Saat menoleh ke tempat duduk Karina saat di mobilnya, Bryan melihat kalau ponsel wanita itu tertinggal di sana, mungkin jatuh dari tasnya saat dia mengambil tas dengan kasar. Merepotkan sekali, pikir Bryan karena ia harus mengembalikan ponsel itu sekarang. Bryan akan mengembalikannya sendiri karena ia belum terlalu jauh dari rumah Karina. Bryan pun memutar mobilnya.
Di sisi lain, Karina berusaha melepaskan cekikan dari pria yang merupakan ayah tirinya itu, orang yang telah menghabisi ibunya. Karina tidak tahu kenapa pria bernama Elan itu bisa berkeliaran karena seharusnya dia mendekam begitu lama di dalam penjara. Dari tiga pria yang pernah menjadi ayah tirinya, Elan adalah yang terburuk.
Elan lebih muda 8 tahun dari mendiang ibu Karina. Awalnya, pria itu terlihat baik dan terlihat dewasa walau dia lebih muda, tapi ternyata dia sangat manipulatif dan gila. Selama 5 tahun menjadi suami ibunya, Karina melihat kalau Elan benar-benar mengendalikan ibunya untuk mendapatkan apapun yang dia inginkan. Setelah menghabisi uang ibunya, Karina melihat kegilaan Elan semakin menjadi karena pria itu tidak hanya menginginkan uang ibunya, tapi juga dirinya.
Karina pernah nyaris dilecehkan oleh Elan, lalu ibunya datang dan menyelamatkannya. Pertengkaran hebat terjadi di antara ibunya dan Elan, saat itulah nyawa ibunya melayang di tangan Elan yang marah karena tidak memdapatkan apa yang dia inginkan. Karina bahkan sempat melihat ibunya yang ditusuk oleh Elan, sebelum ia lari memcari pertolongan, tapi semuanya sia-sia karena ibunya tidak selamat.
Melihat Karina yang nyaris kehabisan napas, Elan pun melepaskan cekikannya karena masih terlalu dini untuk membunuh Karina. Elan mendorong Karina sampai membuatnya jatuh dan terbentur di lantai. Pria ini kini berjongkok di sebelah Karina yang terlihat lemas setelah sempat dicekik.
Tangan Elan mencengkeram dagu Karina dengan kasa, lalu berkata, "Aku pikir, kau memiliki harga diri yang begitu tinggi karena dulu menolakku, tapi lihatlah apa yang kau kerjakan sekarang. Kau menjadi w************n yang melayani setiap pria yang mau memberikan uang padamu."
Karina menepis tangan Elan dari dagunya. Itu berhasil, tapi tidak lama pria itu melakukan hal yang sama lagi, bahkan cengkeramannya kini menjadi semakin keras. Karina merasa tidak bisa melarikan diri saat ini. Apakah hidupnya akan berakhir di tangan Elan?
"Aku punya sesuatu untukmu." Elan memasukan salah satu tangannya ke dalam saku hoodienya, lalu mengeluarkan sejumlah uang yang ia lemparkan langsung ke wajah Karina.
"Aku baru mencurinya dari seseorang. Sekarang, kau bisa melayaniku, kan?" ucap Elan.
"Aku tidak akan pernah melakukannya. Pria berengsek!" Karina masih mencoba memberikan perlawanan, tapi rasanya itu sia-sia saja.
"Kau masih sangat sombong dan keras kepala. Aku benar-benar harus memberimu pelajaran." Elan kembali mencekik Karina sembari tersenyum melihat penderitaannya.
Di saat bersamaan, Bryan yang langsung masuk ke rumah Karina karena pintu yang terbuka, dibuat terkejut ketika melihat ada pria yang mencekik Karina. Bryan langsung menarik pria itu menjauh dari Karina, lalu menghajarnya berulang kali. Tidak cukup hanya dengan tangan atau kaki, Bryan kini mengambil kursi kayu dan langsung dihantamkan ke kepala Elan.
***
Di kediaman pribadi Bryan, seorang pria terlihat turun dari mobil sport mewah berwarna hitam itu. Pria ini adalah Rain, suadara tiri Bryan yang 7 tahun lebih mudah dari Bryan. Hubungan mereka tidak bisa dikatakan begitu baik sampai Rain harus datang ke rumah ini untuk menyapa sang kakak. Rain datang hanya untuk memastikan apakah benar ada sesuatu yang menarik di sini.
Saat turun dari mobil, pengawal Bryan tampak membungkuk hormat pada Rain dan bertanya-tanya untuk apa pria itu datang ke sini. Mereka bahkan tidak ingat secara pasti kapan terakhir kali Rain menginjakkan kaki di sini, mungkin itu terjadi tidak lama setelah kematian Rose. Saat itu, Rain datang seolah hanya untuk melihat penderitaan Bryan.
"Bryan ada di rumah, kan?" Rain bertanya pada salah satu pengawal Bryan yang bernama Dion.
"Ya, Tuan Bryan ada di dalam, tapi sepertinya dia sedang tidak ingin diganggu."
"Aku datang bukan untuk mengganggunya." Rain tersenyum pada Dion, lalu masuk ke dalam bisa dicegah oleh siapa pun.
Bryan belum melihat kedatangan Rain, karena pria ini sedang berada di penjara pengap dan menyeramkan yang ada di kediamannya. Bryan membawa Karina ke rumahnya, memanggil dokter untuk memeriksa kondisinya, dan saat ini dia sedang beristirahat di kamar utama di rumah ini, yang mana kamar itu adalah kamar Bryan sendiri. Sedangkan Elan, pria berengsek yang sebelumnya melakukan perbuatan begitu buruk pada Karina kini ada di hadapan Bryan.
Elan terduduk di kursi dalam keadaan terikat, keadaannya mengenaskan setelah dihajar oleh Bryan. Kepalanya terluka dan darah terus mengalir dari sana, beberapa jari-jari tangannya juga patah. Elan tidak tahu siapa pria yang berdiri di hadapannya, tapi yang jelas adalah dia sangat berbahaya. Bukan nyawa Karina yang akan berakhir di tangannya, Elan merasa kalau nyawanya yang akan berakhir di tangan pria itu.
Setahu Bryan, Elan seharusnya ada di dalam penjara, tapi dia sepertinya melarikan diri. Dari pada mengembalikannya ke tempat yang seharusnya, Bryan lebih senang jika mengirim pria seperti Elan ke tempat yang pantas untuknya, yaitu neraka.
"Tolong lepaskan aku." Elan bicara di sisa tenaganya.
"Aku pasti sudah gila jika melepaskan orang berengsek sepertimu. Dari pada melepaskanmu dan membiarkanmu hidup dengan membuat banyak masalah, akan lebih baik jika kau mati. Aku akan meminta pengawalku mengurus pemakaman untukmu. Kau akan dimakamkan sebagai manusia, bahkan jika sifatmu tidak seperti manusia," balas Bryan, kemudian ia mengambil pistol dan ditodongkan pada Elan.
Jeff dan seorang pengawal lain yang bernama Zane yang juga ada di sana sangat jelas merasakan betapa menyeramkannya Bryan saat ini. Bryan bahkan lebih menyeramkan dari sebelumnya. Mereka tidak tahu pasti apa yang terjadi di antara Bryan, Karina, dan Elan, tapi Jeff tahu siapa Elan. Tadi, Jeff dihubungi untuk membawa Elan dari rumah Karina ke tempat ini, hanya itu. Elan kabur pasti untuk menyakiti Karina karena dia terobsesi pada Karina, lalu sialnya Bryan melihat langsung hal itu. Bryan melindungi Karina sama seperti caranya melindungi Rose.
Perhatian Jeff teralihkan ketika ia mendapatkan informasi tentang kedatangan Rain dari alat komunikasi yang ada di telinganya. Jeff pun mendekat ke arah Bryan yang terlihat sudah bersiap-siap menembak Elan. "Maaf, Tuan, saya perlu menyampaikan sesuatu," ucap Jeff, walau sebenarnya ia takut mengganggu kegiatan Bryan.
"Apa yang begitu penting?"
"Tuan Rain datang dan ingin bertemu dengan Anda."
"Rain?" perhatian Bryan juga sedikit teralihkan. Bryan yakin dirinya tidak memiliki urusan apapun dengan Rain, tapi dia tiba-tiba datang ke sini.
"Apa yang dia inginkan sekarang?" gumam Bryan, lalu ia pergi untuk menemui Rain sembari mengelap noda darah di tangannya dengan sebuah handuk. Sebelum pergi, Bryan sempat mengatakan pada Jeff dan Zane untuk mengawasi Elan dan mengatakan untuk memberikan beberapa pukulan lagi jika memang perlu.
Di sisi lain, Rain tampak sedang berjalan menuju ke kamar Bryan karena menurut informannya, wanita bernama Karina itu sedang istirahat di sana setelah tadi terjadi sesuatu yang buruk padanya. Rain juga mendengar kalau pria yang berani menyakiti Karina berada dalam penyiksaan Bryan saat ini. Jika Bryan sampai melakukan ini, maka Karina pasti sangat berarti untuknya. Ini sangat menarik, pikir Rain.
Sebelumnya, Rain sudah melihat foto Karina yang diambil dari kejauhan dan dia memang mirip dengan Rose, tapi Rain merasa perlu melihatnya secara langsung untuk melihat seberapa jauh kemiripan mereka.
Saat Rain akan membuka pintu kamar Bryan, ada suara dingin yang terdengar. "Apa yang sedang coba kau lakukan?" ini adalah suara Bryan yang membuat Rain sedikit kesal, karena Bryan sudah datang sebelum ia sempat melihat secara langsung wajah Karina.
"Aku pikir, kau ada di dalam," jawab Rain. Rain sempat melirik tangan dan kemeja Bryan yang terlihat penuh noda darah.
"Kau tidak pernah mencariku sampai seperti ini. Apa yang kau inginkan?"
Rain tersenyum, lalu berkata, "Dalam keluarga kita sepertinya sangat aneh untuk mencari satu sama lain."
"Berhentilah basa-basi. Apa yang kau inginkan dariku?"
"Aku ingin mengatakan kalau kesehatan Ayah sedang tidak begitu baik dan sekarang, Ayah berada dalam pengawasan dokter. Sebagai seorang anak bukankah akan lebih baik jika kau datang menjenguknya?" Rain selalu mempersiapkan alasan untuk segala situasi yang mungkin terjadi. Namun, Rain tidak berbohong tentang kondisi kesehatan ayahnya.
Aneh sekali, pikir Bryan. Sebelumnya, Rain tidak pernah datang hanya untuk mengatakan hal seperti itu. Ia dan Rain bahkan tidak saling menjalin komunikasi sebaik itu. Apa ini perintah langsung dari ayahnya?
"Ya, aku akan menjenguk Ayah dalam waktu dekat. Apa ada hal lain yang ingin kau katakan?"
"Kau sepertinya sedang bersenang-senang dengan seseorang. Kau juga terlihat sangat marah."
"Pergilah." Bryan merespon dengan dingin.
"Baiklah. Selamat malam." Rain tersenyum kecil pada Bryan.
Rain sudah ingin pergi, tapi langkahnya tertahan saat ia mendengar suara pintu kamar Bryan yang terbuka. Rain yang begitu penasaran dengan wujud asli Karina langsung menoleh, sebab mungkin saja yang membuka pintu adalah Karina.
"Di mana pria itu sekarang?" ini memang Karina yang baru saja terbangun setelah mengalami mimpi buruk yang berhubungan dengan Elan.
Rain benar-benar terdiam saat melihat sosok Karina, sebab dia terlihat begitu mirip dengan Rose. Potongan rambut mereka mungkin agak sedikit berbeda, tapi itu tidak membuat adanya perbedaan di antara keduanya. Tapi, bagaimana bisa? Selama ini, Rain tidak pernah mendengar Rose memiliki saudara kembar. Rain mengenal Rose sebagai anak tunggal dari mendiang teman ayahnya.
"Ayo masuk." Bryan membawa Karina kembali ke kamar setelah melihat betapa terpakunya tatapan Rain pada Karina.
"Rose?" Rain bergumam setelah Karina tidak lagi terlihat oleh kedua matanya. Saat melihat Karina secara langsung, Rain benar-benar seperti melihat Rose, wanita yang telah tewas di tangan Bryan. Seperti itulah rumor yang Rain dengar, walau ayahnya yakin Bryan tidak mungkin melakukan itu pada Rose, tapi Bryan tidak pernah menyangkal rumor itu.
***
3 tahun yang lalu ...
Kabar kematian Rose, tunangan Bryan menyebar dan sampai ke telinga Rain, setelah sebelumnya tersebar kabar perselingkuhan Rose dengan salah satu pengawal pribadinya dan akhirnya pria itu tewas di tangan Bryan.
Dari informasi yang Rain dapatkan, Rose tewas dengan luka tembak di kepalanya dan tembakan itu diduga dilakukan oleh Bryan. Walau sebelumnya, Bryan mengatakan akan memberikan pengampunan pada Rose dan memaafkan semua kesalahannya, tapi pada akhirnya dia menghabisi nyawa Rose.
"Apa kau yang menembak Rose? Kau bilang, kau sangat mencintainya, tapi apakah ini caramu menunjukkan rasa cintamu? Kau membunuhnya hanya karena dia menjalin hubungan dengan pria lain." Rain bicara pada Bryan saat ada di rumah duka, tampat Rose disemayamkan.
Bryan hanya menatap Rain, tidak mengatakan apapun, dan memilih pergi. "Kau sungguh melakukan itu padanya?" bahkan setelah Rain kembali bicara, Bryan tetap tidak peduli.