Saat sampai di kelas, Lolita menjadi tatapan banyak orang. Sebenarnya dia risih, tapi sebisa mungkin ia hilangkan rasa gugup yang mendera, berjalan biasa saja sampai duduk di tempatnya. Orang-orang pasti mengira yang tidak-tidak lagi, sama seperti keluarga angkatnya, menyangka kalau Lolita hanyalah anak tidak tahu diri yang berlaku seperti itu tanpa alasan. Padahal ia seperti itu karena tekanan keluarga yang membuatnya jengah. Ia terlalu muak dengan semua ini, kehidupan tidak pernah berpihak padanya. Semua orang hanya bisa menilai tanpa pernah memahaminya. Ia tidak bisa menampakkan sisi lemahnya di depan orang lain. Semakin ia kacau, semakin merasa sakit hati dengan penduduk bumi, ia justru semakin asyik bertopeng riya menjadi wanita pembangkang, wanita kuat yang tidak bisa ditindas, pad