Enam Belas

1037 Kata
Tidak ada hal yang lebih buruk dari kau tidak mengenal siapa dirimu sendiri. Dan parahnya kau bisa melihat tentang dirimu dari ingatan orang lain. Tidak lupa bagian terburuknya, saat kau merasa dirimu diingatan orang lain, kau menemukan kenyataan yang menunjukkan perbedaan yang nyata dengan dirimu saat ini. Kehilangan jati diri seperti tersesat di hutan berbahaya. Jika kau salah langkah. Kapan pun kau akan terjebak dan tak berdaya. Parahnya kau bisa mati. Dari mana aku harus memulai. Ingatanku hanya berada saat aku bangun dalam kegelapan dengan rasa haus yang luar biasa. Yang kurasakan saat itu hanya bau nikmat dari sesuatu yang bergerak dalam gelap. Dan aku menyadari jika bau itu adalah darah. Darah dari sesuatu yang berbentuk sama sepertiku. Tapi dia lemah. Dan anehnya dia sama sekali tidak keberatan aku menghisap darahnya. Seolah-olah ia ditakdirkan hidup hanya demi menjadi makananku. Beruntung aku hanya haus sewaktu-waktu. Bahkan saat ini aku tak haus sama sekali. Padahal waktu telah lama berlalu. Aku bisa melihat masa laluku lebih banyak dari ingatan lelaki yang mengajakku pulang. Tak menyangka jika ternyata aku tak sendirian. Terlebih wanita aneh itu. Yang mengaku ibu tapi tak pernah memelukku. Seperti ibu Jay dalam ingatannya. Atau sosok wanita diingatan Hari.  Anehnya lagi sejak aku pulang kerumah ini. Wanita itu tak pernah muncul lagi dihadapanku. Wanita yang mengaku ibuku itu seolah lenyap seketika. Hal terakhir yang paling mengejutkan terjadi sekarang ini. Beberapa teman berkunjung. Dan aku juga sudah membaca ingatan mereka. Semua benar. Aku selalu bersama mereka. Selayaknya kisah persahabatan yang kulihat di televisi. Atau pertemanan ala kisah-kisah anak sekolah pada umumnya. Tapi, benarkah aku se-manusiawi begitu. Dirumah ini yang bukan manusia penghisap darah hanya Jay. Wajar jika aku keluarga para paman dan wanita yang mengaku ibuku itu. Tapi teman dari kalangan manusia biasa aku tak menyangka sama sekali. Dari keempat teman manusiaku itu hanya satu yang entah mengapa aku selalu ingin melihat kearahnya. Namanya Tiara. Dia gadis yang menolak k****a pikirannya. Katanya aku alergi perempuan. Alergi? Rasanya aku ingin tertawa terbahak-bahak mendengar lelucon itu. Sayang mulutku kaku untuk tertawa. Dan selain semua itu. Aku penasaran dengan tempat yang bernama sekolah. Rasanya tempat itu menyenangkan. Dan senang rasanya ketika Kubuka lemari pakaian dan kutemukan seragam sekolah seperti di dalam ingatan mereka semua. Dikamarku juga ada fotoku memakai seragam ini. Tapi benarkah? Pertanyaan itu terus berulang-ulang diingatanku. Aku ini iblis.  Iblis paling terkutuk dari para iblis yang ada di rumah ini. Aku haus darah, mereka tidak.  Aku tidak lapar dan minum, mereka makan dan minum layaknya manusia. Benarkah aku bagian dari kelompok mereka? Semua membingungkan.   ***   Pintu kamar Adam terbuka. Samuel masuk. Ketika Adam berbalik menghadapnya Samuel langsung menekuk sebelah kaki seraya menundukkan kepala. Adam memundurkan kakinya beberapa langkah. "Apa yang kau lakukan? " kejutnya. "Ampuni hamba tuanku. Terima salam hormat hamba," ucap Samuel. "Heh.  Jangan membuat lelucon.  Ini bukan jaman kerajaan. Bukannya kau pamanku. Bagaimana kau bisa bertekuk lutut di hadapan ponakanmu sendiri. " Samuel tak bergeming.  Adam mati kutu.  Ia tak tahu harus berbuat apa. Tapi ia tidak bsa membiarkan laki-laki it uterus berlutut dihadapannya. "Berdirilah Paman," ucapnya akhirnya.  Dan untungnya kata-kata Adam mampu membuat pamannya berdiri. "Tuan.  Jangan terlalu berpikir keras. Saat ini kami sudah membuat pengamanan ketat.  Mereka tidak akan menyerang kita.  Rumah yang kita tempati ini ada tepat di jantung kota.  Posisi ini menguntungkan kita.  Mereka tidak akan menyerang kita di depan para manusia, " lapor Samuel. "Aku tidak hawatir soal itu," sahut Adam dengan menghela napas berat. "Lalu apa yang dipikirkan tuan. Mungkin saya bisa membantu. " "Baiklah. Kalau kau ingin membantu. Katakan.  Siapa aku sebenarnya.  Semuanya.  Dari masa lalu hingga kini. " Samuel terkejut dengan pertanyaan itu.  Ia bingung harus cerita dari mana. Terlebih lagi apa Adam akan percaya. BLARRRR. BLARRRR. BLARRRR. Suara dentuman keras terdengar dari bawah.  Adam dan Samuel terkejut.  Mereka keluar dari kamar.  Asap berwarna putih memenuhi rumah. Samuel sadar dengan asap itu,  namun ia telat hingga kesadarannya menipis dan ambruk.  Adam terkejut, nampaknya asap itu mempengaruhi kesadaran seseorang.  Dan anehnya ia sama sekali tidak terpengaruh.  Dengan siaga ia mengangkat tubuhnya kelangit-langit rumah.  Dari posisinya ia bisa melihat beberapa orang memasuki ruangan.  Di tangannya terdapat senapan dan s*****a lain yang berbahaya. "Sesuai dugaan.  Ia tidak ditemukan. " Lapor seseorang sambil menyeret tubuh Frans.  Kemudian beberapa anak remaja.  Adam terkejut bukan main.  Ia tidak menyangka samasekali jika teman-temannya masih ada dirumah ini. "Tuan. Di rumah ini ada empat vampir.  Dan kelima anak-anak ini adalah manusia. " Lapornya lagi pada seseorang yang menutup wajahnya dengan topeng. Ia berjalan menatap sekeliling. "Dimana dia. Kita harus menangkapnya bagaimanapun caranya," ucapnya seraya menggebrak meja hingga hancur berkeping-keping. "Tapi bagaimana kita akan menangkapnya.  Bukankah kabarnya dia lebih kuat dari kaisar vampire terdahulu," sahut seseorang di sampingnya. "Kau sejak dulu memang bodoh. Siapapun dia.  Dia itu masih anak-anak.  Dan perubahannya juga masih terhambat. Meskipun dia sudah minum darah dia tidak akan kuat sekarang. " "Tapi kata tetua, darah adalah kekuatannya," bantah orang di sampingnya lagi. Pok.  Ia mendapat pukulan di kepalanya. "Dia hanya bisa kuat jika meminum darah orang yang di cintainya. Dan tentu saja dia tidak akan melakukannya," terlihat senyum sinis di bibirnya yang tidak tertutup topeng. "Kenapa dia tidak akan melakukannya?" tanya lelaki di sampingnya sambil menutup kepalanya takut kena pukul lagi. "Tentu saja jika ia melakukannya,  maka wanita yang dicintainya akan mati kehabisan darah," bentaknya membuat lelaki disampingnya memindahkan tangan di kepalanya ke telinga. "Aku tak mengerti, bagaimana aku bisa punya saudara yang bodoh sepertimu.  Merepotkan saja," sungut lelaki bertopeng. "Cepat sana cari dia lagi.” Yang disuruh segera berlari ke sana ke mari dari ruangan yang satu ke ruangan yang lain dengan kecepatan vampir. Tapi yang dicari tidak ketemu. "Tidak ketemu kak. " Lelaki bertopeng terlihat tidak suka. Ia bersiul tiga kali.  Dan dalam sekejab datanglah beberapa vampir dan langsung ia perintahkan mencari Adam. Namun hasilnya nihil. "Ah.  Entah mengapa aku jadi kesal.  Kupikir ini akan mudah. Seperti membuat Samuel tak sadar seperti ini," ucapnya puas melihat vampire tertua itu terlihat tak berdaya. Kemudian pandangannya beralih ke deretan teman-teman Adam. "Sepertinya bau darah gadis ini lumayan. Aku jadi lapar. Ia juga cantik," ucapnya sambil menjulurkan tangan untuh menyentuh wajah Tiara. Namun belum sempat ia lakukan sebuah serpihan kaca melukai tangannya agak dalam. "Sial....  Siapa itu.  Cepat keluar!! "Teriaknya seraya menahan sakit tangannya yang berdarah.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN