Di dunia ini takada yang abadi. Seperti halnya kebahagiaan. Akan ada saatnya kebahagiaan itu berubah menjadi derita. Tapi, setidaknya izinkan aku merasakan bahagia ini walau hanya sesaat. ****** Cello semakin dekat dengan Shilla. Ada kalanya bertemu dengan sengaja atau tidak sengaja. Shilla juga dapat dengan mudah menerima keberadaan Cello karena memang sifat bawaannya yang santai dan humoris. Bukan humoris, tapi lebih terkesan kearah gila. Seperti saat ini, mereka sedang menghabiskan Jumat sore dengan memakan bekal milik Shilla di taman dekat perumahan. Iya, itu bekal milik Shilla. Tapi dengan tidak tau dirinya, Cello ikut memakan. Bahkan lebih dari setengah bekal itu bersarang di perut karetnya. Mengesalkan bukan? Tapi entah, Shilla tak pernah protes ataupun marah. "La, bekal k