Sashi mendekati posisi di mana anjing itu tergeletak lemas, menjemput ajalnya. Mata wanita itu terlihat panik, namun sepertinya hanya kepintara akting saja. Tak lama kemudian, mata ini mengarahkan pandangannya padaku. Tanya dan kebingungan tersorot jelas di maniknya. Namun apakah aku percaya? Maaf Sashi. Kau cantik, kau segalanya yang kuinginkan. Khususnya tubuhmu, menjadi apa yang paling kubutuhkan saat ini. Tapi, kau baru saja berani meracuniku lagi. Apa yang akan terjadi padaku barusan, jika saja anjing itu tidak memakan masakan itu dulu? Aku yang akan berada di posisi itu, tergeletak lemas dan mati. Lagi, aku melihat sendiri bagaimana racun yang mematikan yang ditujukan padaku berlalu salah tujuan. "Kau berani mencoba meracuniku lagi?" tanyaku dengan suara pelan tapi sarat geraman