Bab 17. Kapan, Nin?

1024 Kata

“Duh, Mas. Ngapain malam-malam ke kamarmu?” tanya Nindya. “Kamu pura-pura lupa atau bagaimana, Nin?” Tirta balik bertanya dan dia sudah menghabiskan teh susunya. “Oh, mau pijat?” “Ya, iya, Nin. Ya? Aku tunggu.” Nindya mengangguk tersenyum. “Bayar lebih ya, Mas?” “Maksudnya plus-plus?” Nindya cemberut dan berdecak sebal, dan dia pergi begitu saja dari dapur tidak mau lagi menghiraukan panggilan Tirta, karena Tirta tertawa-tawa setelahnya. *** Setelah menyelesaikan pekerjaan utamanya, Nindya pergi ke kamar Naomi dan Cecilia, untuk memastikan kebutuhan anak-anak itu. Ternyata ada sebuah buku yang Lince lupa memasukkannya ke dalam tas Cecilia, dan Nindya dengan cepat mengingatkannya. “Untung Bu Nin ingetin, kalo nggak aku pasti dihukum Miss Linda karena nggak kumpul PR,” oceh Cecilia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN