Part 8

1245 Kata
Di rumah Kediaman Keluarga Karyadi, Ibunya masih sakit dan terbaring lemah di atas ranjang karena kehilangan putranya selama 6 bulan. Cika sudah Move On dan berusaha keras melupakan enggar yang tubuhnya belum di temukan tapi ia masih memperlakukan Ibu Diana seperti mertuanya. Cika keluar dari kamar Ibu diana dan melihat aryo sedang duduk menghadap ke jendela. "Ada apa yo?" Tanya Cika. "Aku ingin tanya satu hal sama kamu, andaikan enggar masih hidup, apakah kamu akan kembali ke sisinya?" Tanya Aryo. "Aku tak akan pernah bisa mengatakan tidak, karena aku masih sangat mencintainya, jika dia masih hidup itu akan menjadi hadiah terindah buatku yo" jawab Cika. Aryo hanya diam saja ketika mendengar apa yang di katakan sahabat kecilnya. "Ada apa dengan pertanyaanmu?" Tanya cika. "Sepertinya Enggar masih hidup" jawab Aryo. "Apa? Enggar masih hidup? Ada apa dengannya? Jika dia masih hidup kenapa tak pernah pulang kerumah? Sudah 6 bulan berlalu, dia dimana? Dia tinggal dimana?" Tanya Cika. "Aku ga tau dia tinggal dimana dan alasan kenapa dia belum pulang kerumah, aku juga belum tau" kata Aryo. Di detik kemudian bunyi bel rumah membuat obrolan mereka terhenti, Cika lalu membuka Pintu rumah dan melihat enggar sedang berdiri tepat di depan pintu. Cika terkejut bukan main melihat lelaki yang ia cintai masih hidup dengan tubuh yang utuh. "Enggar? Kamu enggar kan?" Tanya Cika dengan berlari kepelukan enggar. Enggar membalas pelukan itu dengan hangat karena bagaimanapun ia memang menaruh perasaan kepada cika. "Iya ini aku, tapi---" "Tapi apa? Kamu dari mana? Kamu sudah menghilang selama 6 bulan, ada apa denganmu? Bagaimana kabarmu?" Tanya cika dengan menyentuh wajah enggar dengan kedua tangannya. Aryo sama terkejutnya dengan Cika ketika melihat sahabatnya sudah kembali. "Jangan mengajukan pertanyaan terlalu banyak cika, biarkan enggar masuk dulu, Biarkan dia bernafas dulu" kata Aryo. "Ayo sayang, kita masuk" kata Cika sembari merangkul enggar. Enggar langsung ke kamar melihat ibunya sedang terbaring lemah dengan pernafasan bantuan yang di letakkan di hidungnya. "Mama kenapa Yo, cika?" Tanya enggar. "Beliau mulai sakit ketika mendengar kabarmu terjatuh di bukit" kata Aryo. "Apa? Aku terjatuh di bukit? Yang ku ingat hanya penculikanku, bukan di bukit" kata Enggar. "Tapi mobilmu ada di bukit itu, kami harus mencarimu kesana kemari karena mayatmu belum di temukan,tapi aku sangat bersyukur kamu masih hidup" kata cika memeluk Enggar. "Trus lo kemana 6 bulan ini?" Tanya aryo. "Gua ga tau gua di mana selama 6 bulan, setelah sadar gua udah dirumah sakit tak seorangpun di sampingku waktu itu" kata enggar. "Itu semua sudah tak penting yang terpenting saat ini kamu sudah kembali dan masih hidup, kami membutuhkanmu, perusahaan juga membutuhkanmu termaksud aku" kata cika. # Dirumah sakit hena begitu panik ketika melihat Gilang sudah tak ada di kamarnya, Hena mencari gilang di sekitaran rumah sakit tapi tak juga menemukan sosok suaminya. Ia begitu khawatir sesuatu terjadi kepada suaminya apalagi dalam kondisi belum stabil. Hena bingung ia bertanya kesemua orang jika saja ada yang melihat ciri-cirinya tapi tak ada seorangpun yang melihatnya. "Ya allah....gilang kamu di mana? Kenapa kamu pergi? Kamu kemana sih sebenarnya? Aku begitu sulit mencarimu" Batin hena. Hena lalu beristirahat sejenak dan duduk di Lobi rumah sakit dengan tetesan air matanya, ia bingung harus mencari kemana lagi, ia juga sudah menghubungi ibunya tapi ibunya pun tak melihat sosok gilang dirumah. Semua orang begitu heboh di rumah sakit ketika sedang menonton berita, tapi hena tak perduli sama sekali yang ia perdulikan adalah kondisi suaminya saat ini dan kemana perginya. "Kamu ga mungkin meninggalkanku kan lang?" Batin hena. Hena bingung dan tak percaya kemana perginya gilang tanpa memberitahukannya. "Aku tak akan pernah meninggalkan tempat ini lang, aku akan selalu menunggumu sampai kamu datang menjemputku" Batin Hena. Ia memutuskan untuk tetap berada dirumah sakit siapatau saja gilang kembali mencarinya. "Aku harus kuat menunggu suamiku kembali, dia tak mungkin meninggalkanku setelah masa-masa sulit dan indah yang kita hadapi" Batin Hena. # Sudah hampir malam hena masih berada dirumah sakit ia tak ingin meninggalkan tempatnya duduk karena bisa saja Gilang kembali. Tak lama kemudian Disa datang kerumah sakit dan melihat keadaan sahabatnya yang mengkhawatirkan. Disa lalu menghampiri hena dengan pelan karena tak ingin membuat Hena terkejut. "Lo ngapain disini malam-malam" Tanya Disa yang begitu menjaga perasaan sahabatnya. Tanpa menjawab pertanyaan Disa, hena langsung memeluk sahabatnya dan menangis di pundak Disa, sejak tadi Hena tak juga berhenti menangis ia masih menginginkan suaminya kembali. "Mungkin gilang pergi kesuatu tempat yang penting, karena tak ingin mengganggumu ia tak pamit tapi pasti dia akan kembali, gilang kan sangat mencintai lo" kata disa yang berharap kata-katanya bisa menjadi penghibur. "Jika dia tak kembali?" Tanya Hena. "Ya ga mungkinlah dia ga kembali, lo kan istrinya" kata Disa. "Tapi sekarang ini kita harus Pulang dulu ya Hen, siapatau gilang nyari lo dirumah" Kata disa sembari membantu istrinya berdiri. # Suasana di rumah Enggar kembali seperti semula dan ibu diana sudah sadar setelah melihat kepulangan putranya walaupun tak percaya jika Enggar masih hidup. Enggar di temani Cika malam ini, Cika masih tak menyangka enggar sudah kembali dan masih hidup, kebahagiaan Cika begitu besar melihat calon suaminya kembali. "Nggar, Ini aku buatkan teh hangat" kata cika sembari masuk kedalam ruang kerja enggar. "Makasih ya!! Kamu belum pulang? Aku akan menyuruh Geri mengantarmu" kata enggar. "Apa aku ga bisa nginap disini aja?" Tanya Cika. "Kamu kan seorang wanita, wanita tak pantas untuk tidur dirumah seorang lelaki" kata Enggar membuat Cika mengerti. Cika hanya menjawab dengan anggukan. "Tapi, kamu tak akan pergi lagi kan?" Tanya Cika. "Ya ga lahh...aku kan sudah disini, aku mau kemana lagi" jawab enggar. "Besok kamu harus mengkonfirmasi bahwa kematianmu itu sesuatu yang di rencanakan orang lain dan buktikan kesemua orang kamu masih hidup dan bisa kembali mengambil alih perusahaan, aku akan menyiapkan beberapa wartawan untukmu" kata cika. Enggar hanya mengangguk. Cika akhirnya pulang kerumahnya dengan perasaan yang takut jika enggar bisa pergi lagi, tapi ia percaya enggar tak mungkin meninggalkannya untuk yang kedua kalinya. Aryo memilih menginap dirumah sahabatnya. Ketika enggar masuk kedalam kamarnya ia melihat aryo sedang membaca buku di atas ranjang. "Lo ga pulang?" Tanya enggar. "Ngapain gua pulang, selama lo pergi rumah ini sebagai penampung buat gua" jawab aryo. "Tapi gaya lo seperti seorang suami nunggu istrinya masuk kedalam kamar" kata enggar. "Lo bisa aja deh, udah pernah nikah lo emangnya?" Tanya Aryo. "Tapi bro, gua penasaran dimana gua tinggal selama 6 bulan ini. Kalau lihat dari penampilan gua yang pertama sepertinya seseorang telah menyelamatkan hidup gua" kata Enggar sembari duduk di Kursi goyangnya. "Apa lo ga ingat sama sekali bayangan di mana lo pernah tinggal?" Tanya Aryo serius. "Iya, gua bener-bener ga ingat" kata Enggar. Enggar mencoba mengingatnya di mana ia pernah tinggal dan diberi tumpangan kepada siapa tapi ketika ia mencobanya kepalanya terasa begitu sakit. "Besok kita ke Ferdinan buat meriksa kesehatan lo dulu" kata aryo. Enggar hanya mengangguk. # Esok paginya ketika Hena terbangun ia masih saja mengingat sosok suaminya dan mengingat kenangan bersama Gilang. Tak satupun kabar dari gilang tapi hena tetap berharap gilang akan kembali. Ketika ia bangun Ibu amanda dan atom sedang menonton televisi. "Ibu lagi ngapain?" Tanya Hena. "Henaa sayang....kamu sudah menonton tv?" Tanya Ibu amanda. "Kakak......Abang ipar ada di Televisi" kata atom sembari menarik baju kakaknya. Hena lalu melihat televisi dan menontonnya, Hena begitu syok menonton berita bahwa enggar pewaris terkaya di jakarta sudah di temukan. Hena lalu duduk di samping ibunya dengan pandangan yang kosong karena tak menyangka suaminya adalah pewaris terkaya dan sebentar lagi akan menikah dengan wanita yang berada di bidang yang sama dengannya. "Jadi gilang itu Enggar karyadi?" Tanya ibu amanda.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN