Hari berganti. Namun sakit hati yang terasa masih saja ada. Tertinggal dalam hati tanpa berniat untuk pergi. Masih terbayang saat prianya menghindar demi bisa bersama wanita lain. Rasa itu masih sama. Menghunus hatinya tepat sasaran secara dalam. Ah, bukankah memang Nirina sudah terbiasa akan rasa sakit? Tapi yang ini rasanya berbeda. Terasa lebih menyakitkan. Orang yang dipercaya akan selalu ada perlahan mulai meninggalkan tanpa alasan yang jelas. “Selamat pagi mama. Doakan hari ini akan menyenangkan ya. Tetap tunggu aku,” sapa Nirina ceria pada foto mendiang ibunya. Nirina tidak pernah bosan melakukannya. Hanya itu yang bisa dilakukan untuk merasakan kehadiran Diana di sisinya. Walau selalu tidak ada jawaban, dalam bayang Nirina merasa seolah foto itu membalasnya dengan senyum. Sebuah