Apakah Bapak sibuk?" Arvino menoleh kearah pintu, Kumala berdiri menatap Arvino dan memasuki ruangannya. "Aku sedang sibuk. Lebih baik kamu pergi saja dari sini." Kumala mendecak sebal. "Kenapa akhir-akhir ini Bapak menolak saya? Apakah Bapak sudah mulai bosan dengan saya? Sudah hampir setahun. Saya butuh kepastian." Kumala mendekati Arvino. Bahkan dengan berani hendak mengulurkan tangannya untuk membelai rahang dan pipi pria itu namun dengan cepat Arvino menepisnya. "Singkirkan tanganmu dan jangan pernah menyentuhku lagi!" Kumala menatap Arvino sinis. "Ternyata benar. Bapak sudah bosan dengan saya.". Kumala merasa tidak terima, ia tidak pantang menyerah dan seraya berbisik. "Biasanya Bapak tidak pernah mengindari saya. Kenapa? Apa karena gadis sialan itu yang sudah memuaskan Bapak?"