Part 7 [Hubungan Beracun?]

1433 Kata
Malam harinya, Bryan mengajak Karina mengajak makan malam di tempat terbaik pilihannya. Tempat itu dihias sedemikian rupa hingga terlihat sangat romantis. Karina tiba di sana dengan gaun pilihan Bryan yang terlihat begitu sempurna untuknya. Sebenarnya, itu adalah gaun milik Rose dan tempat ini adalah tempat favorit Rose. Bryan pernah mengajak Rose ke tempat ini saat merayakan ulang tahunnya yang ke-19 tahun dan dia memakai gaun itu. Bryan merindukan momen itu dan ia ingin sedikit mengulanginya. Tidak hanya gaun, tapi semua pakaian dan aksesoris yang Bryan berikan pada Karina sesuai dengan gaya Rose. Bryan tidak ingin hanya melihat wajah Rose, tapi juga segala hal yang menunjukkan dirinya, termasuk gaya pakaiannya. Bahkan hari ini, Bryan memberikam parfum pada Karina dan itu adalah parfum yang sama dengan yang dulu Rose sukai. Karina yang tidak tahu bahwa Bryan menjadikannya sebagai objek pelampiasan rindu dan tidak menatap dirinya sebagai Karina tampak begitu kagum dengan semua yang telah disiapkan oleh Bryan. Karina pikir, Bryan sangat berusaha keras untuk meluluhkan hatinya. Karina tidak begitu polos untuk mempercayai hanya dirinya yang diperlakukan seperti ini oleh Bryan, tapi Karina tidak akan menyangkal fakta kalau Bryan adalah satu-satunya pria yang memperlakukannya dengan sebaik ini. "Apa kau suka tempat ini?" tanya Bryan yang saat ini sudah duduk bersama Karina. "Ya, aku menyukainya," jawab Karina, lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah jendela besar itu untuk melihat pemandangan kota Seoul yang terlihat sangat indah. Karina tampak tersenyum saat melihat pemandangan indah itu dan Bryan terus memperhatikannya. Sekarang, tidak hanya wajah Karina saja yang mirip dengan Rose, tapi aroma, dan cara berpakaiannya juga sama hingga Bryan tidak bisa lagi menemukan perbedaan di antara mereka berdua. Jika sudah seperti ini, Bryan semakin menginginkan Rose kembali ke dalam hidupnya dan Karina bisa mewujudkan mimpi yang sebelumnya tampak sangat mustahil, jadi ia tidak akan melepaskan Karina begitu saja. Bryan akan melakukan segala cara yang membuat Karina ingin selalu berada di sisinya. Tidak akan Bryan biarkan orang lain menyentuh miliknya. "Sudah berapa wanita yang kau bawa ke tempat ini?" tanya Karina. "Hanya kau," jawab Bryan. Bryan menjawab seperti itu karena baginya Rose dan Karina sama saja, mereka tidak berbeda. "Seharusnya aku tidak bertanya padamu." Dan tentu saja Karina tidak akan percaya begitu saja pada Bryan. "Aku memang sering tidur dengan wanita yang berbeda, tapi aku tidak memperlakukan mereka seperti caraku memperlakukanmu. Kau mungkin tidak akan percaya, tapi aku berkata yang sejujurnya." Lagi. Bryan kembali menunjukkan wajah serius itu ketika bicara tentang perasaannya. Bryan membuat dirinya terlihat begitu benar dengan segala ucapannya dan itu berhasil, tapi Karina tidak akan percaya begitu saja. Pria berengsek ada di mana-mana, jadi ia harus berhati-hati. "Di kota sebesar ini, apa kau sungguh hanya tinggal sendiri?" Bryan membuka pembicaraan tentang keluarga Karina setelah hindangan utama selesai dinikmati. Bryan memang sudah mendapatkan informasi tentang keluarga Karina, tapi itu tidak lengkap. Karina terlihat orang biasa, tapi begitu sulit untuk mendapatkan informasi lengkap tentang keluarganya. Ekspresi wajah Karina seketika berubah ketika pembahasan Bryan mulai masuk ke tahap membicarakan keluarganya. "Aku sudah pernah mengatakan kalau Ibuku meninggal karena Elan dan itu menyebabkanku tinggal sendiri. Aku bertanggungjawab atas diriku sendiri. Lalu, kenapa kau bertanya lagi?" "Lalu, bagaimana dengan ayah kandungmu? Apa dia tidak peduli padamu?" "Kenapa kau ingin tahu tentang keluargaku?" "Karena aku memyukaimu, jadi aku ingin tahu lebih banyak hal tentangmu." "Jika kau memang menyukaiku, maka kau cukup menyukaiku dan hanya berfokus padaku. Ini juga bukan hubungan serius yang mengharuskanmu mengenal setiap hal dalam keluargaku, kan?" "Ya, kau benar." Bryan tidak akan memaksa Karina, tapi akan menunggu sampai dia bisa mengatakan yang sebenarnya. Entah membutuhkan hubungan sedekat apa sampai Karina mau membicarakan keluarganya. "Tapi, apa sebenarnya pekerjaanmu? Apa kau seorang mafia?" kini giliran Karina yang bertanya pada Bryan. "Aku mafia? Aku hanya meneruskan beberapa bisnis keluargaku. Itu saja." "Tapi kau dan semua pengawalmu terlihat seperti anggota kelompok mafia." "Itu tergantung sudut pandang setiap orang." Bryan membalas ucapan Karina dengan santai. "Lalu, pria yang sebelumnya aku lihat setelah aku bermimpi buruk, apa dia anggota keluargamu?" "Dia adikku. Kenapa? Apa kau tertarik padanya?" Bryan menatap lekat Laura dengan tatapan yang terlihat agak kurang bersahabat. "Astaga, bisakah kau lebih santai saat menatapku? Aku hanya ingin tahu saja," jawab Karina, kemudian ia menikmati hidangan penutup yang baru saja tiba. "Jangan pernah mendekati siapa pun dalam keluargaku, selain diriku, karena aku dan mereka sangat berbeda." Bryan memperingatkan Karina dengan begitu serius. Karina yang ingin menikmati makanannya dengan santai, kini mendadak bingung setelah mendengar ucapan Bryan yang entah kenapa lebih terdengar seperti larangan untuknya. "Berbeda seperti apa yang kau maksud?" tanya Karina. "Kau cukup turuti saja ucapanku. Bagaimana dengan hindangan penutupnya? Apakah itu sesuai dengan seleramu?" Bryan mengalihkan pembicaraan. Bryan memperingatkan Karina karena ia bahkan tidak memiliki kepercayaan penuh pada keluarganya sendiri. Bryan juga masih memiliki keyakinan kalau ayahnya terlibat dengan kematian ayah Rose dan juga kematian ibunya sendiri. "Emm, ini enak." Karina hanya menjawab dengan singkat. Karina mendadak penasaran tentang kenapa Bryan menganggap keluarganya sendiri sebagai sosok yang tidak bisa dipercaya bahkan berbahaya. *** Ketika Karina memutuskan untuk membuat kesepakatan dengan Bryan, maka itulah waktu di mana Karina memulai perannya sebagai pengganti posisi Rose, tapi dia bahkan tidak akan menyadari hal itu. Setiap sesuatu yang Bryan berikan pada Karina, maka itu untuk memoles Karina agar tampak semakin sama dengan Rose. Bryan ingin menghilangkan identitas Karina dan membuat dia hidup sebagai Rose. Jeff, selaku orang kepercayaan Bryan sekaligus kepala pengawalnya menyadari hal itu dan merasa ini tidaklah benar, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan, selain menuruti segala perintah Bryan. Jeff hanya kasihan pada Karina yang mungkin tidak menyadari dirinya polos sampai bisa dimanfaatkan oleh Bryan. Ya, pada akhirnya bukan Karina yang memanfaatkan Bryan, tapi sebaliknya. Bryan memanfaatkan Karina untuk menghidupkan fantasinya kalau Rose masih ada di dunia ini. Seperti hari ini, Bryan meminta Karina untuk sedikit mengubah potongan gaya rambutnya dengan alasan agar dia lebih cantik, tapi pada kenyataannya Bryan hanya ingin Karina terlihat semakin sama dengan Rose. "Aku menyukai gaya rambutku yang seperti ini, jadi kenapa aku harus mengubahnya?" ucap Karina yang tidak setuju dengan permintaan Bryan. "Hanya sedikit merapikannya, lalu kau akan menjadi lebih cantik setelahnya. Itu tidak masalah, kan?" Bryan bicara sembari menyelipkan rambut Karina ke belakang telinganya, lalu mememeluk Karina, dan menundukkan kepalanya untuk ia benamkan di leher mulus wanita itu. Bryan ingin mencium aroma Rose, tapi aroma itu tidak ada. Bryan kembali mengangkat kepalanya, lalu berkata, "Apa kau tidak memakai parfum yang aku berikan?" "Tidak, hari ini, aku memakai parfum yang aku beli sendiri." Bryan berdecak, tampak kesal karena Karina tidak menuruti ucapannya. Bryan pun pergi mengambil parfum yang ada di atas meja, lalu disemprotkan pada Karina. Setelah itu, Bryan kembali memeluk Karina dan lagi-lagi menenggelamkan kepalanya di leher Karina. Bryan benar-benar menyukai aroma ini hingga bisa membangkitkan gairahnya. "Euggh." Desahan kecil keluar begitu saja dari mulut Karina ketika bibir dan lidah panas Bryan mulai menyapa leher juga telinganya. Karina masih ingat sedang membicarakan tentang gaya rambutnya dengan Bryan, tapi sekarang pria itu tiba-tiba menyerangnya seperti ini. "Jadilah anak penurut dengan selalu memakai parfum ini. Apa kau mengerti, Sayang?" ucap Bryan dengan cara berbisik. "Tapi aroma ini tidak seperti diriku. Aku ...." Bryan meletakan jari telunjuknya di bibir Karina agar dia berhenti bicara. Bryan yang saat ini kembali menatap Karina terlihat menyentuh wajahnya dengan begitu lembut, memberikan ciuman singkat di bibirnya, kemudian berkata, "Kita sudah membuat kesepakatan, bukan? Aku bisa memberikan apapun yang kau inginkan, tapi kau juga harus menuruti ucapanku. Hanya memakai apapun yang aku berikan. Aku tidak akan memberikan sesuatu yang membahayakanmu. Jadi, apa kau bisa melakukannya?" Suara Bryan begitu halus juga lembut dan jangan lupakan tatapan matanya yang menunjukkan betapa dirinya sangat memuja Karina. Karina yang sebelumnya tidak mudah luluh pada siapa pun, kini bahkan tidak berkata 'tidak' ketika Bryan memintanya untuk melakukam ini dan itu. "Katakan ya, Karina. Kau akan jadi gadisku yang penurut, kan?" ucap Bryan. "Bryan ...." "Karina, katakan ya." Bryan tidak membiarkan Karina mengalihkan pandangannya atau bahkan mengatakan hal lain sebelum menyetujui apa yang ia katakan. "Ya, baiklah, aku akan melakukannya." Dan pada akhirnya, Karina mengatakan ya untuk segala sesuatu yang Bryan inginkan darinya. Karina pikir, ini hanya akan berlangsung selama dua minggu, jadi tidak masalah, apalagi sekarang hanya tersisa 12 hari lagi. "Kalau begitu, kita akan mengubah sedikit gaya rambutmu. Setuju?" "Ya." Karina hanya menjawab dengan singkat. Bryan tersenyum karena ini tidak sesulit yang dibayangkan. Karina memang terlihat keras dari luar, tapi di dalam dia penuh dengan kekosongan. Bryan merasa ia hanya perlu mengisi kekosongan itu agar Karina semakin luluh padanya, lalu dia tidak akan bisa pergi ke mana-mana. "Sebelum itu, ayo kita bermain sebentar." Bryan mengangkat tubuh Karina. Bryan membiarkan kaki Karina melingkar di pinggangnya, lalu ia membawa wanita itu ke ranjang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN