Setelah bertekad, akhirnya Aluna memilih mengajak Alvar untuk menemui Aldrich di rumah Kevin. Ia begitu penasaran mengenai sosok itu, padahal yang Aluna ingat, ia tidak pernah menganggu Aldrich ataupun sosok itu. Tapi mengapa ada sosok yang menganggu dirinya?
Aluna menatap William yang tengah duduk disampingnya, teman hantunya ini bersedia ikut bersamanya.
"Udah siap, Al?" Tanya Alvar
Aluna menganggukkan kepalanya. Mereka berdua pun lantas segera pergi. Untung saja hari ini kuliah dan kerja Alvar libur sehingga mereka tidak akan kesusahan untuk bertemu Aldrich
***
Aluna menghela nafas kesal, kakaknya ini bisa-bisanya mengajak mereka untuk makan lebih dulu. Kevin yang mendengar pun hanya menganggukkan kepalanya setuju, sedangkan Aldrich. Pria itu terlihat sangat canggung
"Masih lama Kak pesanannya datang?" Tanyanya malas
Alvar menganggukkan kepalanya, "kalau di aplikasi sih, estimasi waktunya satu jam paling lama." Jawabnya
Aluna tersenyum tipis mendengarnya, itu berarti sekarang dia dapat bertanya mengenai sosok itu pada Aldrich
"Pak Aldrich." Panggil Aluna
Ketiga pria itu pun lantas menatap Aluna
"Boleh saya ber--"
"Tunggu Aluna." Potong Kevin, wajahnya terlihat mulai memucat
"Apa ini tentang itu?" Tanyanya ragu
Aluna menganggukkan kepalanya. Kevin meneguk ludahnya kasar.
"Kalau begitu kalian bertiga saja, aku akan keluar menunggu pesanan kita." Tutur Kevin sembari berdiri dari duduknya
Alvar berdecak, betapa penakutnya sahabatnya ini. Meskipun dia sendiri orang yang penakut, tapi Kevin lebih penakut darinya
"Tetap disini Kevin." Perintah Alvar sembari menatap tajam Kevin
Kevin kira dia sendiri yang takut, tapi tidak. Nyatanya Alvar juga mulai merinding sekarang. Aldrich menatap bingung mereka, ada yang aneh dengan Kevin
"Kak Kevin, duduklah." Pinta Aluna jengkel
Kevin menghembuskan nafasnya pelan, lantas kembali duduk
"Mengenai so--"
"Tunggu Aluna, boleh saya bertanya lebih dulu?" Potong Aldrich
Aluna menghela nafas berat, lalu menganggukkan kepalanya.
"Tentang sosok perempuan yang waktu itu kamu bilang, bagaimana kamu bisa tau? Maksudku, aku tidak pernah membawa perempuan saat di pesta itu. Dan kamu mengatakan aku bersamanya. Bagaimana kamu bisa melihat perempuan itu sedangkan aku tidak?" Tanya Aldrich melepaskan semua rasa penasarannya
"Ini yang mau saya bicarakan." Tukas Aluna tenang
Matanya menatap William yang sedari diam disampingnya
"Saya punya kelebihan." Tuturnya
Aldrich mengerutkan keningnya. "Kelebihan?" Tanyanya
Aluna menganggukkan kepalanya. "Indigo, semacam kemampuan spesial. Seperti bisa melihat apa yang tidak bisa Kalian lihat, salah satunya hantu." Jelasnya
Aldrich menatap bingung Aluna. "Jadi maksudmu, perempuan itu hantu? Karena saya tidak bisa melihat, sedangkan kamu bisa?" Tanyanya
"Kurang lebih seperti itu." Jawab Aluna tenang
Aldrich mengusap tengkuknya yang tiba-tiba merinding. Jadi, selama ini ia hidup bersama hantu? Betapa menakutkannya hidupnya selama ini
"Tapi mengapa hantu itu bersamaku? Maksudku, aku tidak pernah merasa melakukan sesuatu yang menganggu mereka." Tanya Aldrich
Kevin diam, dia merinding sekali. Rasanya ia ingin keluar dari rumahnya sendiri sekarang juga
"Apa sosok itu ada disini?" Tanya Alvar tiba-tiba
Dia juga penasaran, karena yang ia baca dari beberapa website. Jika kita membicarakan hantu, maka hantu itu pasti akan muncul
Aluna menatap sekeliling, namun tidak melihatnya. Lantas menatap William yang menunjuk tangannya ke arah sudut
"Apa boleh aku pergi Aluna? Aura perempuan itu sangat menyesakkan." Pinta William
Aluna menatapnya lama, lalu menghela nafasnya. Biarpun William juga sejenis dengan mahluk itu, tapi William tetaplah sosok yang penakut jika ia merasa aura sosok itu sangat kuat baginya
"Pergilah." Ijinnya pelan
Aluna lantas menatap Alvar yang masih menunggu jawabannya
"Dia ada di sudut rumah, sedang mengawasi kita." Jawab Aluna
"Bagaimana penampilannya?" Tanya Aldrich
Aluna menatapnya sembari menaikkan sebelah alisnya. "Apa anda mau saya memperlihatkan sosok itu untuk anda?" Tanya balik Aluna
Alvar lantas menggelengkan kepalanya tidak setuju, sedangkan Kevin menatap horor Aluna
"Jangan mau." Sergah Kevin cepat
"Aku tidak paham, maksudnya bagaimana?" Tanya Aldrich tidak paham
Kevin menghela nafas. "Nanti, kau dapat melihat wujud sosok itu dengan bantuan Aluna. Jangan mau, Aldrich. Hantu itu menyeramkan." Balasnya
Kevin, Alvar, dan David pernah diperlihatkan hantu oleh Aluna. Ia pikir hantu itu tidak terlalu menyeramkan, tapi ketika Aluna memperlihatkan padanya. Ia langsung ketakutan, wajah hantu yang diperlihatkan Aluna sangat menyeramkan
Aldrich yang paham langsung menggelengkan kepalanya. Jika Kevin dan Alvar saja menolak, bukankah itu berarti wujud sosok itu benar-benar menakutkan?
Aluna mendengus melihat wajah Aldrich yang memucat, jelas pria ini ketakutan. "Ah, ya. Apa anda tidak merasa aneh akhir-akhir ini?" Tanya Aluna
Aldrich menganggukkan kepalanya. "Banyak, karna itu aku ingin menginap. Setidaknya aku ada teman yang satu atap denganku." Jawabnya
"Maksudku, seperti perusahaanmu tiba-tiba menurun atau tentang perempuan." Jelas Aluna
Aldrich mengerutkan keningnya mencoba mengingat sesuatu,lalu menganggukkan kepalanya
"Ada, ini tentang perempuan. Aku selalu gagal ketika berhubungan dengan perempuan, seperti aku menyukai perempuan itu tapi perempuan itu tidak menyukai ku dengan alasan yang aneh. Bahkan aku juga pernah hampir menikah, sayangnya tiba-tiba ia membatalkannya karena perempuan itu tiba-tiba menjadi stres" Ingatnya
"Jadi, sosok itu hadir dengan tujuan untuk menggagalkan hubungan anda dengan perempuan lain." Simpul Aluna
Sekarang Aluna paham mengapa sosok itu hadir dalam hidup Aldrich. Namun, yang menjadi kebingungannya, apakah sosok itu melakukan itu karena menyukai Aldrich atau sosok itu adalah kiriman dari seseorang yang tidak menyukai Aldrich
"Apa anda memiliki musuh?" Tanya Aluna lagi
Alvar berdecak mendengarnya. "Dia seorang pengusaha Aluna, jelas dia memiliki banyak musuh." Jawabnya
Aluna mendengus, itu juga ia tahu. "Musuh yang aku maksud itu seperti perempuan yang pernah dicampakkan atau disakiti oleh pak Aldrich, sehingga perempuan itu dendam dan bisa saja mengirim sosok itu untuk membalas dendam." Jelasnya
"Atau bisa jadi, sosok itu menyukai pak Aldrich. Sehingga ia selalu mengikuti kemanapun pak Aldrich pergi dan merusak semua hubungan pak Aldrich dengan perempuan lain." Tambahnya
Aldrich merinding, bagaimana jika sosok itu ternyata menyukainya? Karena seingatnya ia tidak pernah menyakiti perempuan apalagi mencampakkannya.
"Seingatku aku tidak pernah memiliki masalah dengan perempuan." Balas Aldrich
Aluna menganggukkan kepalanya mengerti, ia tidak akan bertanya lagi karena sudah mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya. Tapi mengenai suara tawa yang ia dengar di malam hari, apakah itu ada hubungannya dengan sosok itu?
"Ah ya mengenai wujud sosok itu." Ucapnya
"Wajahnya hancur seperti terseret aspal, kalian bisa membayangkannya sendiri." Tambahnya singkat sembari menatap sudut dimana sosok itu berada
Keningnya mengkerut ketika tidak menemukan sosok itu di sana. Lalu matanya menatap Aldrich sembari melotot
"anjing!" Umpatnya pelan merasa kaget, lantas mengusap dadanya
Alvar yang mendengar pun menatap Aluna. "Ada apa?" Tanyanya
"Sosok itu sekarang ada didekat kita." Ucapnya membuat ketiga pria itu langsung berdiri dari duduknya
Aluna yang melihat pun ikut berdiri
"Didekat kita dimana?" Tanya Kevin khawatir, dan takut
Ketiga pria itu segera mendekatkan diri pada Aluna
"Dimana Aluna, cepat katakan." Desak Aldrich
Seluruh tubuhnya benar-benar merinding sekarang, Aluna menatap mereka mencoba tenang
"Dia ada di belakang sofa tempat pak Aldrich tadi duduk." Jawab Aluna
Ketiga pria itu semakin memucat
Tinggg
Suara bel berbunyi tiba-tiba membuat mereka bergetar
"Paket!"
Mendengar itu, mereka berempat pun segera berlari membuka pintu