“Kakak, Cherry ingin pulang.” Ini tidak berhasil. Padahal Eris sampai tidak bisa tidur semalaman saat memikirkan ide tentang mengajak Cherry ke taman hiburan. Namun kini, tidak peduli sebanyak apa permainan atau makanan enak yang Eris tawarkan padanya, Cherry sama sekali tidak kelihatan senang dan hanya terus berkata ingin pulang. Terlihat sebagai satu-satunya orang yang bersedih di antara semua orang yang bersenang-senang di taman hiburan itu. “Ini masih belum sore, kenapa sudah buru-buru ingin pulang?” Eris mengedarkan pandangannya, lalu sambil tersenyum lebar menunjuk penjual permen kapas yang berada tidak jauh dari sana. “Cherry, apa kau pernah makan itu? Itu namanya permen kapas dan rasanya maniiiis sekali. Warnanya juga cantik-cantik, kan? Kau mau Kakak belikan yang warna merah mud