"Apa maksud Ibu kalau nasib Ibu seolah akan sama dengan ibu Bryan?" Rain akhirnya mempertanyakan hal itu pada ibunya. Ucapan ibunya saat itu terdengar membingungkan dan ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Emma yang sudah diperingatkan oleh Jake tidak akan berani bicara banyak hal tentang itu, apalagi Jake memiliki telinga dan mata di mana-mana. Sangat mudah bagi Jake untuk mengendus pergerakan orang sepertinya. Emma adalah orang yang hidupnya sudah berada dalam kendali Jake.
"Apa yang Ibu sembunyikan dariku?" tanya Rain lagi.
"Ibu hanya sembarangan bicara karena ibu merasa bisnis ini terlalu berbahaya. Segala yang terlihat di sini memang terlihat menarik, tapi itu penuh dengan bahaya. Ibu takut terjadi sesuatu padamu. Kau dan Bryan juga saudara, kan? Kenapa harus ada perselisihan di antara persaudaraan?"
Rain tampak terdiam selama beberapa saat karena merasa kalau ibunya agak tidak bisa dipercaya. Tapi jika ibunya tidak mau bicara jujur, maka pasti ada penyebab dari kebohongannya dan itu adalah akar dari permasalahan yang harus dicari, lalu diselesaikan.
"Sejak kapan Ibu mempedulikan hubungan persaudaraan kami? Bryan bahkan tidak menganggapku sebagai saudaranya, jadi kenapa harus memikirkannya? Aku juga tidak memperebutkan apa-apa. Aku hanya menunjukkan kemampuanku. Jika aku memang lebih baik, maka itu bukan salahku, kan?" ucap Rain.
"Tentang bahaya yang Ibu takutkan, Ibu tidak perlu khawatir. Aku bisa menjaga diriku," lanjut Rain.
Emma tidak mengatakan apapun lagi, walau ada begitu banyak hal yang ingin ia sampaikan pada Rain. Emma hanya bisa menatap Rain yang pergi meninggalkannya. Kalau saja waktu bisa diulang, Emma tidak akan pernah membuat kesalahan yang akan mengundang kemarahan Jake, yaitu menjalin hubungan dengan pria bernama Jay yang merupakan ayah Rose. Tidak, Emma tidak akan pernah masuk ke dalam hidup Jake jika waktu memang bisa diputar kembali.
"Kau akan menuai apa yang telah kau tabur. Jika sudah bersama Jake, jangan pernah bersikap sepert ini padanya. Aku mengatakan itu demi kebaikanmu atau bahkan hidupmu karena kau tidak mengrnal seperti apa Jake." Kini, Emma telah mengerti apa maksud dari ucapan Delissa saat itu. Karma tidak akan pergi ke manapun, tapi kembali pada orang itu sendiri.
***
Hari minggu itu akhirnya tiba, pesta ulang tahun Emma yang ke-50 tahun pun diselenggarakan. Bryan sebenarnya ragu untuk datang karena ada Joy yang menjadi tanggungjawabnya, tapi ia telah berjanji untuk datang, dan apa yang akan ia katakan pada ayahnya jika tidak datang?
Bryan meninggalkan Joy dalam pengawasan Jeff, orang yang paling ia percayai karena sudah mengenalnya untuk waktu yang lama. Satu lagi, Bryan tidak ingin mengajak Karina, tapi dia bersikeras ingin ikut dengan alasan karena juga diundang oleh ayahnya. Pada akhirnya, Bryan membiarkan Karina untuk ikut bersamanya karena itu hanya pesta dan ia tidak akan lama di sana, selain itu Bryan juga ingin membuat Karina senang bersamanya, agar dia tidak memiliki keinginan untuk lari. Namun, ada syarat untuk Karina, yaitu Bryan sendiri yang akan memilihkan gaun, sepatu, tas, aksesoris, sampai gaya rambut Karina untuk datang ke pesta itu.
Karina tidak bodoh untuk mengetahui kalau Bryan pasti membuatnya tampak semirip mungkin dengan Rose. Tidak masalah, Karina akan menahan semua ini karena ia ingin masuk lebih dalam ke dalam keluarga Jake. Pria itu juga memiliki banyak rahasia yang dia sembunyikan. Karina juga penasaran masalah apa yang membuat hubungan Jake dan ayah angkat Rose menjadi memburuk?
Di pesta itu, Emma bersikap seolah tidak ada apa-apa yang terjadi di antara dirinya dan Jake. Semua harus terlihat baik-baik saja, itulah yang Jake tekankan padanya. Jake memang tidak membunuhnya, tapi pria itu telah berhasil membuat hidupnya berada seperti di neraka.
"Selamat ulang tahun, Ibu." Rain memeluk ibunya selama beberapa saat sembari mengucapkan selamat.
"Terima kasih." Emma tersenyum pada Rain setelah pelukan itu terlepas.
Di saat bersamaan, Emma melihat Bryan datang bersama seorang wanita yang membuatnya seperti melihat kalau Rose hidup kembali. Emma bahkan sampai mengerjapkan matanya untuk memastikan penglihatannya.
"Rose?" gumam Emma dengan nada terkejutnya.
Rain tampak terdiam karena Karina benar-benar terlihat cantik malam ini. Rain yang sebelumnya menertawakan kekonyolan Bryan yang membuat Karina menjadi semirip mungkin dengan Rose, tapi sekarang, ia sangat mengagumi duplikat dari Rose yang Bryan ciptakan lewat sosok Karina. Andai saja ia yang pertama kali bertemu dengan Karina, bukan Bryan, maka Rain tidak akan pernah melepaskan wanita itu.
Di sisi lain, Jake tampak tersenyum tipis saat melihat Bryan yang ternyata benar-benar datang bersama Karina. Jake pikir, Rose sudah cukup menjadi hambatan bagi Bryan, tapi sekarang muncul Karina yang entah dari mana asalnya. Entah siapa Karina dan apa arti dari kedatangannya, rasanya begitu sulit untuk menggali lebih dalam tentang dirinya. Jake mengetahui Rose sebagai anak angkat Jay, tidak lebih dari itu, jadi ia begitu terkejut saat melihat kehadiran Karina.
Dan Bryan baru saja mengucapkan selamat ulang tahun pada Emma dengan senyuman yang dipaksa. Lalu, Bryan menyadari kalau pandangan Emma hanya mengarah pada Karina. Bryan rasa, Emma satu-satunya orang di keluarga ini yang belum tahu apa-apa tentang Karina.
"Rose?" nama ini kembali terucap dari bibir Emma.
"Rose? Tidak, aku Karina," ucap Karina. Emma adalah sosok yang tidak penting dalam misinya, jadi Karina tidak akan begitu peduli padanya.
"Tapi, siapa Rose?" tanya Karina.
"Kekasih Bryan yang sudah meninggal." Karina tidak menduga kalau sekarang Rain mulai bermain terang-terangan seperti ini.
"Seseorang yang mirip denganku?" Karina kembali bertanya.
Bryan merasa telah melakukan kesalahan dengan membawa Karina ke sini. "Kenapa harus membahas orang yang telah meninggal? Ini pesta ulang tahun, jadi mari jangan membahasnya." Bryan mengalihkan pembicaraan.
"Ya, itu benar." Jake yang tadinya tampak bicara dengan seseorang, kini ikut bergabung dan tampak mendukung Bryan.
"Apa kau saudara kembar Rose? Tapi, kenapa aku tidak pernah mendengarnya?" Emma kembali bertanya karena ia benar-benar penasaran.
Karina rasa Emma memang sangat polos, dia tidak diberitahu apa-apa oleh keluarganya sendiri. Emma seperti seekor kelinci tidak berdaya yang berada di tengah kawanan serigala. Akan seperti apa nasib kelinci ini?
"Aku tidak punya saudara kembar. Jika sampai berkata seperti itu, apa itu berarti aku benar-benar mirip dengannya? Termasuk wajahku?" Karina pun kembali memulai aktingnya. Menjadi pura-pura bodoh tidaklah seburuk itu, pikir Karina. Jake, Rain, dan Bryan. Karina yakin ketiga pria itu sedang berlomba untuk mengungkap siapa ia yang sebenarnya, jadi mari lihat apa yang mereka miliki tentang dirinya.
"Ya, kalian mirip. Seseorang yang pernah aku bilang mirip denganmu adalah Rose dan kalian menjadi semakin mirip dengan aroma parfum, gaya rambut, bahkan gaunmu." Rain sempat menoleh pada Bryan saat mengatakan ini.
"Aneh sekali. Jika kalian tidak saling berhubungan, lalu bagaimana bisa kau begitu mirip dengan Rose?" dan Emma masih terjebak dslam kebingungannya.
"Rose adalah anak angkat Jay dan kita tidak tahu bagaimana masa lalu Rose. Rose dan Karina mungkin adalah saudara yang terpisah. Kita harus mencari tahunya." Jake kembali bicara.
"Aku rasa, aku harus pergi sekarang." Bryan meraih tangan Karina dan mengajaknya pergi. Terlalu memikirkan perasaan Karina dan mengizinkannya ikut ke pesta adalah kesalahannya. Bryan mengakui hal itu.
Bryan membawa Karina keluar dari tempat pesta sebelum dia mendengar lebih banyak hal tentang sesuatu yang tidak seharusnya di dengar. Bryan juga menahan anak buahnya agar tidak ikut, sebab ia hanya ingin bicara berdua dengan Karina.
"Lepaskan!" kesal Karina sembari menepis tangan Bryan dengan kasar.
"Kenapa kau tidak pernah mengatakan kalau kekasihmu mirip denganku? Lalu, kau membuatku seperti ini, apa karena kau terobsesi padanya? Kau perlahan ingin menghilangkan identitasku, lalu menggantikannya dengan identitas Rose. Kau hanya memanfaatkanku. Apa aku benar?" Karina membuat akting yang begitu meyakinkan. Ketika hal ini terjadi dengan cara yang terlihat alami, Karina ingin melihat bagaimana reaksi Bryan. Jawaban apa yang akan pria itu berikan padanya?
"Kau juga memanfaatkanku. Lalu, apa yang salah dengan itu? Itu disebut timbal balik." Dan jawaban inilah yang Bryan keluarkan untuk Karina.
"Baiklah. Kalau begitu, tunjukkan padaku bagaimana sosok Rose dan kenapa dia meninggal?"
"Tapi aku lebih penasaran kenapa kalian bisa begitu mirip? Hanya kembar identik yang bisa semirip ini. Apa kau yakin tidak tahu apa-apa tentang Rose?" Bryan bicara sembari terus mendekati Karina, sampai membuatnya bergerak mundur.
Karina kini menahan Bryan dengan kedua tangannya, lalu mendorongnya menjauh. "Aku tidak tahu."
"Apa ibumu tidak pernah mengatakan apa-apa padamu?" tanya Bryan lagi.
"Apa kau sudah menyelidki latar belakangku? Jiya ya, bagaimana kau bisa tidak tahu kalau Ibu yang telah membesarkanku bukan ibu kandungku? Dia adalah perawat yang membantu persalinan Ibu kandungku, lalu Ibu kandungku pergi begitu saja, dan akhirnya dia yang merawatku. Itulah yang aku dengar darinya." Karina tidak berbohong tentang hal ini. Karina tidak banyak memalsukan identitasnya, karena bagi Karina semakin banyak dipalsukan, maka akan semakin mudah bagi orang-orang seperti Bryan atau Jake untuk mengungkapnya.
Bryan rasa ia telah melewatkan hal itu karena sebenarnya ia mulai hanya fokus pada keberadaan Karina, bukan latar belakangnya. Bryan penasaran, tapi jika sibuk pada rasa penasarannya, maka ia akan melewatkan banyak momen bersama Karina.
"Jangan mengalihkan pembicaraan. Aku ingin tahu siapa Rose dan kenapa dia bisa meninggal? Apakah dia adalah seseorang yang kau benci karena telah mengkhianatimu?" kini, semakin banyak pertanyaan yang keluar dari bibir Karina.
"Karina, lebih baik kita ..." kalimat Bryan terhenti karena ada seseorang yang tiba-tiba melepaskan tembakan ke arahnya dan menggores lengan kirinya. Di saat bersamaan, ada sebuah mobil yang berhenti di dekat Karina, lalu menyeretnya masuk. Kejadiannya begitu cepat hingga Bryan tidak sempat mencegah hal itu terjadi.