“Regan, gua minta maaf ya. Gua sadar, gua sudah keterlaluan banget,” ucap Nirina memelas. Saat bel istirahat berbunyi, dengan segera menghampiri kelas Regan. Nirina harus bisa bertemu Regan saat ini juga. Daripada masalahnya nanti makin berlarut. Di belakangnya, Lila menyusul. Gadis itu harus membereskan buku-bukunya terlebih dahulu. Mengamankan pulpen dari pencuri pulpen yang selalu meresahkan penghuni kelas. Sering kali kehilangan alat tulis itu jika diletakkan di atas meja. Sepertinya hampir di setiap kelas ada yang seperti itu. Regan tersenyum. “Gua sudah memaafkan lu kok. Eh, sebenarnya lu enggak salah sih. Semua yang keluar dari mulut lu benar semua. Enggak ada yang salah. Gua memang terlalu percaya diri bisa masuk ke dalam hidup lu. Terlalu ikut campur sama masalah lu. Sedangkan p