Part 12 [Bayi Misterius]

1215 Kata
Di sisi lain, Jason terlihat sedang menikmati minumannya di sebuah klub malam dengan beberapa wanita cantik dan seksi yang duduk di sebelahnya. Jason diberikan pelayanan terbaik karena ia termasuk pelanggan VVIP di sini. Wanita-wanita itu terlihat begitu mempesona, tapi Jason tidak menunjukkan ketertarikannya, sebab ia hanya menginginkan Karina. Hanya Karina. Salah satu wanita terlihat menggoda Jason. Terus menggoda walau Jason tidak menunjukkan ketertarikannya. Hingga pada akhirnya, kemarahan Jason meledak dan tanpa ragu memukul kepala wanita itu dengan botol minuman. Wanita yang lain berteriak kaget, sementara wanita yang baru saja dipukul tergeletak tidak berdaya di sofa panjang berwarna hitam itu dengan kepala yang mengeluarkan darah segar. Jason sudah yakin dirinya menunjukkan wajah yang penuh dengan ketidaktertarikan pada apapun, tapi masih saja ada yang mengganggunya. Di sisi lain, Rain yang juga ada di bar itu merasa terusik ketika mendengar keributan yang seharusnya tidak ada. Rain sempat menoleh ke arah sumber suara dan melihat seorang pria yang berdiri dengan wajah marah sembari memegang botol minuman yang terlihat sudah pecah. "Kau bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Karina-ku dan kau masih berani menggodaku? Menyebalkan sekali!" kesal Jason, lalu pergi dari tempat itu. "Karina? Kebetulan sekali," gumam Rain ketika mendengar pria yang marah itu menyebut nama Karina. Rain sedang begitu sibuk berpikir untuk memecahkan teka-teki tentang Karina, lalu sekarang ia melihat satu orang lagi yang begitu tergila-gila pada wanita dengan nama Karina. Apa semua wanita dengan nama Karina itu menarik? "Siapa sebenarnya Karina? Dia pasti bukan orang sembarangan. Dia memang terlihat bodoh dan polos, tapi aku rasa dia punya sisi lain dalam dirinya. Tentang keinginannya untuk pergi ke villa tempat Rose meninggal, apakah itu hanya kebetulan saja?" Rain terdengar bergumam sembari menikmati minumannya. *** Sementara itu, Bryan terlihat begitu menderita karena kegilaan Karina. Wanita itu bergerak semakin liar di atasnya, menekan dan menggesek miliknya yang telah begitu mengeras. Tidak cukup sampai di situ, bibir dan lidah basah Karina ikut bermain di lehernya, sedangkan tangannya mengelus dadanya, lalu bermain pada titik sensitifnya yang ada di sana. Bryan sudah bertekad tidak akan menjatuhkan harga dirinya dengan memohon pada Karina, jadi ia hanya meminta Karina untuk berhenti dan ketika itu tidak berhasil ia ingin memaksa untuk mendapatkan kehangatan dari Karina. Namun, Karina kadang tidak semudah itu untuk ditaklukkan. Karina dengan cepat mendorong Bryan untuk kembali bersandar di bathup ketika ingin mengubah posisinya saat ini. Karina senang sekali melihat pria itu tersiksa karena dirinya. Karina akan menunjukkan secara halus bahwa bukan Bryan yang telah mengontrol dirinya, tapi ia yang akan mengontrol Bryan, lalu pada akhirnya mengakhiri hidup pria itu. "Kau hanya perlu memohon, Bryan, maka semua masalahmu akan selesai," ucap Karina dengan senyum nakalnya. "Dari pada kau memaksaku untuk memohon, kenapa kita tidak membuat ini menjadi adil?" Karina tampak begitu bingung. "Apa maksudmu?" "Seperti ini." Bryan dengan cepat mengubah posisi dan membuat Karina ada di bawahnya. "Apa yang kau ..." kalimat Karina terhenti, bukan karena perbuatan Bryan, tapi karena ada yang mengetuk pintu kamar mandi. Karina melihat Bryan yang terlihat begitu kesal, tapi raut wajahnya seketika berubah setelah mendengar suara salah satu pengawalnya yang ia kenali sebagai suara Dion yang mengatakan kalau terjadi masalah di luar dan Bryan harus segera keluar. Bryan pun langsung bangkit, memakai bathrobe miliknya, lalu keluar dari kamar mandi. Sedangkan Karina masih ada di bathup dan sibuk berpikir tentang masalah apa yang dimaksud. Di luar, Bryan kini dihadapkan pada satu masalah besar yang dimaksud oleh Dion, yaitu seorang bayi perempuan berusia 3 bulan yang tadi dibawa oleh pria yang merupakan salah satu staf pengurus villa. Pria itu masih ada di sana dan mengatakan kalau dia hanya diminta membawa bayi itu ke sini oleh ibu si bayi karena katanya ayah bayi itu ada di villa ini, sedangkan wanita itu masih memiliki hal lain untuk dilakukan. Saat ditanya siapa ayah bayi yang dimaksud pria itu mengatakan namanya adalah Bryan. "Bawa dia dan cari wanita itu." Bryan memberikan perintah pada Jeff, Dion, dan Zane. Bryan tidak mengatakan apa-apa tentang bayi itu setelah melihat sebuah kalung dengan liontin berlian berwarna biru yang ada di leher bayi itu, seolah kalung itu sudah cukup untuk menjelaskan tentang identitas si bayi. "Apa yang terjadi?" Karina yang baru saja keluar dari kamar mandi bertanya pada Bryan, lalu ia terkejut saat melihat seorang bayi. "Ini bayi siapa?" Karina kembali bertanya, tapi Bryan hanya diam saja. "Aku bertsnya padamu. Ini bayi siapa?" Karina mengulang pertanyaannya. "Aku sedang mencari tahu." Bryan menjawab seadanya, lalu duduk di sofa dan menatap serius bayi yang sedang tidur itu. Karina ikut menatap bayi itu dan ia masih belum mengerti dengan apa yang terjadi di sini. Kenapa tiba-tiba ada bayi di sini? Apa bayi ini anak Bryan? "Apa bayi ini anakmu?" Karina yang penasaran tidak bisa untuk tetap diam. "Apa kau tidak bisa diam?" Bryan sedang mencoba berpikir tentang harus diapakan bayi ini dan Karina terus saja mengganggunya. "Jadi, itu benar?" "Karina!" Bryan yang kesal meninggikan suaranya sampai membuat bayi itu terbangun dan menangis. Bryan menjadi semakin kesal sekarang. Jika berurusan dengan bayi, maka Bryan akan benar-benar menyerah saat itu juga. Jangankan menenangkan bayi yang menangis, Bryan bahkan tidak tahu bagaimana cara menghadapi bayi yang tenang sekali pun. "Kenapa kau hanya diam saja? Cepat tenangkan dia. Aku pusing mendengar suara tangisannya," ucap Bryan. "Apa? Kenapa harus aku? Memang dia anakku?" Karina sebenarnya tidak jauh berbeda dari Bryan, ia tidak tahu bagaimana cara menenangkan bayi yang menangis. Karina juga tidak yakin bagaimana cara menggendong bayi yang benar. "Tolong, Karina, setidaknya lakukan sesuatu. Aku tidak punya ide apapun." Bryan tidak ingin memohon, tapi sekarang ia begitu memohon pada Karina. Bryan baru saja bersikap seolah Karina memiliki satu ide cemerlang di kepalanya untuk menyudahi tangisan bayi itu, padahal Karina tidak bisa memikirkan apa-apa saat ini. Namun, Karina juga tidak tega jika terus membiarkan bayi itu menangis. Pada akhirnya, Karina mengangkat bayi mungil itu dengan sangat hati-hati. Karina berharap caranya menggendong tidak salah atau ia akan membuat bayi itu semakin menangis. Sebelumnya, Karina pernah melihat wanita yang menenangkan bayinya dengan mengayunkan bayi itu dengan lembut sembari bernyanyi dan Karina melakukan itu sekarang. Sedangkan Bryan terlihat masih sibuk berpikir. Karina sungguh bertanya-tanya ini bayi milik siapa? *** Jeff, Dion, dan Zane telah berusaha menemukan ibu dari bayi itu, tapi dia sudah menghilang entah ke mana. Dari pembicaraan itu, Karina kini mengetahui kalau bayi itu adalah anak Bryan. Memang pria berengsek, pikir, Karina. Bryan bertingkah seolah tidak bisa melupakan Rose dari hidupnya, tapi sekarang dia telah memiliki anak dari wanita lain. Saat ini, bayi itu masih ada dalam gendongan Karina, dalam keadaan tenang dan tertidur, tapi akan bangun, lalu menangis lagi jika berhenti digendong. Astaga, Karina datang bukan untuk mengasuh seorang bayi, melainkan untuk balas dendam, tapi sekarang ia harus menggendong dan menidurkan seorang bayi. "Terus cari wanita itu dan pastikan keselamatannya." Bryan mempertegas ucapannya pada para pengawalnya. "Lalu, bagaimana denganku?" Karina akhirnya bicara setelah semua pengawal Bryan pergi. "Kau letakan saja bayi itu di kamar. Aku akan mencari solusi untuk masalah ini." "Ini anakmu, jadi tunjukkan kepudulianmu padanya." "Apa aku pernah mengiyakan kalau bayi itu anakku?" Bryan dengan cepat membalas ucapan Karina. Sial! Karina tidak mengerti situasi macam ini. Sebenarnya ini anak siapa? Kenapa bisa tiba-tiba muncul di tengah misinya? Dan kenapa ia harus terjebak dalam situasi seperti ini? Karina tidak ingin peduli pada bayi ini karena tidak masuk dalam urusannya, tapi entah apa yang akan terjadi jika dia menangis semalaman.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN