Part 8 [Peringatan : Jangan Tanya Apapun Tentang Rose]

1935 Kata
Karina menatap pantulan dirinya di cermin, sebab saat ini ia sudah memiliki potongan rambut terbarunya. Rambut panjang Karina yang tadinya dipotong rata, kini menjadi tampak memiliki layer dengan tambahan poni curtain bangs. Karina pikir ini tidak buruk, bahkan ia merasa lebih cantik sekarang. Bryan yang baru saja kembali setelah menyelesaikan rapat dengan beberapa rekan bisnisnya, kini tampak mendekati Karina dan tersenyum melihat penampilan baru Karina. Bryan semakin merasakan kehadiran Rose sekarang. Tidak peduli siapa Karina dan dari mana asalnya, Bryan akan membuat wanita itu menjadi Rose, wanita yang begitu ia cintai. Senyuman muncul di wajah Karina begitu ia melihat kedatangan Bryan. "Bagaimana kau tahu kalau gaya rambut seperti ini cocok untukku?" tanya Karina yang saat ini sedang menatap pantulan Bryan di cermin, karena pria itu telah berdiri di belakangnya. "Apa tipe wanitamu adalah yang seperti ini?" ucap Karina lagi. Bryan juga tampak tersenyum, kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Karina dan setelahnya berkata, "Aku sudah mengetahuinya sejak pertama kali melihatmu. Tipe wanitaku adalah kau, bukan yang lain." Mulut Bryan benar-benar manis, jelas sekali kalau dia adalah pemain handal dalam urusan percintaan. Karina tahu itu, tapi ketika semakin diperhatikan, Karina semakin sadar kalau Bryan memiliki aura yang berbeda dari pria yang pernah ia temui. Mulut Bryan memang terlalu manis hingga terkesan membual, tapi tatapan mata pria itu seolah mengisyaratkan yang sebaliknya. "p****************g selalu berkata seperti itu," ujar Karina sembari melepaskan lingkaran tangan Bryan dari pinggangnya, kemudian memutar badannya agar bisa menatap Bryan secara langsung, bukan lagi pantulannya. "Jangan samakan aku dengan pria lain yang pernah kau temui. Aku dan mereka berada di kelas yang berbeda." "Tapi kalian sama-sama mencari wanita sepertiku untuk menghangatkan tubuh kalian, jadi apa bedanya?" balas Karina. "Kau harus lebih mengenalku untuk melihat perbedaannya." "Menggelikan sekali. Tapi, aku sudah menuruti keinginanmu, jadi apa aku bisa mendapatkan bagianku?" "Baiklah, apa yang kau inginkan sekarang?" Karina tampak begitu sibuk berpikir karena ia juga ingin mendapatkan bayaran ketika menjadi gadis penurut untuk Bryan, tapi ketika kesempatan seperti ini datang ia malah bingung ingin meminta apa. "Aku ...." "Permisi, Tuan Bryan." Jeff baru saja menyela kalimat Karina. Bukan maksud Jeff untuk lancang, tapi di luar ada sesuatu yang mendesak. Bryan yang membuat aturan tentang cara kerja Jeff tampak kesal, tapi mengerti kalau dia tidak mungkin datang mengganggu jika tidak ada sesuatu yang terjadi. "Kita bicara di luar." Karena itulah Bryan langsung mengajak Jeff keluar dari ruangan itu tanpa mengatakan apa-apa pada Karina. "Apa yang terjadi? Orang-orang di rumah ini selalu tampak tegang," gumam Karina. *** Masalah yang Jeff maksud adalah kedatangan Jake dan Rain. Mereka tidak sering datang ke sini, jadi ketika mereka datang, penting bagi Jeff untuk segera melaporkannya pada Bryan. Jika Rain datang itu tidak menegangkan, tapi jika orang yang datang adalah Jake, maka Jeff merasa ada masalah besar yang membuatnya datang ke sini. Bryan mendengar kondisi kesehatan ayahnya sudah membaik, jadi ia tidak lagi pulang unruk menjenguk ayahnya. Bryan lebih memilih untuk menghabiskan waktunya bersama Karina, dari pada pulang, lalu bertemu dengan Rain dan ibunya, tapi sekarang, Rain malah ikut datang ke sini. Bryan sudah bisa menebak untuk apa ayahnya datang jauh-jauh ke sini, yaitu pasti karena kabar tentang keberadaan Karina telah sampai ke telinga ayahnya, entah karena disampaikan oleh Rain atau lewat orang suruhan ayahnya yang mengawasinya. Ya, Bryan tidak bodoh sampai tidak tahu kalau setiap pergerakannya sebisa mungkin dipantau oleh ayahnya. "Aku senang mendengar kesehatan Ayah telah membaik. Tapi, apa yang membawa Ayah ke rumahku?" tanya Bryan. "Kalian bicaralah, aku akan mencari udara segar." Rain pun pergi karena maksud kedatangannya bukan untuk mendengar percakapan basa-basi ayahnya dan Bryan, tapi untuk Karina. Rain sangat penasaran dengan siapa wanita itu sebenarnya. Bryan melirik Rain dengan ekor matanya yang tampak menajam, sebab tahu apa yang sebenarnya dia cari. Bryan pun memberikan kode pada Jeff untuk mengawasi Rain lewat lirikan matanya. Jake tampak tersenyum kecil karena menyadari kode yang Bryan berikan pada Jeff. Jake tahu betul betapa posesifnya Bryan. Walau begitu, Jake tidak akan membahas apapun tentang hal itu karena bukan itu tujuannya datang. "Ayah dengar, kau sempat pulang, tapi pergi lagi bahkan sebelum bertemu dengan ayah. Apa yang terjadi?" "Karina, Ayah sudah mendengar tentangnya, kan?" balas Bryan. "Ya, ayah sudah mendengarnya. Lalu, apa kau membiarkannya tinggal di sini karena dia mirip dengan Rose? Kau sudah mencari tahu siapa dia yang sebenarnya?" "Aku akan mengurus ini sendiri, jadi Ayah tidak perlu khawatir. Tapi, bukankah Ayah mengenal baik ayah Rose? Apa Ayah tidak pernah mendengar kalau dia mungkin memiliki anak lain, selain Rose?" "Kami pernah tidak berhubungan untuk waktu yang lama dan hubungan kami tidak sebaik yang terlihat, jadi ayah tidak pernah mendengar hal itu." "Karena itulah Ayah membunuhnya." Bryan mengatakan ini hanya di dalam hatinya, karena memang tidak ada bukti langsung yang menunjukkan keterlibatan ayahnya dengan kecelakaan yang menewaskan ayah Rose. Di sisi lain, Rain yang sedang berkeliling di sekitar rumah Bryan, kini akhirnya menemukan Karina yang sedang memperhatikan akuarium yang ada di kediaman Bryan. Karina terlihat agak berbeda dengan gaya rambut barunya dan dia terlihat semakin mirip dengan Rose. Ayahnya mengatakan tidak pernah mendengar Rose memiliki saudara kembar, tapi terasa mustahil jika Rose tidak memiliki saudara kembar, lalu sekarang muncul seseorang yang begitu mirip dengannya, lalu semakin dipoles menjadi seperti Rose oleh Bryan. Lalu, apa alasan Karina tiba-tiba muncul? "Kau terlihat semakin cantik dengan gaya rambut barumu," puji Rain. Pandangan Karina yang tadinya hanya fokus pada ikan, kini beralih pada sosok pria yang ia ketahui sebagai adik Bryan. "Terima kasih. Kau adiknya Bryan, kan?" "Apa Bryan menceritakan sesuatu tentangku?" "Tidak ada, selain aku dilarang untuk dekat denganmu. Aku bahkan tidak tahu namamu." Karina hanya ingin menjadi lebih jujur saja dengan apa yang Bryan sampaikan padanya. Rain tidak heran jika Bryan mengatakan itu pada Karina. Pria posesif, penuh obsesi, dan agak gila seperti Bryan akan melakukan apa pun untuk mengekang wanita yang telah dia anggap hanya sebagai miliknya. "Aku tidak terkejut dengan itu. Namaku Rain dan kau adalah Karina, kan?" "Bagaimana kau tahu namaku?" seingat Karina, selain di rumah Bryan, ia belum pernah bertemu dengan Rain, apalagi sampai berkenalan dengannya. "Karena kau tinggal dengan Kakakku, jadi tentu aku tahu. Tapi, apa Bryan pernah mengatakan kalau kau mirip dengan seseorang?" "Seseorang?" Karina terlihat bingung. Melihat ekspresi Karina saat ini membuat Rain yakin kalau Bryan belum membahas sedikit pun tentang Rose di depan Karina. Bryan tidak hanya licik dalam pekerjaan, tapi juga dalam urusan percintaan, entah apa yang dia janjikan pada Karina sampai mau melakukan semua ini. "Ya, kau mirip dengan seseorang yang begitu dekat dengan Bryan. Tanyakan saja padanya, tapi entah apakah dia akan berkata jujur atau tidak. Aku permisi." Rain tersenyum pada Karina, lalu pergi sembari melirik Jeff yang begitu setia berdiri di sebelah Karina. Jeff melakukan itu pasti karena perintah Bryan, seperti anak anjing yang begitu patuh pada majikannya, pikir Rain. "Aku mirip dengan siapa?" Karina bertanya pada Jeff. "Kau pengawal Bryan, kan? Jadi, kau pasti tahu tentang dirinya," ucap Karina lagi. "Saya tidak mengurus kehidupan pribadi Tuan Bryan." Hanya ini yang bisa Jeff katakan pada Karina. Astaga, Jeff sangat kesal pada Rain yang sedang memcoba membuat kekacauan di antara Bryan dan Karina. Sementara itu, Bryan masih bicara dengan ayahnya ketika Rain kembali setelah mencari udara segar. Bryan rasa, Rain baru saja mendapatkan udara yang begitu segar jika melihat raut wajahnya saat ini. Tidak peduli jika dirinya dan Rain memiliki ayah yang sama, Bryan tidak pernah benar-benar menganggap Rain sebagai adiknya, karena tahu betapa besar keinginan pria itu untuk menghancurkannya, belum lagi ibunya yang tidak lebih dari seorang pengkhianat, awalnya, menjalin hubungan persahabat dengan ibunya, lalu merebut suami sahabatnya sendiri. "Udara di sini benar-benar segar, tidak sesak seperti sebelumnya." Rain baru saja memuji udara di kediaman Bryan. Bryan tidak menanggapi pujian palsu Rain karena ingin fokus pada ayahnya. "Aku akan mengurus semua ini dan jika ada yang tidak beres dengannya, maka aku sendiri yang akan menyingkirkannya." Yang Bryan maksud adalah tentang siapa Karina yang sebenarnya. Kedua sudut bibir Rain sedikit terangkat, membentuk senyuman tipis ketika mendengar ucapan Bryan. "Sama seperti yang kau lakukan pada Rose?" dan Rain menyahuti ucapan Bryan. "Kau boleh pergi, jika urusanmu sudah selesai di sini," balas Bryan. "Baiklah. Ayah, aku akan pergi duluan." Rain pun pergi lebih dulu. Jake tampak memperhatikan hubungan kedua putranya yang tampak tidak akur, tapi tidak mengatakan apa-apa tentang hal itu. Memihak akan membuat salah satu anak tersakiti. Persaingan bisa menunjukkan siapa yang terkuat dan pantas untuk menjadi pemimpin. "Hari minggu nanti adalah hari ulang tahun ibumu yang ke-50 tahun. Kami akan mengadakan pesta, jadi kosongkan jadwalmu untuk hadir di sana." "Ya, aku akan ke sana." Bryan akan menjadi anak penurut bahkan jika ia tidak menginginkannya, sebab ia perlu melakukan itu demi kelancaran rencananya mengambil alih semua bisnis utama dan kursi kepemimpinan yang dimiliki ayahnya. "Baguslah. Kalau begitu, di mana Karina sekarang? Ayah ingin melihat seberapa mirip dia dengan Rose." Bryan mau tidak mau harus memberikan kode pada Dion untuk memanggil Karina. Tidak lama, Dion datang bersama Karina dan juga Jeff. Jake yang akhirnya melihat Karina secara langsung tampak tersenyum karena melihat tidak adanya perbedaan di antara Rose dan Karina. Jake bahkan langsung bangkit dan berdiri di depan Karina yang tampak begitu terdiam. "Jika sampai semirip ini, maka kemungkinan bukan ciptaan tangan manusia." Dan ia memberikan komentar pada Karina. "Rain juga mengatakan aku mirip seseorang. Siapa dia? Semirip apa aku dengannya?" tanya Karina. Tadi, Rain mengatakan ia mirip dengan seseorang, lalu sekarang seseorang seolah mempertegas hal itu. Memang semirip apa dirinya dengan orang itu? Jake menoleh pada Bryan, sebagai isyarat apakah sudah saatnya bagi Karina untuk mengetahui sesuatu tentang Rose. Namun, Bryan tampak tidak tertarik untuk membahas apapun tentang Rose di depan Karina. "Apa ada hal lain yang ingin Ayah sampaikan padanya?" Bryan bahkan mengalihkan topik pembicaraan. "Keluarga kami akan mengadakan pesta, kau bisa datang jika mau. Itu saja." Jake langsung pergi setelah mengatakan ini pada Karina. Sementara Karina yang penasaran karena belum mendapatkan jawaban pasti tentang seseorang yang mirip dengannya terus menuntut jawaban darinya. Di waktu yang sama, dua orang menyebutnya mirip dengan seseorang dan Bryan begitu sulit untuk sekadar memberikan jawaban. Padahal apa sulitnya untuk mengatakan siapa orang itu? Bryan yang enggan membahas tentang Rose dibuat kesal oleh Karina yang kelewat penasaran karena ucapan ayahnya dan Rain. Mereka bisa tutup mulut tentang hal itu, tapi tidak, mereka malah mengumbarnya di depan Karina. Bryan benar-benar kesal sekarang. "Apa kau tidak bisa diam? Kau hanya dikatakan mirip dengan seseorang dan itu adalah hal yang biasa, tapi kau justru berlebihan seperti ini," kesal Bryan. "Kau hanya perlu mengatakan siapa orangnya. Apa itu begitu sulit untukmu?" "Sama seperti kau yang tidak ingin membahas tentang keluargamu, aku juga tidak ingin membahas orang itu. Apa kau mengerti?" "Apa kau membenci orang itu? Karena itulah kau tidak ingin membahasnya. Kalau begitu, kenapa kau menyukaiku jika kau benci ..." kalimat Karina terhenti karena mendapat respon yang tidak terduga dari Bryan. Bryan mendorong Karina dengan brgitu keras hingga membuatnya membentur tembok. Bryan sudah tidak tahan mendengar Karina terus membahas Rose. Begitu kesalnya Bryan sampai dia terlihat tidak peduli pada Karina yang terlihat kesakitan. "Jika aku bilang tidak ingin membahasnya, maka wajib bagimu untuk tetap diam. Jangan membuatku marah atau kau akan menyesalinya." Bryan bicara dengan nada mengancam untuk memperingatkan Karina. "Aku hanya bertanya ...." "Aku bilang diam!" Bryan menyela kalimat Karina dengan nada yang begitu tinggi sembari mendaratkan pukulan tepat di sebelah wajah Karina. Teriakan Bryan terdengar sampai keluar ruangan itu dan di dengar oleh Jeff dan Dion. Mereka merasakan déjà vu ketika mendengar teriakan itu. "Teriakan itu, bukankah terdengar sama seperti saat Rose dan Bryan bertengkar, lalu setelahnya Rose meninggal?" ucap Dion. Jeff tidak mengatakan apa-apa, tapi apa yang Dion katakan memang benar adanya. Namun, hal yang sama tidak mungkin terulang, bukan?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN