Masih Marah

1518 Kata

Athala tiba di apartemen sesaat kemudian. Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit saja dari kafe --di mana ia bertemu Titan-- sampai ia tiba di kediamannya. Saat membuka pintu, suasana ruangan yang tadi gelap ketika ia tinggalkan, kini berubah terang. "Kamu dari luar, Mas?" suara Cinta cukup mengagetkan Athala. "Iya!" balas Athala singkat. Berjalan melewati sang istri yang berdiri di dekat ruang makan. "Aku sudah siapkan makan malam. Apa kamu tidak mau makan?" "Aku sudah makan." Athala tidak menoleh sama sekali ketika menjawab tawaran istrinya. Entah dari mana suaminya itu, Cinta tidak mau bertanya lebih jauh. Sikap ketus yang kembali ditunjukkan oleh Athala, cukup membuat gadis itu semakin mengerti untuk tidak terlalu berharap akan perubahan yang dilakukan oleh sang suami. Cinta kemb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN