Ya, Tuhan! Bukan tidak tahu jika sedari tadi Mas Roy tak henti melirikku. Ingin rasanya aku menenggelamkan diriku ke dasar samodera agar Mas Roy tak melihatku lagi. Betapa aku malu tak hanya pada Mas Roy tapi juga pada diriku sendiri demi mengingat kejadian malam tadi. Sebegitu mudahnya aku menyerahkan diriku pada lelaki di sebelahku ini. Tanpa adanya pernyataan cinta di antara kami berdua. Hanya berbekal status dan aku percaya begitu saja menyerahkan harta berharga yang selama dua puluh lima tahun aku jaga dengan sebaik-baiknya. Apakah setelah Mas Roy berhasil meniduriku, lantas perasaan cinta bisa tumbuh di dalam hatinya? Apakah dia tak akan meninggalkan aku dan parahnya mencampakkan aku karena telah mendapat apa yang ia mau? Bukankah Mas Roy menikahiku karena keluarga? Bisa saja sete