tadi pagi umi buat makanan ini terus ingat kamu. Jangan lupa di makan ya."
Aku menoleh ke dalam tas plastik tersebut dan ternyata ada pisang ijo.
Wah.. ternyata makanan kesukaan umi pisang ijo toh. Aku manggut-manggut mengerti.
"Umi juga ada bilang, kalau Raisya tidak sibuk, Minggu ini main kerumah ya. Katanya umi mau ngajakin kamu bikin jajanan pisang ijo lagi."
Aku menatap kak Bejo dengan berbinar. "Insya Allah aku gak sibuk kok kak! Yaudah Minggu ini aku kerumah kakak ya!"
"Iya Raisya Iya. Em yaudah yah aku mau makan dulu. Jaga kesehatan ya Sya, Asalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Dan aku memeluk pisang ijo dalam tas plastik itu dengan haru. Masya Allah kak Bejo. Apakah ini tanda-tanda bahwa calon mama mertua menyukaiku? Ah senangnya..
"Ada pohon pisang aku panjatin.
Ada buahnya, lalu aku petik.
Hai Raisya cantik, kamu lagi ngapain?"
Tanpa aku menoleh kebelakang tentu saja aku tau. Dia adalah kakak kelas 11. Namanya Faisal. Faisal adalah seorang kakak kelas yang suka mengerjarku, mengharapkan aku menerima cintanya dan tidak pernah mengenal lelah meraih hatiku.
Aku mendengus sebal kearah Faisal.
"Apa apa?!"
"Loh kok jutek sih. Ntar cantiknya bertambah loh. Kalau aku jadi tambah suka sama kamu gimana? Yang begini aja aku sudah suka."
"Kak! Pliss deh jangan gitu terus. Aku tuh ilfil sama kakak!"
"Kata orang kalau ilfil lama-lama bisa jatuh cinta."
Aku mengabaikan Faisal dan memilih ke kantin. Dari jauh Lala sudah menikmati semangkuk bakso bersama Lili. Bahkan didepannya ada Raihan yang sedang menikmati makanannya dengan tenang.
Lala terlihat antusias berbicara dengan Raihan. Sepertinya dia suka sama Raihan. Ah biarkan saja dia. Semoga mereka berjodoh dan lekas bersama. Biar aku gak jadi supir gretongan Raihan lagi. Cih!
❣️❣️❣️❣️
Part sebelumnya, Raihan berdoa moga Raisya bukan jodohnya. Lah sekarang malah Raisya yang berdoa gitu juga. Lah kalau beneran suatu saat jadi jodoh piye?
Wkwkwkwk
With Love
LiaRezaVahlefi
Instagram
lia_rezaa_vahlefii