Merasa Bersalah

1917 Kata

Sepanjang sisa hari, Nirina terus saja merutuki dirinya sendiri. Tidak sepantasnya berkata sekasar itu pada Regan. Niat Regan baik. Tapi Nirina saja yang memandangnya dari sisi lain. Selama ini juga Regan selalu ada di saat apa pun. Bahagia bahkan terpuruk. Pria itu seolah ditakdirkan untuk berada di dekatnya. Huh, harusnya Nirina tidak mengatakan hal tadi. Regan pasti sakit hati. Harusnya, harusnya, dan harusnya. Berandai juga percuma. Semua tidak akan kembali seperti semula. Yang bisa Nirina dapat ya penyesalan. “Gua bodoh banget sih. Argh!” Setibanya di rumah dengan menaiki angkutan umum, Nirina makin merasa bersalah saat nenek Anah bertanya di mana Regan. Ternyata benar Regan yang meminta pak Ardi agar tidak menjemput dengan alasan Nirina akan ada kelompok terlebih dahulu. Huh, bahka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN