Arvino sudah tidak memperdulikan lagi oleh waktu yang terus berjalan meskipun ia rela menempuh waktu kurang lebih dua jam dari perjalanan Samarinda ke Balikpapan. Yang ia pikirkan saat ini adalah Allah, Aiza, Allah, dan Aiza. Dalam hati ia berdoa pada Allah semoga Allah membukakan pintu maaf Aiza pada dirinuya atas semua kesalahpahaman yang terjadi. Dan Arvino juga berharap kalau gadis itu akan segera menerimanya setelah semua yang terjadi. Setelah mendapatkan info dan alamat sesuai biodata Aiza di kampus melalui rekan sesama Dosen, saat itulah Arvino menempuh kecepatan penuh untuk bertemu dengan Aiza. Waktu terus berjalan. Sudah satu jam setengah berlalu, masih ada 30 menit lagi untuk tiba dialamat Aiza ketika suara adzan zuhur berkumandang di ponselnya. Arvino pun segera memasuki hal