CALON MENANTU

910 Kata
Vinic dan Luvena tiba di Manhattan tengah malam, keduanya segera menuju apartemen milik putri mereka. Setibanya mereka di depan pintu apartemen milik Perrie, Vinic segera menekan beberapa angka di smart door lock apartemen putrinya tersebut. Ketika mereka memasuki apartemen, Vinic dan Luvena dibuat terkejut dengan kehadiran seorang pria yang tengah meringkuk di atas lantai belakang sofa yang tak lain adalah Tony, Vinic segera mengeluarkan colt 1911 miliknya lalu mengarahkannya ke arah Tony sedangkan Luvena yang melihat kelakuan sang suami segera menepis pistol tersebut dari tangan Vinic. "Jangan ceroboh, Vinic," bisik Luvena lalu berjalan menghampiri Tony dan membangunkan pria itu. "Jangan ceroboh? Yang benar saja, kau yang ceroboh membangunkan penyusup itu," bisik Vinic dari belakang Luvena yang masih membangunkan Tony. "Hei, bangun, kenapa kau tertidur di sini?" Tanya Luvena sedangkan Vinic segera menarik sang istri lalu berdiri di depan wanita tersebut. "Kau sedang apa?" Tanya Luvena. "Aku sedang melindungi mu jika penyusup ini bangun," jawab Vinic. Mendengar suara keributan membuat Tony mengerjapkan kedua matanya, ia melihat dua orang paruh baya tengah berdebat di hadapannya, Tony segera duduk, memejamkan mata lalu meregangkan tubuhnya yang terasa sakit di segala titik, namun beberapa detik kemudian ia segera bangkit dan berdiri di hadapan Vinic dan juga Luvena ketika ia berpikir bahwa dua orang paruh baya yang ada di hadapannya saat ini adalah orang tua Perrie. "Siapa kau?!" Teriak Vinic lalu kembali menarik sang istri untuk berdiri di belakang tubuhnya. "Kau sudah bangun? Siapa kau?" Tanya Luvena dengan tenang seraya menepis lengan sang suami yang sejak tadi menahannya. "Aku Tony, teman Perrie," jawab Tony yang membuat Vinic tersadar dengan pria yang berdiri di hadapannya, satu bulan yang lalu Vinic melihat pria ini bertemu dengan putrinya di loby apartemen, bagaimana dia bisa lupa? "Kau menjaga putriku?" Tanya Luvena seraya tersenyum yang membuat Tony menganggukkan kepalanya. "Oh, terimakasih," ucap Vinic acuh lalu berjalan melewati Tony, meninggalkan sang istri dan menghampiri kamar Perrie. Melihat tingkah sang suami yang tidak sopan membuat Luvena hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu kembali menatap ke arah Tony. "Terimakasih kau sudah menjaga putriku, kau bisa pulang untuk beristirahat, aku lihat kau tidak bisa beristirahat dengan nyaman di sini," ujar Luvena. Tony menimbang perkataan Luvena, ia ingin menjaga gadis yang ia cintai tapi tidak mungkin juga ia memaksa untuk tetap tinggal jika kedua orang tua gadis itu sudah datang untuk berjaga. "Baiklah, aku pamit undur diri," ucap Tony dengan susah payah dan terpaksa sedangkan Luvena tersenyum melihat pria yang berdiri di hadapannya saat ini, ia tahu bahwa pria itu mencemaskan putrinya, terlihat dari sorot mata pria itu yang memancarkan kekhawatiran. Luvena mengusap lengan Tony lalu berjalan menghampiri kamar Perrie di mana Vinic tengah membangunkan putri mereka. Tony yang melihat Vinic dan juga Luvena tengah mengusap kening Perrie dari pintu kamar yang terbuka segera berjalan menuju pintu apartemen dengan berat hati. Di dalam kamar, Vinic mengusap kening Perrie yang membuat gadis itu terbangun lalu terkejut melihat kehadiran kedua orangtuanya. "Dad, Mom." "Anak Daddy yang malang, kenapa kau tidak memberitahu Daddy dan Mommy bahwa kau sakit, huh?" Tanya Vinic mendramatisir yang membuat Luvena memutar bola matanya dengan jengah. "Syukurlah demam mu sudah turun, Mommy yakin Tony merawat mu dengan baik," ucap Luvena dengan lembut seraya menarik handuk basah yang menempel di kening sang putri. "Sejak kapan Mommy dan Daddy tiba?" Tanya Perrie. "Baru saja," jawab Luvena, Perrie segera meringkuk ke dalam dekapan sang ibu ketika Luvena merebahkan tubuhnya di samping Perrie. "Dia berkata bahwa dia adalah teman mu," ucap Vinic curiga. "Dia atasan ku, Dad," jawab Perrie. "Daddy tahu dia atasan mu, tapi tadi dia bilang bahwa di teman mu, Daddy pikir hubungan antara atasan sudah berubah menjadi teman adalah sesuatu yang buruk," ujar Vinic panjang lebar. "Daddy mencari tahu tentangnya?" Tanya Perrie tidak percaya dengan sikap posesif sang ayah. "Kenapa? Apa Daddy salah? Jika hubungan pertemanan kalian berubah menjadi sepasang kekasih, jangan harap Daddy akan menyetujuinya dengan mudah, bagaimana Daddy bisa melepas putri kesayangan Daddy dengan seorang pria yang hanya memiliki lima cabang perusahaan," ujar Vinic. "Belasan cabang asal kau tahu," sahut Luvena yang membuat Perrie dan Vinic menatap wanita itu. "Mommy juga mencari tahu tentang Tony?" Tanya Perrie semakin tidak percaya, ia pikir ibunya itu tidak segila sang ayah. "Tentu, dan tenang saja, Mommy merestui kalian, dia jauh lebih kaya dan tampan dari Daddy ketika muda," ujar Luvena seraya tertawa yang membuat Vinic mendelik sedangkan Perrie hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua orangtuanya. "Aku jauh di bawah pria itu? Yang benar saja, Queen," ucap Vinic tidak percaya. "Honey , jika kau tidak menghamili ku dengan paksa dan menghadirkan Perrie di dunia mungkin aku tidak akan bersamamu hingga saat ini," ujar Luvena. Vinic merengut mendengar perkataan sang istri lalu melipat kedua tangannya di depan d**a. "Ternyata kau memang tidak mencintai ku dari dulu," ucap Vinic lagi-lagi mendramatisir keadaan. "Tentu saja aku mencintaimu, kau tahu itu," ucap Luvena dengan lembut yang membuat Vinic kembali teringat akan masa mereka dahulu, wanita itu memang mencintainya jauh sebelum Vinic menerima tantangan konyol untuk mengencani Luvena yang membuat wanita itu pergi menghilang dari kehidupan Vinic. "Mom, Dad, aku tidak menjalin hubungan dengan Tony, kalian tenang saja," ucap Perrie memecah keributan antara dua orang tuanya tersebut. "Berpacaran lah dengan nya. Mommy mendukung." "Queen. Aku tidak mendukung," ucap Vinic menyahut perkataan sang istri. "I don't f*****g care, honey," jawab Luvena lalu menarik Perrie ke dalam dekapannya tanpa mempedulikan tatapan tidak terima dari sang suami sedangkan Perrie hanya bisa pasrah dan kembali memejamkan mata dibanding harus ikut berdebat dengan kedua orangtuanya tersebut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN