Part 15 [Misteri Ibu Bryan]

1161 Kata
Tangan Bryan terlihat mengepal setelah ia melihat jasad Nora yang saat ini sudah ada di dalam peti. Sebelum Rose menguasai hati dan hidupnya, Nora pernah menempati posisi itu, jadi rasa sedih Bryan terasa berkali-kali lipat saat mengetahui kalau Nora tewas dengan cara seperti ini dan ia seperti orang bodoh yang tidak bisa berbuat apa-apa. "Semoga di masa depan hubungan keluarga kita membaik, jadi hubungan kita juga bisa kembali seperti dulu. Ingat janjimu, aku sudah menolongmu, jadi kau juga harus menolongku suatu saat nanti, tidak peduli apa pun yang terjadi." Bryan kembali mengingat ucapan Nora bertahun-tahun yang lalu, sebelum dia pergi bersama ayahnya. Nora mengatakan itu dengan nada bercanda, tapi sekarang Bryan akan melakukan apa yang telah ia janjikan pada Nora saat itu. Bahkan jika dulu Nora tidak membantunya saat ia terluka dan nyaris meninggal karena perkelahian, Bryan akan tetap menolong Nora dengan ketulusannya. Di depan jasad Nora, Bryan bersumpah akan menjaga Joy dengan baik dan akan mencari tahu, lalu melenyapkan siapa pun yang terlibat dalam pembunuhan ini. Bryan tdiak akan melepaskan orang itu apa pun yang terjadi. Di sisi lain, Karina yang menemukan keanehan pada s**u yang dibuatkan untuk Joy langsung mencari pelayan yang tadi membawakan s**u untuk Joy. Karina bertanya siapa yang membuat s**u itu dan ternyata pelayan itu sendiri yang membuatnya. "Minum s**u ini sampai habis," ucap Karina tanpa basa-basi. "Apa? Kenapa saya harus meminumnya?" "Aku bilang minum, maka minumlah!" tegas Karina. "Apa Anda mencurigai saya telah memasukan sesuatu yang berbahaya ke dalamnya?" "Aku tidak mengatakannya. Aku hanya memintamu untuk meminum s**u ini. Cepat lakukan!" Karina menekankan kalimatnya. Pelayan itu terlihat kesal karena Karina baru beberapa hari di sini dan sudah berani bersikap layaknya bos. Menjadi kekasih Bryan seharusnya tidak membuat Karina secara mutlak menjadi seorang bos di sini, tapi lihatlah sikapnya sekarang. Merasa tidak punya pilihan lain, maka pelayan itu meminum sampai habis s**u formula yang seharusnya dibuat untuk bayi. Tidak cukup sampai di situ, Karina juga memintanya untuk tetap diam di tempat untuk beberapa waktu. Karina terus menatap pelayan itu selama beberapa saat dan dia terlihat baik-baik saja, entah memang tidak apa-apa dalam s**u itu atau memang sesuatu itu belum bereaksi. Namun, Karina tidak bisa terus berdiri di sini dan menatap pelayan itu, sebab Joy menunggu susunya. Pada akhirnya, Karina sendiri yang membuatkan s**u untuk Joy dengan mengikuti intruksi yang ada pada kemasannya, setelah memastikan tidak ada yang aneh dalam bubuk s**u itu. Karina bahkan mencobanya terlebih dulu. "Dia menyebalkan dan menakutkan," gumam pelayan itu setelah Karina pergi dari dapur. Karina tahu betul bahwa tugasnya adalah menyingkirkan Joy dan ia tidak sedikit pun memiliki tanggungjawab untuk menjaganya. Namun, Karina menyadari bahwa tindakan yang baru saja ia lakukan adalah sikap yang tidak seharusnya ditunjukkan di sini. Namun, Karina benar-benar tidak bisa menahan dirinya tadi. Namun, apa yang sebenarnya terjadi pada s**u itu? Jika memang tidak ada sesuatu di sana, lalu kenapa itu terlihat mencurigakan? "Apa yang harus aku lakukan denganmu?" Karina bicara pada Joy yang saat ini terlihat tenang setelah menghabiskan susunya. *** "Kau sudah mengirim uang itu padanya?" "Ya, saya telah menyelesaikan semuanya," jawab seorang pria itu, lalu pergi dari ruangan itu. Sementara itu, Rain tampak tersenyum setelah bicara pada salah satu anak buahnya. Uang yang Rain maksud adalah uang untuk diberikan pada pelayan di rumah Bryan yang telah menjalankan tugasnya dengan cukup baik. Ya, s**u formula yang warna dan aromanya tampak sedikit berbeda bukanlah suatu kebetulan, tapi itu Rain lakukan dengan sengaja lewat orang-orang di kediaman Bryan, tapi itu bukanlah sesuatu yang berbahaya. Rain sudah mendengar tentang bayi itu, tpai ia belum mengetahui apapun tentang Karina. Rain hanya sedikit ingin tahu karakter Karina dan sepertinya dia bukanlah orang sembarangan. Nyaris tidak ada perubahan yang berarti dalam s**u itu, tapi Karina bisa menyadarinya. Karina punya tingkat kewaspadaan dan kepekaan yang cukup tinggi, dan dia sepertinya terlatih untuk itu. Jika Karina hanya seorang gadis biasa yang sampai harus menjual diri untuk bertahah hidup, maka dia akan seperti kebanyakan wanita penghibur di luar sana. "Aku menjadi semakin penasaran padamu, Karina," gumam Rain. Dan Bryan baru pulang saat tengah malam. Ketika pria itu pulang, Karina melihat sorot mata yang begitu suram. Biasanya, Bryan tampak selalu bersemangat saat melihatnya, tapi sekarang Karina bahkan tidak mendapat sapaan dari pria itu. Kematian Nora sepertinya telah begitu mempengaruhi kehidupan Bryan, tapi sebenarnya seperti apa hubungan mereka? Bryan masuk ke kamarnya untuk melihat keadaan Joy dan dia tampak baik-baik saja. Kini, Joy sepenuhnya telah menjadi tanggungjawabnya dan Bryan merasa belum siap untuk semua itu. "Apa aku harus menjadi ayah untukmu?" ujar Bryan dan ini terdengar sampai ke telinga Karina yang saat ini berdiri di ambang pintu. Karina sedang berpikir jika ia menceritakan tentang s**u itu, maka Bryan mungkin bisa curiga padanya dan pelayan itu terlihat masih baik-baik saja sampai detik ini. Sudahlah, Karina akan mencoba untuk tidak peduli karena itu bukanlah urusannya. Karina pun memilih untuk pergi ke kamarnya sendiri untuk memikirkan apa yang harus ia lakukan pada Joy. "Karina." Namun, suara Bryan membuat langkah Karina seketika terhenti. Karina pikir, Bryan tidak memperhatikan keberadaannya, tapi sepertinya tidak begitu. Karina memutar badannya dan melihat Bryan yang berjalan ke arahnya, lalu memeluknya dengan erat. Untuk pertama kalinya Karina melihat Bryan yang lemah seperti ini, tidak seperti Bryan yang dikenal oleh banyak orang. "Karina, aku tidak tahu apakah aku bisa melakukan semua ini," ucap Bryan. "Apa maksudmu?" "Joy, aku pikir, aku harus menjadi ayah untuknya sekarang. Namun, aku tidak tahu apakah aku bisa melakukan tugas itu dengan baik atau malah sebaliknya. Aku rasa ..." Bryan kini melepaskan pelukannya, lalu menatap lekat Karina. "Aku membutuhkan bantuanmu. Kita bisa belajar bersama-sama, kan?" ucap Bryan lagi. Karina pikir, Bryan hanya sedang mengambil kesempatan dalam situasi ini. Namun, ada apa dengan tatapan matanya? Bryan, si pria berengsek itu seharusnya tidak bisa membuat tatapan setulus itu. Tidak, Karina tidak ingin terjebak dalam permainan ini. "Bryan, aku ..." kalimat Karina terhenti karena Bryan yang tiba-tiba menarik pinggangnya, lalu mencium bibirnya. "Kita bisa belajar menjadi orang tua untuk Joy, kan? Aku sangat membutuhkanmu di sisiku." Bryan kembali bicara setelah mencium bibir Karina. "Tapi aku harus membunuh Joy, bukan merawatnya, apalagi menjadi orang tuanya." *** "Rain, jangan memperebutkan apapun dengan Bryan. Itu akan membuatmu semakin tidak berperasaan." Di sisi lain, Rain dibuat terkejut oleh ibunya yang secara mengejutkan tidak mau mendukungnya untuk merebut kursi kepemimpinan ayahnya. Bukankah seorang ibu seharusnya mendukung anaknya untuk meraih posisi tertinggi dalam hidupnya? "Ibu, aku tidak melakukan apapun ...." "Ibu tahu apa yang kau lakukan dan berhentilah melakukannya. Jangan mencari cara untuk bertahan di sini, tapi cari cara untuk melarikan diri. Tempat ini tidak sebaik yang terlihat." Wanita bernama Emma itu baru saja menyela kalimat Rain. "Apa maksud Ibu?" "Ibu mungkin akan mati jika terus berada di sini, sama seperti ibu Bryan." Rain menjadi semakin bingung sekarang. Ibu Bryan meninggal karena kecelakaan dan kenapa ibunya begitu yakin kalau nasibnya akan sama seperti itu? "Ibu, kenapa ...." "Kita harus pergi dari sini. Harus." Emma menekankan kalimatnya, lalu pergi dari kamar Rain. "Ada apa dengan Ibu?" gumam Rain yang saat ini terlihat bingung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN